Sabar Rasya!

491 32 0
                                    

Suasana pagi telah tiba, terlihat seorang pria yang berada di ruang rumah sakit sedang terbaring dengan infusnya pria itu masih tertidur pulas.
Perlahan-lahan mata itu terbuka ia melihat sekeliling yang adanya keluarga nya, terbit senyuman manis melihat saudaranya yang masih tidur di sofa dan di karpet bulu.

Rasya ingin sekali duduk tapi ia tidak bisa tanpa seseorang rasya menggerakkan kakinya nihil nya tidak bisa ia terus berusaha untuk duduk, sehingga naura terbangun lalu menggosok matanya ia menatap rasya yang berusaha untuk duduk.

" Rasya " gumamnya lalu beranjak dari tempat tidurnya menghampiri rasya di brankar " Hey ngapain lo " ujar naura.

" Enggak ini gue mau duduk " ujar rasya menampakkan senyuman nya.

" Sini gue bantuin " ujar naura lalu membantu rasya duduk di samping brankar " lain waktu panggil gue aja rasya ingat kita saudara "lanjutnya.

" hmm, bawel lo " ujar rasya, singkat.

" Bawel bawel gini yang urus lo "

Rasya menghela nafasnya " maaf nau gue udah nyusahin kalian apalagi papa sama ibu " ujarnya menunduk memainkan jari jarinya.

Naura tampak gemas kepada rasya bagaimana tidak? Rasya yang menunduk kayak anak kecil dimarahin ibunya sambil memainkan jari jarinya.
" Rasya lo gak nyusahin kita sama sekali " ujar naura lalu mengusap pipinya rasya dengan lembut, rasya beralih menatap ke arah naura dengan senyum tersungging dibibirnya.

" Nau gue tuh nyusahin nau lo liat sekrang kaki gue gak bisa jalan ditambah gue ulang alik ke rumah sakit gue gak berguna nau gue cuman nyusahin kalian " lirih rasya.

" Hey sya jangan gitu lo gak nyusahin sama sekali selama lo dikeluarga ini lo selalu lindungi kita berempat walaupun lo dalam keadaan luka tapi lo tetap bantuin kita, ibu sama papa bangga sama lo sya prestasi yang ada di sekolah lo selalu ikut kan dan memenangkan piala lalu lo bawa ke rumah itu papa sama ibu bangga banget lo yang aja gak liat " ujar naura dengan panjang lebar lalu mendekap tubuh rasya dipelukan nya sambari mengusap pundak rasya.

" Sabar Rasya! "

Rasya berhasil dibuat naura nangis ia nangis dalam pelukan naura dengan air mata yang sudah membasahi baju naura, naura semakin erat memeluk rasya " Gak salah kok sya laki-laki itu nangis nangis aja gak papa " ujarnya.

***

Tidak lama kemudian ketiga saudara naura dan rasya terbangun mereka mengumpulkan nyawa terlebih dahulu sebelum beranjak dari tempat tidur mereka.

" ahh udah pagi yah " ujar irsyad mengusap kedua matanya.

" Jadi menurut lo sore " ujar gibran, gibran beranjak dari tempat tidurnya lalu mengambil cerek elektrik untuk memanaskan air dan membuat kopi.

" Huaa , Hah rasya naura kok pelukan " gumam adara terdengar oleh irsyad dan gibran.

" APA PELUKAN!! " Ujar irsyad dan gibran secara bersamaan.

Naura rasya melepas pelukan mereka lalu ke tempat semula mereka terduduk rasya mengusap air matanya dibantu oleh naura.

" Sya ngapain lo nangis " ujar adara, ceplos diikuti irsyad dibelakang nya sedangkan gibran duduk di tempat pemanasan cerek.

" Gue baru liat rasya bisa nangis juga " ujar gibran menghampiri mereka berempat tidak lain adalah Rasya, naura, irsyad dan adara.

" Apaansih! Gue manusia kali jadi bisa nangis juga! " ketus Rasya.

" Dih ketus amat bang sama naura aja kagak! " bukan gibran yang menjawab tapi adara.

" Nah adara betul ini adik kesayangan gue nih " ujar gibran mengacak acak rambut adara.

DIARY RASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang