EIGHTY THREE

566 97 6
                                    

"erine!" panggil delynn dari arah kejauhan dan erine ingin masuk ke ruangan tertahan saat ada seseorang yang memanggil nya dia menoleh melihat dari jauh seperti delynn yang berlari menghampiri nya

"delynn?"

delynn dengan nafas terengah-engah dia merebut air minum erine yang berada di tangan erine karena haus juga

"ye bocah kenapa minum gua di ambil"

"haus banget rin cape lari" jawab delynn

"siapa yang nyuruh lu lari? lah si kocak" erine membuka pintu ruangan nya dan masuk ke dalam delynn mengikuti nya di belakang

"buset banyak banget debu nya ini ruangan"

"ya maklum 2 tahun ga di buka buka karena ada berkas berkas penting gua disini" jawab erine membuka jendela agar ada udara yang masuk dia mengambil dan memasukan ke plastik jas dokter nya yang terbantu dia akan bawa ke rumah untuk di cuci

"minum lagi nih siapa tau masih haus" erine meletakan gelas berisi air dan delynn langsung menghabiskan nya

"thanks ya rin" erine mengangguk pelan

"lu ngapain disini?" tanya erine

"lily sakit kata dokter si kena diare" jawab erine

"lu kasih makan hey! sampai diare gitu anak manusia nya"

"gua cerai sama lily"

"HAH!?" Erine berteriak benar benar kaget saat delynn mengatakan hal itu

"kaya nya lu lu pada gua tinggal jadi ga pada bener nih otak nya, lu cerai kenapa cuy?" tanya erine

"ada problem besar waktu itu, gua bikin kesalahan yang benar benar membuat lily nyerah sama gua dan memutuskan buat cerai"

"bego banget! masih aja di sia siain orang tulus gitu"

"ngelakuin hal apa lu sampai buat lily mutusin cerai?" tanya erine

"gua ngelakuin hubungan hs sama mantan gua selain lu rin. dan asal lu tau semenjak nikah gua ga pernah nyentuh dia gara gara belum move on sama lu" jelaskan delynn

"delynn? bego"jawab erine sangat puas

"jujur gua nyesal banget rin, gua pengen balik sama dia. gua ga bisa tanpa dia"

"dan perasaan move on itu hanya sesaat aja rin"

"ga tau lagi gua sama jalan pikiran lu"

"yang lain udah pada tau masalah ini?" tanay erine dan delynn mengangguk

"respon mereka sama kaya lu. tapi aralie benar benar marah sampai mukul gua"

"ya gimana ga marah coba ga paham lagi"

"pliss bantuin gua balik sama lily" minta tolong delynn

"gua pasti bantuin, tapi gua mau lu janji tolong selesaikan dulu masa lalu lu entah itu dari gua atau yang lain. hargai perasaan pasangan satu sama lain" ujar erine serius

"pasti rin gua bakal coba"

"hubungan persahabatan kita tuh sempat renggang pas lu ga ada hilang kontak begitu aja" ucap delynn berjalan di lorong rumah sakit bersama erine

"kenapa gitu?" tanya nya

"lu tuh ibarat pondasi bagi kita. rumah ga ada pondasi nya gimana mau bisa di sebut rumah?"

"kehadiran lu berarti untuk kita yang secara umur memang sudah dewasa tapi sifat dan sikap kita masih labil"

"lu kemana aja selama ini?" tanya delynn

𝐎𝐫𝐢𝐧𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐆𝐚𝐫𝐢𝐬 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang