Aku menatap ketiga pemuda tersebut dengan bertanya-tanya. Kenapa mereka bisa menemukan keberadaan ku?
Pemuda dengan surai ungu tua nya yang terikat rendah berucap, "Kami tidak sengaja melawati tempat ini dan menemukan mu yang sedang kesulitan..."
Pemuda bersurai putih panjang mendekat ke arah ku dan meletakkan tangan kiri nya dengan lembut di bahu kanan ku.
Aku merasakan energi hangat yang masuk ke dalam tubuh ku. Lengan kanan ku yang tadi nya hangus terbakar oleh api milik burung Phoenix yang tadi ku lawan kini pulih dengan sepenuh nya.
"Beristirahat lah. Biar kami yang mengurus sisa-" ucapan Xue Yan terpotong karena perkataan Ruby.
"Biar aku yang membalas nya..." ucap Ruby sembari berusaha untuk berdiri sembari memegangi sayap kiri nya dengan lembut. Tubuh nya sedikit linglung, namun ia paksakan untuk mendekat ke arah ku.
Vance melirik ke arah Ruby dengan raut datar nya. Bertanya dengan sedikit nada kecemburuan di dalam nya, "Siapa kau?"
Ruby menghentikan langkah nya dan menatap balik ke arah Vance dengan sama datar nya. "Tidak perlu tahu." Ia melanjutkan langkah kecil nya yang tadi sempat tertunda.
Vance menghadang langkah Ruby. "Siapa kau?" tanya nya sekali lagi.
"Jangan menghalangi ku."
Aura kedua nya saling bertabrakan satu sama lain. Menciptakan atsmofer menakutkan yang cukup kental di sekitar nya.
Ketika aku ingin menghentikan mereka berdua, suara anak laki-laki lain nya membuat aku dan yang lain nya menatap ke arah depan.
"Burung itu bangkit kembali."
Benar saja yang di ucapkan Octa. Burung Phoenix itu kembali bangkit dengan aura yang jauh berbeda dari sebelum nya.
Burung Phoenix tersebut mengepakkan sayap nya dengan cukup kuat. Membuat angin di sekitarnya menjadi ganas. Sepertinya dia terlihat sangat marah.
Vance dan Ruby menghentikan aksi mereka dan ikut menatap ke arah depan.
Vance dan Ruby menatap burung Phoenix tersebut dengan penuh kemarahan di dalam nya. Sedangkan Octa menatap ke arah burung tersebut dengan penuh kebencian.
Aku memposisikan diri ku bersiap. Xue Yan dan yang lain nya juga terlihat cukup serius.
Namun Vance dan Ruby berucap berbarengan, "Makhluk itu milik ku!" Sedangkan Octa tak berucap apapun namun ia sudah siap dengan beberapa tentakel di balik punggung nya.
Vance mengangkat tangan kanan nya mengarah ke tempat burung tersebut berada. "Bunuh." Beberapa pedang hitam yang sangat tipis muncul di sekitaran tubuh Vance dan melaju dengan kecepatan tinggi ke arah yang di tunjuk sang pemilik.
Ruby tak mau kalah, ia mulai mengeluarkan wujud transformasi nya. "Transformasi surgawi. Serang!" Kertas-kertas yang berada di sekitar nya mulai berhamburan menuju ke arah burung Phoenix tersebut.
Octa meluncurkan beberapa tentakel nya dan melesat dengan kecepatan yang sama dengan pedang milik Vance.
Ketiga nya mengeluarkan aura yang menyeramkan. Seakan-akan mereka bisa saja membunuh apapun di sekitar mereka.
Aku ingin menghentikan aksi mereka. Namun pandangan ku memburam karena terlalu lama berjemur di cuaca yang cukup panas.
Sebelum semua nya menjadi gelap, ku bersuara dengan pelan, "B-berhenti..."
.
.
.Pov Luo Lingyi.
Kami sekarang tengah berdiri tepat di depan gerbang kota Valcon, wilayah selatan Kekaisaran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Has a Unique Magic That is None Other Than Tarot Cards
FantasySeorang pria yang bertransmigrasi di dalam novel yang terakhir ia baca. Dunia dimana sihir adalah hal normal di sana. Terlahir kembali menjadi orang yang memiliki sihir unik, Kartu Tarot. Bagaimana jalan cerita pria yang bertransmigrasi di dunia ya...