Gibran?

475 55 3
                                    

" APA INI? " ujar seseorang menghempaskan sekeping surat ke lantai.

Rasya dan irsyad bungkam menatap gibran yang berada di ambang pintu dengan wajahnya yang memerah menahan amarah.

" JAWAB GUE ! " lanjutnya.

Gibran melangkah menuju ke rasya namun ditahan oleh irsyad yang berada di depannya " Lepas! " ujarnya lalu melangkah kembali.

" Sya " lirihnya.

Lidah rasya kelu ia tak bisa bicara setetes bening dari matanya merembes keluar
" maaf gib " ujarnya.

" Lo kenapa rahasiain ini daripada kita semua! Lo itu saudara kita dan lo syad, lo tega nyembunyiin ini! Pantas saja rasya selalu lupa hal hal yang kecil " ujar gibran lemah.

" Ada lagi gib yang perlu lo ketahui, tapi tidak dengan naura dan adara " sahut irsyad ia kemudian menutup kembali pintu kamar rasya.

Irsyad melangkah menuju ke kasur rasya lalu duduk di sampingnya " duduk dulu gib " ujarnya sambari menepuk nepuk kasur.

Gibran duduk di samping irsyad lalu mengerutkan keningnya " Apa? " tanyannya bingung.

" Leukimia dan Gegar otak "

Deg

" Rasya-

" Iya gib yang dibilang irsyad benar maaf tapi tolong jangan bilang sama naura dan adara gue mohon " ujar rasya memotong pembicaraan gibran.

" Baiklah, tapi dengan satu syarat "

Rasya menoleh ke arah gibran " syaratnya apa? " ujarnya.

***

Disini naura dan adara berada di kamar, kamar naura tentunya. Adara yang merengek untuk bermain di kamar naura karna dikamar naura terdapat ps.

Naura duduk di balkon kamarnya sambari melihat pemandangan di bawah rumahnya.

Kini jam sudah menunjukkan pukul 13.40 tengah hari.

" NAURA!! " teriak adara dari dalam kamar naura.

Naura sontak kaget ia langsung berlari ke dalam kamarnya untuk melihat adara.

" Hehehe nau gue mau makan ini boleh ya? " tanya adara sambari memegang satu snek di tangannya.

Naura berdecak " Ck. Adara! Gue kira apaan tadi! " ujarnya kesal.

" Ya maap Naura "

" Hm yaudah turun yuk ke meja makan tadi ibu ada masak makanan kesukaan kita " ajak naura menarik pergelangan tangan adara.

Mata adara berbinar binar " beneran? " tanyanya sumringan.

" Iya "

Kini keduanya sudah turun di meja makan disana sudah ada ketiga saudara laki-laki yang duduk di kursi masing-masing.

" Ibu mana? " tanya naura sambari menarik satu kursi lalu duduk di kursi tersebut.

" Ikut papa ke kantor " jawab gibran.

Naura mengerutkan dahinya ia melihat sikap gibran dingin sekarang tidak lagi jahil ke adara ia sama seperti rasya sekarang.

" Lo kenapa gib? " tanyanya.

Gibran yang meminum air terbatuk-batuk.

Uhuk

Uhuk

" Maksudnya? "

" Lo aneh gib gak kayak biasanya "

Rasya berdehem ke gibran lalu menyenggol lengan gibran yang berada di sampingnya, gibran tau artinya.

" Engga mana ada gue gak mood soalnya gue tadi kalah main game " ujar gibran dengan cengiran.

" Oh gitu "

Gibran mengangguk kepalanya lalu mengambil satu persatu lauk pauk yang ada di depan nya.

" Gibran! Rakus bener! " ketus adara.

Gibran mengedikkan bahunya acuh ia kembali mengambil lauk pauk tersebut
" biarin wlee! " ujarnya.

Adara mengeplak lengan gibran kesal
" Ngeselin banget ! " balasnya kesal.

Sedangkan ketiga saudara mereka yang melihat perdebatan kecil terkekeh melihat tingkah mereka.

***

Pukul 15.32 sore

Allahuakbar

Allahuakbar

Azan berkumandang di seluruh kota jakarta, kelima anak fatma sekarang berada di mushola sedangkan noah sedang berada di kamarnya.

Kelima adik-beradik itu tidak melihat noah keluar dari kamarnya bahkan untuk solat mereka juga tak melihatnya. Padahal dikamar rasya dulu tak ada kamar mandi.

Azan sudah berhenti berkumandang setelah beberapa saat tadi kini kelimanya solat dengan khusyuk dengan rasya menjadi imam.

Setelah selesai solat asar, keempat saudara rasya memilih untuk mendengar rasya membaca ayat al-Quran, suara rasya merdu sekali sampai sampai adara terlelap dengan kepalanya berada di bahunya Naura.

Shodaqallahhullaziiim

Rasya menutup mushaf al-Quran lalu menaruhnya di rak khusus untuk al-Quran, hadist dan kitab.

" Sya ke taman yuk! " ajak naura yang sudah selesai melepaskan mukenanya.

Rasya menganggukkan kepalanya lalu berdehem menaggapi ajakan naura.

Rasya menyambar kuncinya yang berada di belakang pintunya lalu mengambil jaket kesayangannya yang diberikan oleh ibu salma saat ia berulang tahun.

Kini kedua nya berada di garasi rasya yang mengeluarkan motornya digarasi sedangkan naura berada didepan.

" Ke taman mana ? " tanya rasya sambari menghulurkan helm full face ke naura.

" Terserah sih soalnya gue pengen jalan jalan tau " ujar naura antusiasi.

" Yaudah naik " titah rasya.

Naura menganggukkan kepalanya lalu mulai menaiki motor rasya ia duduk di jok belakang dengan tangannya yang memegang jaket rasya.

Rasya berdecak pelan ia kemudian menarik pergelangan tangan naura lalu melingkar kan nya di perutnya. Naura tersenyum.

" Ketaman tulip aja " teriak rasya yang sudah mengendarai dengan kecepatan sedang.

" Boleh! "



















Bersambung.....

Woah gibran udah tau nih! Selanjutnya siapa yang tau ya🤔

DIARY RASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang