Sore ini naura gibran dan arie akan mengerjakan kerja kelompok di rumah kediaman fathir. Naura sekarang berada di dapur berkutat untuk memasak cupcake, sedangkan gibran menyiapkan alat alatan untuk kerkom bersama rasya yang hanya diam.
" Siap deh " gumam naura ketika cupcake sudah siap di atas meja.
Naura lantas membawa cupcake itu di atas mampan dengan minuman coklat hangat empat.
" Arie kemana sih lama banget " ujar naura mengetikkan sesuatu di ponsel nya.
" Arie siapa? " tanya rasya yang berada di sofa.
" Murid baru dikelas kita dia sekelompok ama kita " sahut gibran.
Rasya hanya beroh ria sahaja.
" Ohya sya ponsel lo mana, gue mau minjam " ujar naura dibalas gelengan oleh rasya.
Naura menghembuskan nafasnya pelan kakaknya ini selalu saja lupa " lo lupa lagi sya? " tanyanya kesal.
" Hmm gimana lagi emang gue nyusahin aja " ujar rasya pelan.
" Sya! Gue gak suka lo bilang kayak gitu! Lo gak nyusahin kok, gue janji setelah ini gue akan selalu awasi lo untuk lo gak lupa apa yang lo mau dapatin " jawab naura.
Sedangkan gibran hanya menggaruk tekuknya yang tidak gatal " lo bisa sembuh dari itu jika lo rajin kemoterapi sya " sahut gibran.
Rasya mengangguk " Iya, gue tau tapi gue gak mau nyusahin ibu sama papa lagian perusahaan papa lagi mengalami bangkrut sekarang gue gak mau " lirih rasya.
Gibran dan naura saling memandang antara satu sama lain " Kita ban- .... " belum selesai mereka kedua berbicara bel berbunyi.
" Bukain nau " titah gibran diangguki naura.
Naura melenggos pergi melangkah menuju ke pintu utama membukanya dengan pelan disana sudah ada pria dengan tas yang berada di punggungnya juga senyuman manis.
Naura mempersilakan pria itu untuk masuk ke dalam.
" Duduk rie " ujar naura dengan senyuman.
Arie duduk di samping rasya, ia meneliti dari atas sampai bawa. Ia mengerutkan keningnya saat atensi melihat rasya yang hanya memandang kosong ke depan.
Rasya yang merasakan sesuatu yang duduk di sampingnya menoleh " lo Arie? " tanyanya.
" Iya " jawab arie singkat.
Rasya menganggukkan kepalanya faham lantas kembali memandang kosong ke arah depan. Sedangkan gibran melihat keduanya itu merasakan sesuatu yang mengganjal dari arie seperti pandangan tak suka pada rasya.
" Dia kakak angkat gue rie " sahut gibran ketika arie yang masih memandang rasya sedari tadi.
Arie menoleh ke arah gibran " Kakak angkat? " tanyanya kembali.
" Iya ada dua sih ya cuman satunya itu sering keluyuran " ujar gibran.
" Udah mending langsung aja " timpal naura yang baru saja datang dengan membawa kaca mata buatan irsyad.
***
Rasya yang memakai kaca mata buatan irsyad hanya menatap naura dan arie yang saling bercanda antara satu sama lain sesekali mengerjakan kerja kelompok. Rasya hanya bisa melihat abu abu disana.
Saat rasya hendak beranjak dari duduknya karna melihat antaraksi antara naura dan arie tiba tiba seseorang menariknya kembali untuk duduk. Itu irsyad.
" Sya maaf ya gue cuman bagiin lo kacamata ini soalnya itu aja dari pikiran gue " ujar irsyad menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY RASYA
Teen FictionMenceritakan tentang seorang remaja berusia 17 thn yang menghidap penyakit mematikan , ia berusaha untuk menutupi penyakitnya dari keluarga angkatnya.Rasya adalah anak angkat dari pak fathir dan ibu salma karna ibunya rasya sdh meninggal saat dia ma...