Camping sekolah (3)

267 37 1
                                    

Rasya dilarikan ke rumah sakit medika jaya, ia sekarang berada di ruangan IGD untuk melihat kondisi nya yang cukup parah selain itu juga ruangan IGD lengkap dengan alatan.

Sudah 2 jam lebih fatma family menunggu di luar ruangan IGD namun tak ada tanda-tanda perawat yang memberi mereka khabar baik atau khabar buruk, mereka berada di sana termasuk sahabat rasya hanya bisa memanjatkan doa untuk nya.

Naura juga selalu menyalahkan dirinya sendiri karna ia rasya jadi begini.

" Maafin naura bu , rasya jadi begini karna naura " ujar naura menangis dalam pelukan salma.

Salma mengelus rambut naura " Hei.. Sayang rasya kek gini karna takdir naura kita gak bisa apa apa " ujarnya, lirih.

" Bener kata ibu ini semua takdir " sahut fathir.

" Udah ya sekarang kamu makan kamu juga belum makan kan dari tadi? " tanya salma naura menganggukkan kepalanya lalu mengambil makanan yang berada di sampingnya.

" Lo tenang aja nau gue pasti bantu lo ama rasya buat cari pelaku yang udah culik lo dan bawa lo ke hutan " ujar afan diangguki ketiga sahabat nya.

Naura menganggukkan kepalanya lalu tersenyum tipis " thanks ya " ujarnya.

" Nau lo tau pelaku penculikan lo? " tanya zayyan.

" Eh bego lo ngapain nanya gitu sih jelas jelas tadi afan bilang mau cari pelakunya, ya naura gak tau lah iya kan nau " ujar eby.

" Iya "

" Tuh "

" Iya iya "

" Malah ribut kalian! "

*****

" Kondisi rasya sudah stabil namun kami masih memantaunya lebih lanjut, dan saat ini kalian tidak bisa masuk ke ruangan rasya hanya bisa melihatnya di kaca sahaja.Tidak ada luka parah namun hanya di kepalanya sahaja yang mengalami benturan keras tapi tenang saja untung itu tak membuat nya amnesia " ujar dokter.

Ya, rasya sudah di pindahkan ke ruangan inap ICU karna kata dokter ingin memantaunya lebih lanjut.

" Saya permisi " ujarnya lalu melenggang pergi.

Fatma family dan sahabat rasya menghembuskan nafasnya lega karna kondisi rasya saat ini baik baik saja.

2 hari setelah nya mata milik saudara pertama mereka masih tertutup rapat dia sama sekali tidak berniat untuk membuka matanya, rasya masih betah menutup matanya.

Naura melangkah menuju ke kaca ruangan rasya lalu berujar " Sya... Cepet sadar ya gue kangen lo " ujarnya, lirih.

Tak lama kemudian alat EKG berbunyi nyaring tepat di telinga naura, naura yang melamun seketika sadar ia langsung berlari memencat tombol kecemasan setelah itu datang lah 1 orang dokter dan 2 perawat masuk ke dalam ruangan rasya.

Fatma, gibran, irsyad dan adara yang baru dihubungi naura langsung bergegas ke rumah sakit ya sebenarnya mereka pulang karna ingin mengambil sesuatu di rumah.

" Nau huh hah gimana rasya " ujar irsyad dengan nafas yang tersengah.

Naura menggeleng pelan, saat irsyad kembali membuka suara pintu ruangan terbuka menampakkan sosok dokter dengan senyuman tanda baik baik saja.

Naura & family langsung menghampiri sang dokter ubat mengetahui khabar baik maupun khabar buruk.

" Gimana keadaan anak saya dok? " tanya fathir.

Dokter itu tersenyum " rasya baik baik saja, sekarang dia sudah sadar kita akan memindahkan nya ke ruangan inap nanti " ujarnya.

" Alhamdulillah kalo begitu kita boleh masuk kan dok? " bukan fathir yang bertanya namun salma istrinya.

" Bisa, yasudah kalo begitu saya pamit ya " ujar dokter itu lalu melenggang pergi ke ruangan khusus untuknya.

Fatma family langsung masuk ke dalam ruangan rasya, pemandangan yang mereka lihat adalah rasya memandang mereka dengan senyuman yang tersungging di bibirnya.

" Rasya! " seru naura ia langsung memeluk tubuh rasya sambil menumpahkan air mata.

" Hiks! Sya akhirnya lo sadar! Hiks! Gue minta maaf ya sya gara-gara gue lo jadi kayak gini "

Rasya mengelus punggung naura " g-gue gapapa naura " ujarnya dengan suara cukup lemah seperti bisikan.

Naura menguraikan pelukannya lalu menangkup kedua belah pipi rasya " sya kalo lo ngerasain sakit bilang sama gue ya, gue bantuin lo " ujarnya tersenyum manis.

Rasya menganggukkan kepalanya pelan.

" Rasya kamu gapapa kan nak? " tanya salma khawatir.

" Gapapa bu rasya cuman pusing dikit aja " ujar rasya mencoba menenangkan salma, namun ia kesakitan karna luka di kepalanya cukup parah.

Fathir mendekat ke arah Rasya, naura mundur 3 langkah, lalu membisikan sesuatu kepada Rasya " Rasya kamu udah minum obat kan sebelum kamu mencari naura? " bisiknya kepada Rasya, Rasya menganggukkan kepalanya.

" Yaudah kita ke kantin dulu beliin kamu makan, kamu pasti laper kan? " tanya fathir diangguki Rasya.

" Sayang kita ke kantin yuk, adara kamu mau ikut juga? " tanya fathir ke adara.

" Boleh boleh " ujar adara kegirangan ia langsung berlari keluar ruangan rasya diikuti fathir dan salma.

" Sya lo gapapa kan? " tanya irsyad terlihat wajah kekhawatiran terhadap rasya.

Naura, gibran melihat ke arah irsyad dan rasya sontak rasya membalakkan matanya lalu memberi kode ke arah irsyad untuk tidak keceplosan.

" E-ee maksudnya gue lo gapapa kan sya? " tanya lagi.

Rasya menghembuskan nafasnya pelan " gapapa syad " ujarnya.
























Bersambung.....

Wah hampir aja irsyad keceplosan tuh!
Ohya selepas ini ada konflik baru lagi nih konflik Rasya!

Semoga suka ya part nya...

DIARY RASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang