Pov Ran.
Di pagi hari yang cerah, seperti biasa, suara teriakan sudah memenuhi ruangan asrama nomor 154.
"Dimana ya aku menaruhnya?!" tanya Sael sembari mengacak acak lemari pakaian yang ada di dalam ruangan.
"Ada yang melihat dasi ku tidak?!" suara cempreng Mika menggelegar di dalam ruangan.
Felix yang sudah rapih dengan pakaiannya berucap dengan singkat, "Aku duluan."
"Aku juga," aku sedikit berlari mengikuti Felix. Sebenarnya aku belum selesai memasang dasi ku, tapi aku sudah tidak sanggup berada di dalam ruangan bersama Sael dan Mika.
"Kelas pertama mu apa?" tanya ku kepada Felix sembari memasang dasi.
"Kelas pedang, bagaimana dengan mu?" tanya balik Felix.
"Kita berada di kelas yang sama," jawab ku sedikit senang.
'Untung jam kelas pertama ku bersama felix, jika bersama Mika, mungkin aku akan mati saat itu juga'.
Jika di dunia ku sebelumnya, orang-orang yang kelakuannya seperti Mika disebut dengan 'bocah kematian'.
Memang pantas sih disebut 'bocah kematian'. Pasalnya, setiap pagi dia yang paling susah untuk dibangunkan. Lalu tindakannya yang tidak bisa di tebak, seperti kejadian kemarin.
Flashback on.
"Ayo lebih cepat lagi!!" teriak Mika sembari melambaikan kedua tangannya ke arah Ran dan felix.
"Kalian ini siput ya?!" kesal Sael.
Ran dan Felix menghela nafas bersamaan. "Mimpi buruk," ucap Felix datar.
Ran menganggukkan kepala nya setuju dengan ucapan Felix.
'Perasaan aku di kehidupan pertama tidak membuat karma yang besar deh... Apa karena aku kurang dekat dengan ibu ya? tapi timpal balik nya terlalu... ugh... berat'.
"Cepat Ran, Felix!!!" teriakan Mika membuat orang-orang yang berada di alun-alun kota memperhatikan mereka.
Ran dan Felix hanya bisa menundukkan kepala kami, merasa malu mempunyai teman sejenis Mika.
~~
"Ahh segar nya... " ucap Mika sembari memakan eskrim yang ia beli.
"Panas nya... " keluh Sael.
Cuaca hari ini memang lumayan panas, tapi tidak untuk Ran dan Felix yang sudah terbiasa dengan cuaca seperti ini.
"Dasar tuan muda manja," ucap Ran santai.
Felix hanya diam, mengabaikan teman-temannya dan sibuk sendiri.
"Ugh... Panass!!" keluh Sael terus menerus.
Mika yang mendengar keluhan Sael tersenyum licik.
Mereka sedang duduk di pinggiran kolam air yang berada di tengah-tengah alun-alun kota Erest.
Awalnya mereka ingin duduk di tempat duduk yang disediakan di pinggir alun-alun yang di tutupi oleh perpohonan, namun tidak ada tempat duduk yang tersisa disana, alhasil mereka duduk di pinggir kolam air mancur karena tidak ada tempat lain.
Byur!!
Suara tersebut membuat orang-orang yang tengah bersantai di tengah alun-alun kota menatap ke asal suara, begitu juga dengan Ran dan Felix.
"... " semua orang tidak bisa berkata-kata melihat kejadian tersebut.
Ran dan Felix menutup wajahnya dengan kedua tangan mereka masing-masing dan dengan perlahan-lahan melangkah mundur ke belakang.
![](https://img.wattpad.com/cover/372123415-288-k789968.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Has a Unique Magic That is None Other Than Tarot Cards
FantasySeorang pria yang bertransmigrasi di dalam novel yang terakhir ia baca. Dunia dimana sihir adalah hal normal di sana. Terlahir kembali menjadi orang yang memiliki sihir unik, Kartu Tarot. Bagaimana jalan cerita pria yang bertransmigrasi di dunia ya...