Eyang meninggal ?

411 45 4
                                    

Kringggg kringgg

Bel waktu pulang telah berbunyi menandakan bahwa sudh waktunya untuk pulang sekolah murid murid berhamburan keluar kelas ada yang masih disekolah karna ada skul,basket dan lainnya dan ada juga langsung pulang.

Kini rasya,naura,gibran, irsyad dan adara sedang ada diparkiran untuk pulang ke rumah mewah mereka milik pak fathir.

Mereka menggunakan mobil milik fathir untuk pulang ke rumah karna kondisi rasya yang mengkhawatirkan dan juga fathir sudah mengetahui penyakit anaknya ia memutuskan untuk menelfon anak buahnya untuk membawa mobil ke sekolah. Motor rasya dan gibran ? Basikal naura, irsyad dan adara? Sudah dibawa pulang oleh anak buah Fathir.

Rasya yang memejamkan matanya,naura yang fokus kehpnya, gibran juga fokus ke gamenya bersma irsyad dan adara fokus ke arah cemilannya.

Naura yang tadinya fokus ke arah hpnya ia menoleh sekilas ke arah rasya yang hanya terdiam sambil memejamkan matanya naura merasa aneh ke rasya ia memutuskan untuk membangunkan rasya " sya " ucapnya lembut.

Perlahan mata rasya terbuka dan menatap ke arah naura " hmm iya knpa nau" ujarnya dengan suara khas bangun tidur,yap sebenarnya rasya tidur karna ia tak tahan dng rasa sakit yang ia hadapi sekarang jadi ia memutuskan untuk memejamkan matanya untuk meredakan rasa sakitnya.

" Lo kenapa sya muka lo pucat banget lo sakit lagi,kayak mayat hidup aja lo " ujar naura sambari meletakkan tangannya di kening rasya dan mengacak acak rambut rasya.

Rasya diperlakukan begitu hanya bisa pasrah dengan kelakuan naura.

*

*

*

15 menit telah berlalu kini mereka sudah didepan pintu rumah mereka.
Mereka berlima memencat tombol pintu itu.

Ting nong

Datanglah seorang wanita berpaya baya membuka pintu untuk mereka berlima tidak lain ia adalah bibi siti.

" Assalamualaikum bibi " ujar mereka berlima,kompak.

" Walaikusalam,eh den non udah pulang yaa ayok sini masuk "

" Iya bi "

" Eyang mana bi? " Tanya adara.

" Ohh eyang, eyang....... " Perkataan bi siti berhenti.

" Knpa bi" bukan adara bertanya tapi irsyad.

" E-eyang sudah tidak ada Non" ujar bi siti, gugup dengan wajah yang lesu.

" Ha-h enggak eyang masih ada kan bi,bibi gak bercanda kan" ujar naura tangisan pecah.

" Saya gak bercanda non den eyang siang tdi sudah dimakamkan oleh pak fathir dan ibu salma" ujarnya.

Tangisan mereka semua pecah mendengar khabar buruk daripada bi siti yang baru saja pulang dari sekolah justru mendengar khabar buruk.

*

*

Selesai mereka menziarahi makam eyang kini mereka telah sampai di rumah lagi sedangkan fathir dan salma terpaksa ke luar kota untuk menguruskan beberapa perkerjaan karna fathir ditipu seseorang hingga membuatnya rugi besar.

Kini mereka berlima berada diruang tamu, tatapan mereka kosong karna kehilangan orang yang disayangi.

" Eyang" lirih adara,naura melihat adara begitu ia langsung memeluk tubuh adara.

" Eyang kita kangen eyang,kangen masakan eyang" ujar gibran,lirih.

Mereka kembali menangis sedangkan rasya ia menahan tangisnya agar terlihat lebih kuat dihadapan adik adiknya,rasya melihat adik nya begitu ia tidak tega rasya memutuskan untuk memeluk keempat saudara angkat nya itu.














Bersambung.........


DIARY RASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang