Mesra tapi gak jadian

554 63 9
                                    

- Part ini special untuk nara -

Sudah satu minggu rasya dirawat di rumah sakit kini sore ini rasya sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Keempat saudaranya sentiasa berada di sampingnya untuk membantu rasya saat ia membutuhkan apa-apa.

Salma dan fathir kini juga mengurus administrasi untuk rumah sakit kerana rasya yang berada di rumah sakit selama seminggu.

Ceklek

Naura yang baru meminta izin untuk keluar sebentar kini sudah diambang pintu dengan membawa sekotak pizza.

" Sya " sapanya.

Rasya tersenyum meskipun tidak bisa melihat ia menepuk-nepuk tempat duduk sampingan nya untuk mempersilakan naura duduk.

" Duduk nau " ujar rasya menatap kosong ke arah depan.

Naura menurut ia duduk di samping rasya lalu membuka kotak pizza " sya gue bawa pizza! " ujarnya antusiasi.

Rasya tersenyum simpul, naura menyuapkan sepotong pizza ke mulut rasya rasya tentu saja menerimanya dan melahapnya.

Sepotong demi sepotong kini pizza nya sudah habis tak tersisa. Selepas keduanya makan tidak ada yang memulai pembicaraan hanya hening di ruangan itu.

Sehingga naura yang lupa sesuatu langsung mengambil sebotol obat di dalam tasnya. Naura mengambil sebutir obat lalu memberikannya kepada rasya.

" Apa ini nau? " tanya rasya.

" Obat sya ini waktunya lo minum obat " ujar naura.

Rasya menerima nya ia langsung menelannya dengan tanpa air yang diminum. Naura kaget, rasya yang tau itu tersenyum.

" Udah biasa nau " ujar rasya mengelus surai rambut naura.

" Sya " lirih naura dengan air mata yang membasahi pipinya.

" Hei kok nangis sih " ujar rasya menghapus air mata naura walaupun ia tak melihat.

Naura menangkup kedua pipi rasya ia melihat sekeliling wajah rasya yang masih dipenuhi lebam. Naura mengelus lebam yang masih bernoda di wajahnya.

" Nau? Lo gapapa kan " ujar rasya khawatir.

" Gue gapapa sya tapi lo gapapa kan ini gak sakit kan sya " ujar naura dengan suara serak.

Rasya lagi lagi tersenyum " Gak kok tenang aja ini gak seberapa sakitnya nau, gue lebih takut lo diapa apain sama mereka apalagi kondisi gue lemah. Gue gak tau mereka siapa tapi kenapa mereka bisa tau kelemahan gue disana gue mohon mohon biar lo gak diapa apain sama mereka , mereka bilang mereka mau bawa lo ke tempat gue diculik ketua mereka bilang mau culik lo buat lo jadi dia milik selamanya dengan cara memperko─" naura meletakkan jarinya dibibir Rasya untuk tidak melanjutkan penjelasannya karna suara rasya yang sudah mau menangis ia tak tega benar apa kata ketiga saudaranya rasya cinta sama naura.

Lantas naura membawa rasya kedalam pelukannya dengan mengelus punggung rasya untuk menenangkan rasya " udah sya gausah dilanjutin buktinya gue gapapa mereka cuman mancing lo buat lo bisa tunduk sama mereka dan lo melakukannya kan? Udah ya " ujarnya lembut.

Rasya mengangguk ia membalas pelukan naura dengan erat " Maaf nau " sesalnya.

Naura mengerutkan keningnya tidak tahu apa maksud rasya " maaf kenapaa? " tanyannya dengan tatapan penuh tanya.

" Gue gak bisa lindungi lo " celetuk rasya diberi sentilan oleh naura.

" Sya, gue gapapa buktinya gue gak ada luka " jawab naura.

" Lo bilang gapapa karna gue gak bisa liat wajah lo nau! " sahut rasya dengan membelai pipi naura.

" Rasya! Percaya sama gue ya! Gue gapapa gak ada luka sedikit pun " sentak naura kehabisan kesabaran ia melepas pelukan itu.

" Gue tetep gak percaya " balas rasya dengan tegas.

" Apa perlu gue cium lo buat lo percaya sama gue!? " Cerocos naura.

Deg

Blush

Pipi rasya seketika memerah karna salah tingkah ia memalingkan wajahnya ke arah lain walaupun ia tidak bisa melihat
" Apaan sih nau " ujarnya.

" Lo gak percaya amat sih! "

" Hm ya ya "

***

Ceklek

Pintu terbuka dengan lebar ketika seorang remaja membawa tas ransel di punggungnya memasuki rumahnya.

Naura menuntun rasya memasuki ruang tamu disana sudah ada sahabat sahabatnya yang duduk juga ketiga saudaranya sedangkan fatma mereka berada di kamar sedang mesra mesraan suami istri...., naura mendudukkan rasya di antara sahabat-sahabat nya.

" Sya gimana? " ujar afan.

" Baik baik aja " ujar rasya dingin.

" Yeh tadi senyum senyum wae di naura giliran di kita dingin amat! " celetuk zayyan seketika itu mendapat cubitan dari pinggang oleh eby.

Zayyan meringis " Sialan lo! " ketusnya.

Eby memutar kedua bola matanya malas
" Reza sya " ujar nya tiba-tiba.

Rasya faham akan itu ia hanya mengangguk pelan dengan sorot mata yang penuh kekecewaan kepada sahabat nya yang satu itu.

" Dia di penjara selama 30 tahun " lanjut eby.

" Biarin aja dia siapa suruh ngekhianatin kita! " ujar zayyan kesal.

" Gausah dibahas nanti rasya pusing " sahut naura dengan membawa mempan berisi coklat hangat dan brownies cheese.

Adara melihat itu berbinar binar saat naura meletakkan mempan itu adara langsung mengambil sebanyak brownies di pinggan mini lalu melahapnya.

Gibran terkekeh ia mengelus pipi adara yang mengembung karna memakan brownies yang banyak " Gemes " gumamnya.

" Eleh bucin bener! " sahut afan.

" Lo sama novia aja...atau sama mantan lo itu " balas gibran tenang.

" Ogah gue! Mending sama jennie black pink! " ketus afan.

Disaat saat berdebatan naura dan rasya saling suap menyuap antara satu sama lain irsyad memberi kode kepada sahabat rasya dan kedua saudaranya mereka faham langsung berkata.

" Mesra tapi gak jadian! " serentak mereka.

" Eh guys gue juga liat tadi mereka pelukan di rumah sakit " sahut adara.

" Lo liat? " tanya naura.

" Iya kenapa berarti keciduk dong! " balas adara dengan senyuman meledek.

Rasya hanya tersenyum tiba-tiba ia merasakan sakit di kepalanya sehingga keluar cairan kental berwarna merah di hidungnya semuanya langsung menoleh.

Dan tiba-tiba ....

Bruk

" RASYA! "



































Bersambung.....

Apa yang terjadi?

DIARY RASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang