Bab 12

5.2K 533 6
                                    

Mereka mendarat dengan posisi yang- ugh... aneh dan saling bertindihan. Aeron berada di paling bawah, Ran berada di atas Aeron dan Elora berada di atas Ran.

"Aduduh... " ucao Elora lirih.

"Ahaha, tadi itu lumayan menyenangkan... benar tidak, tuan penyihir es?" tanya Ran sembari terkekeh.

"... Bisakah kalian berdiri? Kalian sangat berat," ucap Aeron datar.

"... " Ran dan Elora terdiam sebentar dan bangkit dengan terburu-buru.

"Maf-maaf... " ucap Elora dengan gugup.

"... tadi itu pendaratan yang aman...?" ucap Ran sembari mengusap tengkuknya yang tidak gatal.

Aeron tidak menanggapi kedua orang tersebut, membangkitkan dirinya dan menyingkirkan debu dan tanah yang menempel di pakaiannya. Aeron menatap sekeliling dan merasa asing dengan tempat ini, "Dimana ini?" tanya Aeron.

Ran dan Elora juga menatap sekeliling, "Aku tidak tahu... " jawab Elora.

Aeron menatap Ran dengan tatapan bertanya, Ran yang mengetahui maksud Aeron hanya mengangkat kedua bahunya menandakan dia juga tidak tahu.

"Sebaiknya kita berjalan ke arah depan, di sana sepertinya ada jalan...?" ucap Elora ragu.

"Baiklah," ucap Aeron.

Mereka bertiga akhirnya mulai berjalan menulusuri hutan. Di depan mereka ada satu mayat werewolf yang masih segar, seperti baru saja di bunuh. Mereka pun mendekat ke arah mayat tersebut.

Terlihat seekor mayat werewolf dengan satu luka sayatan panjang yang rapih. Sayatan panjang tersebut tepat mengenai inti werewolf tersebut.

"... Sepertinya dia baru saja dibunuh," ucap Elora.

"Berarti ada orang yang baru saja melewati tempat ini," ucap Ran memastikan.

"Jika benar, sebaiknya kita cepat menyusul orang tersebut," ucap Aeron menjawab ucapan Ran.

Kemudian suara lolongan werewolf terdengar dari arah depan tempat yang akan mereka lewati.

Aeron, Elora dan Ran mengalihkan perhatian mereka ke asal suara lolongan werewolf tersebut dan setelahnya saling menatap satu sama lain. Mereka dengan kompak menganggukkan kepalanya seakan-akan tahu apa yang satu sama lain maksud.

Mereka pun berlari ke arah lolongan werewolf tersebut. Di sepanjang jalan yang mereka lalui, banyak mayat werewolf yang masih segar dengan luka sayatan yang sama dengan mayat werewolf lainnya.

Di depan mereka ada seorang pemuda bersurai hitam panjang sepunggung tengah berada di depan tumpukan para mayat werewolf sembari menyarungi pedangnya.

Pemuda tersebut membalikkan tubuhnya karena mendengar suara langkah kaki.

Ran, Aeron dan Elora berhenti tepat di depan pemuda tersebut.

Aeron tidak asing dengan pemuda tersebut dan bertanya, "Anda... Senior Luo Lingyi?"

Pemuda tersebut hanya menganggukkan kepalanya.

Suara seorang pemuda lainnya terdengar, "A-Ling, apa kau sudah selesai? Oh?" Perhatian mereka teralihkan oleh suara tersebut.

"... Senior Xue Yan?" tanya Ran.

"Kenapa anda semua berada disini? Bukankah profesor Agatha menyuruh kalian untuk berkumpul di tempat awal?" tanya Xue Yan.

Elora menjawab pertanyaan Xue Yan, "Kami awalnya terkepung oleh kawanan werewolf dan berhasil melarikan diri, namun kami malah jatuh ke jurang dan berakhir disini..."

Has a Unique Magic That is None Other Than Tarot CardsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang