oline terpental cukup jauh dari kejauhan mobil aralie dkk baru saja sampai menyaksikan kecelakaan itu mereka langsung turun dan berlari ke arah erine dan oline, sementara erine berada di pinggir pembatas jalan dengan namun tidak sadarkan diri dan darah yang keluar dari pelipis nya
"Telfon ambulans!" perintah Aralie dan ribka menelfon Nala dan nachia ke arah oline yang di kerumuni oleh warga
"minggir!" Ucap Nala mencoba menerobos dan nachia berada di belakang nya dia melihat kondisi oline benar benar jauh dari kata baik Nala memeriksa denyut nadi nya namun tidak berdetak
"ga, gamungkin!"teriak Nala
"telfon ambulans!" Ucap Nala, nachia mengambil cincin yang di jadikan kalung itu cincin erine dan oline terputus dia mengambil nya dan menyimpan nya di jaket milik nya
mereka berdua sudah sampai di lobby rumah sakit dan mereka tau siapa korban kecelakaan ini adalah erine para dokter Langsung memberikan pertolongan begitu juga oline di berikan tindakan lebih lanjut
"Nala? hey kenapa nangis?" tanya nachia dia menyuruh Nala duduk. aralie dan ribka dengan baju yang masih ada bekas darah ikut duduk
"pas gua ngecek denyut nadi oline ga berdetak nin" ucapan Nala membuat mereka tidak bisa berekspresi apapun.nachia memeluk nala dengan tangannya yang bergetar dia memeluk nya dengan erat
"hey mungkin itu salah, kita berdoa semoga baik baik aja ya" ucap nachia walaupun nachia sedikit panik dan takut bukan kalau yang dipikirkan nya terjadi gimana dengan erine
saat mereka menunggu oline dan erine tiba tiba ruangan oline terbuka dan para dokter dan suster membawa oline
"dokter temen saya baik baik aja kan?" tanya aralie
"pasien koma, saya harus membawa nya keruangan ICU untuk penanganan lebih lanjut saya permisi" ujar dokter dan aralie menutup mulut nya saat dokter mengatakan hal itu
"ga mungkin" mereka semua menengok ke arah erine yang berdiri ga jauh dari nya dan ada suster di belakang erine. erine berjalan dengan terseok seok ke arah mereka
"bilang ke gua kalau itu bohong!" erine berusaha menahan nangis
"JAWAB!" Bentak erine dan aralie diam saja dia binggung harus mengatakan apa karena erine sendiri dia mendengar apa yang di bilang dokter
"tenangin diri lu dulu rin, kita berharap semoga oline baik baik aja" ucap aralie mencoba menenangkan
"gimana bisa tenang aralie! oline koma" Jawab erine dia tidak bisa menahan tangis lagi dia mencoba berjalan ke ruangan ICU namun aralie menahan nya
"pliss kendaliin diri lu erine!" Ucap aralie sedikit meninggi
"liat kondisi lu dulu!" Bentak aralie dan erine Langsung diam. memang aralie jarang marah namun sekali marah dia tidak bisa mengontrol dan suster memberikan suntikan penenang dan erine pingsan di tangkap aralie
"bawa ke ruangan nya aja aralie" ucap ribka dan aralie menggendong erine. mereka menuju ruangan erine untuk menemani nya
"dokter dia baik baik saja?" tanya nachia
"hanya ada beberapa luka di bagian tubuhnya, saya mohon untuk tidak membuat nya stress dengan hal hal nya membuat beliau kepikiran" ucap dokter
"baik dokter" ucap Nala dokter mengangguk dia setelah menangani erine keluar dari ruangan nya
"sorry udah ngebentak lu rin" aralie sedikit menyesal tidak bisa mengontrol emosi nya, ribka mengelus ngelus bahu aralie
"it's oke aralie" Aralie menatap ribka dia memeluk nya jujur sedikit ada rasa bersalah yang terus menghantui dirinya kepada erine
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐫𝐢𝐧𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐆𝐚𝐫𝐢𝐬 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 [End]
RandomTerkadang dalam keterbatasan kita harus bersabar menunggu rencana terbaik datang sambil terus melakukan apa yang bisa di lakukan -Cathrine levannia terkadang, pertemuan dan perpisahan terjadi terlalu cepat.Namun,kenangan dan perasaan tinggal terlal...