EIGHTY NINE

554 92 26
                                    

"serius kamu ga mau nemenin aku main golf?" tanya erine sekali lagi

"maaf sayang untuk hari ini ga bisa,aku ada meeting dan aku harus hadir." Oline sebenernya ingin menemani erine dan melihat wajah erine yang murung karena ia tidak bisa menemani nya

"hufftt, baiklah kamu hati hati ya" erine tidak bisa memaksanya karena ini masalah pekerjaan

"janji besok kita main golf bareng oke. maaf ya sayang sekali lagi" Oline mencium kening erine dan memeluk nya

"aku berangkat dulu ya cantik, kamu minta temenin sama temen kamu aja. kebetulan aku udah sewa tempat golf buat kamu jadi kamu bisa sepuasnya main"

"itu terlalu berlebihan Oline harusnya ga perlu" jawab erine

"kalau untuk kebahagiaanmu ga ada yang berlebihan" jawab Oline dan erine menghela nafas kasar dan dia mengantar Oline ke depan untuk jalan ke kantor

"bye cantik ku, aku berangkat dulu ya" Oline melambaikan tangan

"hati hati ya kabarin kalau udah sampai" Oline mengangguk sebelum masuk ke dalam mobil nya

setelah kepergian Oline erine ke dalam untuk bersiap menuju tempat bermain golf entah kenapa dia ingin sekali bermain itu bersama Oline, karena kebetulan ga bisa jadi mengajak teman nya saja dan dia sudah memberikan kabar lewat chat untuk ketemuan Langsung disana

"kamu mau kemana nak?" tanya mama Oline Melihat erine rapih dan turun dari tangga

"ini erine mau main golf sama temen temen erine, tadi nya mau sama oline tapi oline ada meeting jadi sama temen erine saja deh." jawab erine

"oh begitu, yaudah havefun ya nak jangan terlalu cape juga" erine mengangguk dia menyalimi tangan mama nya oline dan setelah pamitan erine langsung pergi

kebetulan searah dengan rumah ribka jadi erine berhenti untuk bareng dengan nya menuju tempat bermain

"sorry lama ya rin?"

"ga kok santai saja, lah iya udah ada tongkat golf tuh"

"punya bokap gua rin, kata nya sayang sayang kalau gua beli lagi mahal harga nya"

"kirian gua lu kalau beli ga liat harga" tertawa erine

"yang bener aja, emang gua oline. gua peminat satu kaum mendang mending rin"

"yaa gua juga kok. kalau lagi sendirian, kalau sama oline jangan harap" kekeh erine dan ribka mengangguk kalau hal yang dikatakan erine benar kalau erine bersama Oline jika meminta apapun beli barang ataupun yang lain tanpa lihat harga

suasana pagi ini sedikit sejuk dengan tidak terlalu terik kalau menurut erine ini sangat pas jika ingin pergi kemana mana

"tuh mereka udah nyampe rib" erine menunjuk temen nya yang sudah di berada di lapangan golf

"kesana ayok, si nachia udah telfon gua mulu" mereka berdua pun keluar dari mobil untuk menghampiri mereka yang sedang menunggu kehadiran erine

"lama banget ya Ampun"

"ya maaf nin, biasa jekardah macet anjir apa lagi deket rumah ribka macet banget" jawab erine meletakan tas nya

"oh kalian barengan? pantes aja kalau macet si deket rumah ribka" sahut nala

pada dasar nya mereka baru pertama kalian bermain golf jadi hampir 2 jam menghabiskan waktu untuk tertawa karena memukul angin saja, untung saja oline mengirimkan coach untuk melatih mereka bermain golf

"kamu tetap fokus pandangan kamu cukup ke bola, dalam hitungan ketiga kita pukul bola oke. ingat pegang tongkat golf nya erat erat biar ga terbang" ledek coach nya dan mereka tertawa saat beberapa kali erine mencoba bukan bola nya yang melambung tinggi namun malah tongkat golf nya

𝐎𝐫𝐢𝐧𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐆𝐚𝐫𝐢𝐬 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang