menerima kenyataan

599 51 2
                                    

" kamu sebenarnya lumpuh sya " ujar fathir bergetar ia tak sanggup mengatakan itu.

" lum-puh pah " ujar rasya dengan suara bergetar ia ingin sekali menangis tapi ia sebisa mungkin menahannya karna ia tidak mau lemah depan keluarga nya.

" iya sya kamu sabar ya kita lewati sama sama in sya allah kamu bisa sembuh " ujar fathir mengelus pundak putra pertamanya.

" Ibu yakin kamu kuat kok sya kamu bisa lewatin ini " timpal salma tersenyum miris karna sebenarnya ia sangat sakit melihat keadaan rasya seperti itu apalagi rasya punya penyakit berbahaya tentu itu akan membuat pengaruh kepadanya.

" gakpapa kok pa rasya terima aja " ujar rasya tersenyum paksa.

" sya ini semua salah gue andai aja gue gak ke tepi danau mungkin ini tidak semua nya terjadi " ujar naura dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya.

Rasya mengelus lembut pipi naura ia mengelap air mata di pipinya " nau mungkin ini takdir allah nau lo ga usah khawatir gue gak papa kok " ujar rasya tersenyum.

Naura tersenyum ia langsung memeluk tubuh rasya yang dingin " sya badan lo dingin banget gue selimutin ya " ujarnya diangguki rasya.

" sya ini gue udah beli lo pizza lo makan ya " ujar gibran sambari menghulurkan kotak pizza namun naura menepis nya " knpa sih nau gue kan cuman bagiin ini ke rasya " lanjutnya.

" jangan rasya di rumah sakit loh nanti drop gimana " ujar naura, kesal.

" iya juga, yaudah maaf sya gakjadi gue makan aja sama lainnya " ujar gibran dengan cengiran kudanya, rasya cemberut.

" Ehh sya jangan cemberut dong nanti aja lo makan pizza nya kalo udah sembuh sekarang lo makan bubur dulu ya " ujar naura lalu mengambil bubur yang ada di mampan dan membantu rasya untuk bangun ia meletak punggung rasya ke punggung brankar " gue suapin " lanjutnya, rasya tanpa bantahan ia menerima suapan itu.

Sudah 3 suap naura menyuapi rasya, rasya merasa kenyang ia memegang tangan naura " kenapa sya " ujar naura.

" kenyang nau gue mau tidur ngantuk bangt gue " ujar rasya lalu ingin berbaring tetapi dengan cepat naura membantunya.

" makasih nau " ujar rasya lalu tersenyum.

Perlahan mata rasya tertutup ia tertidur di samping naura dengan naura yang sentiasa mengelus lembut rambut dan tangannya karna efek obat yang diminum rasya dan obat yang di disalurkan ditubuhnya.

Sedangkan fathir, salma, acara, gibran dan irsyad sedang berada di sofa tersenyum hangat kepada dua remaja itu.

***

Pagi telah tiba jam menunjukkan 5.30 pagi dengan azan berkumandang di kota jakarta fathir dan keluarga nya bersiap siap untuk mengambil wudhu lalu solat sedangkan rasya ia solat dengan menggunakan kursi sahaja.
Mereka mulai melaksanakan solat subuh karna kewajipan seorang Muslim.

Setelah mereka selesai solat fathir dan salma ke kantin untuk membeli makanan untuk rasya dan keempat saudara angkatnya.

Rasya, naura, gibran, irsyad dan adara sedang menonton tv yang ada diruangan rasya, karna kemarin malam rasya sudah dipindahkan di ruang rawat inap Vvip.

Kini fathir dan salma sudah berada di pintu masuk ke dalam ruangan rasya dengan membawa plastik sangat besar.

" papa ini sarapan ya " ujar adara beranjak dari tempat duduknya.

" iya syaang kita makan ya " ujar fathir lalu meletakkan di meja makan ruangan vvip itu.

Mereka langsung beranjak dari tempat duduk mereka tidak dengan rasya yang masih terbaring di atas brankar nya.

" Pa kalian makan aja dulu biar aku bantu rasya buat makan " ujar naura mengambil 1 kotak makanan .

" loh kamu gimana " ujar fathir lalu menyuap sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

" ini biar naura sama rasya makan berdua aja " ujar naura.

" yaudah gapapa "

Naura mengambil kursi lalu duduk di samping rasya ia mulai menyuapkan sesendok nasi goreng ke dalam mulut rasya, rasya tentu menerimanya tanpa bantahan.

Rasya tersenyum mendapat perhatian dari naura karna ini adalah penantian nya sejak lama.




















Bersambung........

DIARY RASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang