Sudah 1 minggu kepergian eyang kini mereka berkumpul di ruang tamu dengan cemilan dan jus yang disediakan oleh ibu mereka salma.
Tiba-tiba rasya memegang kepalanya yg terasa nyeri sekali rasya tak tahan itu memejamkan matanya untuk meredakan sakit itu justru semakin sakit perlahan cairan berwarna merah tidak lain itu adalah darah keluar dari hidung mancung rasya.
Saudara angkat nya berempat yang masih fokus dengan pandangan ke tv dengan mencicipi cemilan, sedangkan fathir dan salma sedang berada di supermarket untuk membeli bahan makanan didapur.
Rasya pandangan nya buram ia memutuskan untuk merangkak ke sofa untuk merebahkan tubuhnya.
Naura yang tadi fokus ke tv kini ia menatap rasya dengan mata yang terpejam serta bibir yg pucat.
" Sya lo knpa" bisik naura kepada rasya, tidak ada sahutan dari rasya naura kesal ia mengoyangkan tubuh rasya untuk membangunkan nya nihilnya tdk bangun bangun " gib telfon papa sma ibu skrg" lanjutnya.
" Napa nau" tanya gibran.
" Cepet jgn banyak nanya" ujar naura.
***
Fathir dan salma kini telah sampai di perkarangan rumah mereka,kedua sepasang suami isteri itu masuk ke dalam rumah dan terdapat anak mereka dengan wajah yang penuh khawatir.
Salma memutuskan untuk melangkah ke dapur untuk meletakkan bahan bahan dapur yang dibeli dari supermarket tadi.
" Astaghfirullah rasya,rasya kenapa sayang" ujar fathir kepada keempat anaknya.
" A-aku gak tau pa tdi rasya tiba tiba pengen tidur gtu terus dia pegang pegang kepalanya aku khawatir pa" ujar naura dengan menjelaskan nya, Gibran, Irsyad dan adara hanya mengangguk.
" Udh skrg kalian tenang papa ke atas yaa dlu gibran irsyad tolong papa bawa rasya ke kamar" ujar fathir.
" Iya pa" ujar gibran dan irsyad bersamaan.
Sesampai nya dikamar gibran dan irsyad meletakkan tubuh rasya perlahan di ranjang nya.
" Kalian pergi aja dlu tdi papa telfon doktor buat surah dokter itu kesini jadi papa mau minta tolong untuk sambut doktor itu yaa" ujar fathir mengelus lembut rambutnya rasya.
" Iya pa siap" ujar Irsyad, sedangkan gibran ia hanya mengangguk.
Melihat kedua anak laki-laki nya keluar ia langsung bergegas ke laci yang berwarna putih itu dan mengambil sebuah botol kecil.
*
*
*
" Anak bapak tidak apa apa tapi hanya butuh istirahat,saya sarankan kpa bapak untuk tidak melakukan aktivitas terlalu berlebihan kalo begtu sya pamit pak fathir" ujar dokter laki laki itu tidak lain adalah doktor vino.
" Iya baik dok,mari saya hantarkan ke hadapan" ujar fathir dengan senyuman.
Kini hanya keempat saudaranya yang tersisa sedangkan salma ia harus tebus obat untuk rasya.
Rasya dengan mata yang terpejam serta bibir yang pucat rasya masih tak kunjung bangun karna doktor vino memberikan obat tidur untuk rasya agar rasya tidak merasakan sakit itu." Bang rasya lo kenapa sih akhir akhir ini lo sering sakit" ujar adara berada disamping naura.
" Keknya rasya ada dia sembunyiin dari kita" ujar irsyad yang merasa aneh.
" Kenap lo ngomong gtu syad" ujar gibran yang tak terima irsyad tidak percaya kepada rasya.
" Enngak gib gue ngerasa aja rasya keknya ada yang dia sembunyiin dari kita" ulang irsyad lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY RASYA
Teen FictionMenceritakan tentang seorang remaja berusia 17 thn yang menghidap penyakit mematikan , ia berusaha untuk menutupi penyakitnya dari keluarga angkatnya.Rasya adalah anak angkat dari pak fathir dan ibu salma karna ibunya rasya sdh meninggal saat dia ma...