Dika or Rasya?

608 44 3
                                    

Suasana pagi yang cerah ini rasya dan saudara angkatnya itu sedang bersarapan di meja makan bersama dengan kedua orang tua angkatnya tidak lain adalah fathir dan salma, mereka melahap makanan sarapan yang sudah disiapkan oleh bi siti sebelum mereka berada di meja makan.kini tidak ada pembicaraan di meja makan hanya suara garpu atau sendok hening, karna bukannya kalo makan itu tidak boleh bicara? Yap kira-kira begitulah kenapa mereka tidak berbicara saat makan.

Sehingga fathir yang sudah habis dengan sarapannya memecahkan keheningan diantara keluarga nya itu " Gimana kemarin rasya kamu gak dibuli kan " tanya fathir, kelima anaknya hanya diam tak ada bicara karna rasya melarang mereka " kok pada diam jujur sama papa dan papa tau pasti rasya yang gak nyuruh kalian buat ngomong kan "lanjutnya karna ia tau kelakuan anak angkat pertamanya itu.

Naura jujur ia tidak mau hanya rasya yang mengurus urusan nya sendiri " Iya pa banyak yang ngatain rasya " ujarnya sambari melirik rasya sedangkan rasya kepala nya menunduk.

" loh sya kamu gak boleh gini kalo ada masalah di sekolah itu harus di selesain sama-sama kamu gak ingat kita? Keluarga kamu " ujar salma menimpali.

" Iya sya bener kata ibu " tambah gibran.

Fathir menghela nafasnya ia menatap rasya yang duduk di kursi roda sekarang ia beralih mengusap pundak rasya
" Maafin papa ya sya papa gak bisa cariin dokter buat nyembuhin kaki kamu " ujar fathir dengan raut wajah kekecewaan pada dirinya " Tapi kamu tenang aja kata dokter kamu hanya lumpuh sementara dan mungkin kamu sembuh antara 3 bulan atau paling lama 5 bulan lebih " jelas fathir kepada rasya.

Rasya menatap fathir " Gapapa kok pa rasya yakin rasya bisa sembuh sendiri kok lagian ini semua bukan salah papa juga " ujarnya.

" Ini semua salah naura pa " ujar naura dengan raut wajah kesal kepada dirinya yang ceroboh.

Keluarga fathir menoleh kearah naura termasuk rasya " Nau, ini bukan salah lo tapi takdir nau " ujar rasya dengan senyuman tipis.

" Tapi kenapa harus lo sya kenapa bukan gue aja " ujarnya kesal terhadap dirinya tidak lama dari itu air matanya terjatuh membasahi pipinya rasya melihat itu! Ia mengusap lembut air mata naura.

" Nau ini terjadi karna gue mau lindungi kalian ini juga semua buat balas budi gue kepada papa ibu sama kalian " ujarnya lalu tersenyum.

" Udahhh ahhh kok pada mellow sih mending berangkat daripada telat " ujar adara dengan suara yang sedikit berteriak.

" Yaudah pa bu kita berangkat ya assalamualaikum " ujar naura lalu menyalim kedua orang tua nya tidak lain adalah fathir dan salma diikuti dengan empat saudaranya.

Saat rasya didorong oleh naura tetapi fathir memberi kode untuk meninggalkan keduanya naura yang paham ia pergi ke depan untuk menunggu rasya.

" Sya papa akan suruh kepsek untuk tidak ada drama pembulian jadi kamu tenang aja kalo kamu sudah berada di sekolah tidak ada lagi ocehan dari mereka " ujar fathir rasya tersenyum ia bersyukur bisa mendapatkan keluarga yang sangat baik terhadap nya walaupun bukan keluarga kandung setidaknya ia diperlakukan baik.

" Yaudah kamu berangkat nanti telat loh " lanjutnya lalu memeluk singkat tubuh rasya.

***
Sma Cempaka Putih

Kelima anak dari fathir telah tiba di sekolah mereka berjalan di koridor dengan naura yang mendorong kursi roda rasya dan gibran membawa tas rasya sedangkan irsyad dan adara sudah masuk ke dalam kelas mereka masing-masing.
Dan benar saja di sana sudah tak ada ocehan lagi sehingga sahabat sahabat rasya menghampiri nya.

" Woi broder " ujar afan menghampiri rasya diikuti oleh ketiga sahabat nya.

" Kenapa kaki lo sya " ujar reza melihat rasya yang sedang duduk di kursi roda.

DIARY RASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang