"Mama!!" suara cempreng anak kecil memanggil mamanya dengan riang.
Ketiga anak kecil yang baru saja turun dari kereta kuda langsung berlari ke arah mamanya dan memeluk mamanya dengan erat. Seakan-akan mamanya akan pergi ketika mereka melonggarkan sedikit saja pelukan itu.
Dekan Oswal yang baru turun dari kereta kudanya hanya menggeleng lelah dengan kehyperan ketiga anak kecil itu.
Ran yang di peluk dengan erat oleh anak-anak hanya bisa tersenyum tipis dan membalas pelukan itu dengan lembut. Dia memaklumi bahwa anak-anak ayam ini pasti merindukannya. Di tinggal selama beberapa waktu pasti membuat anak-anak ayam ini menjadi tantrum.
Ruby berucap dengan nada cemberutnya. "Mama! Jangan tinggalkan Ruby lagi! Kalau mama pergi, bawa Ruby bersama!"
Octa juga menambahi sembari melirik sinis ke arah Ruby dan Vance, "Kalau mama merasa terbebani, bawa saja aku. Aku lebih berguna dibandingkan mereka berdua."
Vance melirik balik Octa dengan sinis, "Kau lemah. Akan lebih aman jika mama bersama ku."
Akhirnya terjadilah perdebatan antara Octa dan Vance melalui tatapan mereka.
Ruby tak memperdulian kedua anak laki-laki yang saling melemparkan tatapan sinis itu, dia dengan manja mengangkat kedua tangannya, dengan ekspresi manjanya dia berkata, "Mama, gendong aku!"
Ran hanya terkekeh pelan, sebelum dia dapat mengangkat bocah itu dekan Oswal lebih dulu mengambil ketiga bocah nakal itu dengan cepat. Mengangkatnya dengan kuat. "Tidak boleh manja dasar bocah-bocah nakal. Beri salam kepada yang mulia kaisar dan permaisuri dengan sopan."
Kini ketiga bocah itu berada di gendongan dekan Oswal, dengan Ruby dan Vance yang berada di tangan kanan, sedangkan Octa di angkat oleh tangan kiri, bak anak kucing yang di gendong oleh induknya.
Ruby, Vance dan Octa secara bersamaan melirik dekan Oswal dengan tatapan mematikan. Namun bagi Ran, tatapan itu terlihat lucu, seperti anjing kecil yang tengah cemburu karena tidak di ajak bermain.
Ruby memberontak, "Lepaskan! Aku ingin bersama mama!"
Vance menggigit tangan dekan Oswal dengan keras, sedangkan Octa mengeluarkan tentakelnya yang lengket dan memutari tangan kiri dekan Oswal.
Karena tentakel milik Octa yang membuat dekan Oswal geli, secara tak sengaja mengendurkan gendongannya. Vance dan Ruby tak membiarkan kesempatan itu pergi, dengan lincah mereka langsung lompat dan berlari memeluk pinggang Ran.
Octa ikut melepaskan dirinya, berlari dengan cepat ke arah Ran, dia menyembunyikan dirinya di belakang punggung Ran dan mengejek dekan Oswal dengan menjulurkan lidahnya.
Dekan Oswal dengan kesal menatap ke arah bocah-bocah nakal itu dengan tajam. Membuat ketiganya menyembunyikan wajah mereka di tubuh Ran.
Ran hanya terkekeh kecil dan mengusap dengan lembut Ruby dan Vance yang berada di kedua sisinya. Berkata dengan lembut, "Sudah, sudah. Tidak baik mengusili orang tua... Bersikaplah dengan baik anak-anak."
Mendengar ucapan Ran, dekan Oswal tidak bisa untuk tidak mengerutkan dahinya. Memang dasarnya mama mereka usil, pasti anak-anaknya juga menuruni sifat itu.
Kaisar, permaisuri,kepala kstaria Joen, dan pendeta besar yang menanti kedatangan dekan Oswal terlihat terkejut dengan adegan yang baru saja mereka lihat. Elora, Aeron dan Oberon hanya bisa menahan tawanya ketika ketiga anak-anak itu menjahili dekan Oswal.
Dekan Oswal memilih untuk mengabaikan anak-anak nakal itu dan memberi salam kepada kaisar dan permaisuri yang menghubunginya untuk datang ke istana Kekaisaran. "Salam yang mulia Kaisar dan yang mulia permaisuri. Saya meminta maaf atas apa yang terjadi barusan."
![](https://img.wattpad.com/cover/372123415-288-k789968.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Has a Unique Magic That is None Other Than Tarot Cards
FantasíaSeorang pria yang bertransmigrasi di dalam novel yang terakhir ia baca. Dunia dimana sihir adalah hal normal di sana. Terlahir kembali menjadi orang yang memiliki sihir unik, Kartu Tarot. Bagaimana jalan cerita pria yang bertransmigrasi di dunia ya...