Tak dianggap

526 65 21
                                    

" Kamu bisa tinggal lagi di rumah saya "

" Hah? Beneran pah? " tanya rasya.

Fathir mengangguk sambari mengedarkan pandangan nya " hmm "

" Makasih pah! " rasya hendak memeluk fathir namun fathir terlebih dahulu melangkah mundur 2 kali sehingga rasya terhuyung ke depan tapi dengan cepat ia memegang tembok di sampingnya.

" Pah papa kenap-

" Sudah! Cepet beresin barang barang kamu terus masukin ke garasi mobil saya kita berangkat sekarang " ujar fathir tegas.

Fathir memasuki mobilnya dengan supir berada di kursi pengemudi, tanpa menoleh sedikitpun kepada rasya.

" Papa kenapa jemput rasya kalo papa gak sudi rasya tinggal di rumah papa? " gumamnya tanpa sadar ia meneteskan air mata namun dengan cepat ia mengusap air mata nya secara kasar lalu masuk ke dalam rumah milik salma untuk membereskan barang barangnya.

Seperempat di perjalanan tidak ada pembicaraan antara keduanya fathir dan rasya hanya diam karna fathir yang berada di sebelah kursi pengemudi dan rasya yang di belakang sendiri. Biasanya fathir akan menanyakan tentang penyakit nya tetapi beda dengan sekarang tidak ada lagi yang ditanyakan,kekhawatiran, kecemasan dan sebagainya.

Kini mereka telah tiba di rumah kediaman fatma keempat saudaranya sudah berada di depan dengan tatapan yang sulit diartikan dan juga senyum mereka Terlihat terpaksa rasya tidak tau apa yang terjadi.

" Kalian gausah senyum kalo di PAKSA !" Rasya menekankan kalimat terakhir lalu melenggang pergi meninggalkan mereka semua di Sana. Sebelum pergi ia terlebih dahulu mencium punggung tangan salma.

Naura menghembuskan nafasnya kasar andai aja ia tidak menyetujui perjodohan papanya dan membiarkan rasya tinggal di rumah minimalis salma.

" Kenapa lo terima nau? " tanya adara ketika rasya melenggang masuk.

" Gue terpaksa ra!kalo gak kepaksa gue juga gak bakalan mau, papa sekarang beda " jawab naura.

" Huft kita bantu untuk mengagalkan pertunangan kalian minggu depan " sahut gibran diangguki irsyad.

Zayyan, afan dan eby juga berada disana mereka juga ikut mengangguk setuju atas ujaran dari gibran.

***

Rasya sekarang berada di balkon kamarnya ia menikmati suasana malam hari sambil memikirkan tentang saudaranya yang sangat tertekan.

" Mereka kenapa? " gumamnya kepada dirinya sendiri.

Saat ia masuk ke dalam ia dikejutkan dengan seseorang yang mirip dengannya. Sepertinya penyakit nya kambuh lagi, ya memang beberapa minggu ini penyakit nya tidak kambuh lagi termasuk leukemia tetapi kini penyakit nya mulai kambuh.

" Ngapain lo disini? " tanya rasya kepada orang yang mirip dengannya.

Lo gak ingat? Gue adalah lo rasya!

" Mending lo pergi! " usir rasya.

Kalo gue gak mau? Gimana dong hahaha

" Pergi gue bilang! "

Kasian gak dianggap! Harusnya lo sadar lo jangan mau disini mending di rumah ibu salma aja lebih nyaman

Rasya bungkam yang dikatakan oleh sosok yang mirip dengannya. Rasya yang tidak sadar melangkah masuk lalu duduk di hujung kasur nya.

" Bener juga kalo gue gak dianggap disini seharusnya gue gak ikut sama papa " gumam rasya.

***

Pagi telah tiba rasya yang baru saja menuruni tangga ketika menghentikan langkahnya saat melihat naura yang disuap oleh noah. Terlihat naura yang tersenyum lebar di dekat noah juga terlihat para saudaranya yang begitu akrab dengan noah.

Rasya melewati keempat saudaranya lalu beralih menatap salma dan fathir. Rasya meraih tangan salma lalu mencium punggung tangan salma bergantian dengan fathir.

" Rasya makan dl luar bu lagian rasya juga mau kemoterapi pagi ini " ujar rasya kepada salma.

Begitu terdengar saat rasya ingin pergi kemoterapi naura menoleh ia mendapati rasya dengan pakaian rapi. Naura ingin menyapa rasya namun diurungkan karna larangan fathir dan tatapan tajam dari fathir. Mulai hari ini ia akan memulai dramanya pura pura membenci rasya.

" Kalo kemo tuh makan dulu! Orang di rumah capek capek masak malah makan dliuar " sentak naura.

Fathir tersenyum melihat naura yang menurut kepadanya " bagus " batinnya.

" Nau! Rasya jangan dengerin ya kamu pergi sekarang nanti telat loh " salma beranjak dari tempat duduknya merapikan hoodie yang di pakai rasya.

" Rasya lo duduk sekarang! " Ketus naura ia juga ikut beranjak mencengkram erat pergelangan tangannya rasya.

Naura mendudukkan rasya dengan kasar di kursi lalu menyuapkan sesendok nasgor yang masih panas membuat si empu ingin membuangnya namun naura langsung melotot meminta rasya untuk menelannya.

Setelah selesai makan rasya yang lidahnya terasa kebas karna memakan makanan yang masih panas beranjak dari tempat duduk nya ia menyalimi salma berpamitan untuk ke rumah sakit.

Bayang bayang naura dan noah yang romantis dan mesra membuatnya tidak fokus mengendarai motornya terlebih lagi di rumah kediaman fatma tadi keempat saudaranya tidak menatap nya sesekali pun rasya merasa tak dianggap oleh orang rumah.

" Lebih baik lepas ini gue pulang ke rumah ibu salma aja " gumamnya dengan mata memanas.





































Bersambung......

DIARY RASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang