Kambuh dan gue minta maaf

803 61 4
                                    

Kringgg kringgg

Bel pulang sudah berbunyi beberapa minit lalu rasya dan keempat saudaranya pulang dengan kenderaan mereka masing-masing.Adara bersama gibran berada di motor,Irsyad bersama dengan hoverboard nya dan rasya bersama naura dengan motor hitam milik rasya.Sebelum mereka memencap mesin gas mereka, mereka terlebih dahulu untuk memutuskan ke kafe terlebih dahulu.

- Kafeteria -

Mereka berempat sudah sampai dikafe beberapa minit lalu, kini mereka sedang duduk di bangku pojok di kafe itu.

" Mau pesen apa nih " ujar adara melihat satu persatu menu yang ada di meja.

" Samain aja biar kagak ribet " ujar gibran diangguki keempat saudaranya.

" Mba mas mau pesen apa " ujar pelayan kafe sambari membawa notebook dan pulpen.

" Biar gue aja " ujar naura diangguki keempat saudaranya kecuali rasya ia sibuk dengan hpnya " Sya " lanjutnya.

" He-eh k-kenapa nau " ujar rasya gugup sambari meletakkan hpnya dan menutup hidungnya, naura bingung begitu juga dengan gibran dan adara kecuali irsyad karna irsyad sudah tau itu.

" Lo mau pesen apa sya " ujar naura.

" Samain aja " ujar rasya masih dengan memegang hidungnya.

" Oke, hem mba kita mau pesen spaghetti 5,es lemon teh 5 dan dessert coklat campur cheese ya " ujar naura diangguki pelayan kafe itu ia langsung menulis apa yang dipesan oleh mereka dan bergegas pergi meninggalkan kelimanya.

Rasya mengkode irsyad, irsyad peka akan hal itu.

" He-eh sya ayo kita ke toilet temenin gue " ujar irsyad sambari menarik tangan rasya dan pergi meninggalkan ketiganya, ketiga saudara mereka tampak kebingungan.

" Heh mereka kenapa, aneh banget dan irsyad tumben minta temenin ke toilet " ujar adara bingung.

" Ngak tau ah puyeng " ujar gibran.

" Mungkin minta ditemenin aja " timpal naura.

***

" Sya ini tisu " ujar irsyad sambari menyodorkan sekeping tisu.

" S-syad am-bil o-bat gu-e di t-as " ujar rasya dengan nafas ngos-ngosan ia juga merasa pusing dan menyandarkan dirinya di tandas laki-laki yang berada dikafe itu.

Irsyad langsung mengambil nya dari tas rasya dan mengambil obat yang ada di botol kecil. Rasya memakan obat itu satu perlahan rasa peningnya hilang.
Sebenarnya obat itu adalah obat untuk menghilangkan rasa sakit berada di kepala sahaja dan ketika mimisan ia akan memakan obat itu satu biji.

" Sya kok bisa kambuh lagi! Loh gak minum obat lagi hah! Lo gak kasihan sama diri lo sendiri! " ujar irsyad agak sedikit meninggikan suara nya.

" Syad kalo gue minum terus terusan obat, obat itu gak ada efek syad bahkan kata dokter penyakit leukemia gak mungkin bikin gue sembuh ! " ujar rasya.

" Yah sekiranya lo bisa bertahan sya untuk kita, ibu papa sama naura! "

" Gue pengen nyerah syad "

Deg

Irsyad mendengar perkataan itu perlahan air matanya jatuh ke pipinya, rasya melihat itu ia langsung menghapus air mata irsyad.

" Lo gak boleh pergi sya " lirih irsyad.

" Emang rasya kemana syad! " ujar seseorang datang dari arah pintu tandas.

Gibran, yap gibran ia menyusul kedua saudaranya yang tak kunjung datang itu setelah 30 minit lebih.

DIARY RASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang