Dipagi yang cerah, sinar matahari memasuki ruangan kamar milik laki-laki yang berwajah tampan dan putih ia masih terlelap dengan memeluk bantal guling nya.
Tidak lama kemudian alarm hpnya berbunyi tepat pada telinganya.
Ia beralih mematikan alarm dan beranjak ke kamar mandi.Rasya ia telah selesai mandi dan memakai pakaian kaos oversize warna hitam dengan celana selutut.
Rasya memutuskan untuk ke bawah karna mungkin sudah ada papanya ibunya dan bibi yang telah menyiapkan sarapan.
Rasya menuruni anak tangga satu persatu untuk turun kebawah,kini rasya telah sampai di meja makan." Rasya kamu udh bangun gimana udah enakan belum " ujar fathir sambil melahap roti dengan selai coklat.
" Alhamdulillah udah kok pa" ujar rasya lalu duduk di kursi dan mengambil roti yang telah disediakan.
" Rasya ibu saranin kalo hujan tuh jangan naik ojek" ujar Salma.
" Iya bu tapikan ojek seru ada anginnya" ujarnya lalu tersenyum.
" Tetep gak boleh rasya nanti kamu makin drop!" Tegur Salma.
" I-iya bu maafin rasya ya" ujar rasya sedikit menunduk.
" Sya kami sayang kamu jadi papa sama ibu gak mau kamu kenapa kenapa " bukan salma yang menjawab tapi Fathir.
" Iya pa maaf "
Fathir menghembuskan nafasnya lembut lalu mengelus pundak rasya ia sayang kepada rasya karna rasya anak yang bisa dihandalkan apalagi menjaga keempat saudara angkat nya, walaupun rasya bukan anak kandungnya tetapi fathir menyayangi rasya seperti anak kandungnya sendiri.
" Pa naura, irsyad, adara sama gibran mana pa" ujar rasya karna sejak tadi ia hanya dengan fathir dan salma.
" Ke taman sya,kenapa kamu pengen kesana kalo mau kesana, kesana aja papa izinin " ujar fathir.
" Kenapa mereka gak bangunin rasya pa " ujar rasya seketika wajah nya menjadi cemberut,yap sebenarnya rasya jika sakit ia akan manja kepada fathir salma dan naura.
" Jangan cemberut sya, mereka itu gak bangunin kamu karna tdi kamu tidur jadi gak tega bangunin kamu" ujar fathir.
" Hmm yaudah deh kalo gtu aku pamit pa mau ketaman" ujar rasya beranjak dari tempat duduknya lalu menyalim tangan fathir.
" Emang kamu tau dimana" tanya fathir.
" Enggak hehehe" ujar rasya dengan cengirannya.
Fathir terkekeh akan anak pertamanya
" Taman lestari " ujarnya." Bu aku pamit ya bu" ujar rasya kepada salma lalu menyalim tangan Salma.
" Hati hati sya"
" Siap kok bu "
" Pa bu kalo gtu aku pergi dulu ya" ujar rasya lalu melangkah ke pintu keluar dan mengambil motornya yang ada digarasi lalu mengencap mesin gas motornya.
******
_Taman lestari
Rasya telah pun tiba di taman lestari ia mencari cari para saudaranya nihilnya tidak ada ia terus terusan mencari keempat saudaranya akhirnya ia menemukan saudaranya berada di pinggir danau taman lestari ia langsung menghampiri keempat saudaranya.
" Guys" ujar rasya.
" Rasya? Eh sya lo ngapain kesini" ujar gibran.
" Emng gue gak boleh kesini" tanya rasya.
" Duh sya kan lo belum sehat total gimana sih lo" bukan gibran menjawab tapi naura.
" Yah gue udh gak papa buktinya ini udh bisa kesini" ujar rasya.
" Yaudah lah bang rasya udh sehat juga kok lo pada ngatur" ujar adara sambari menyuapkan sesendok jeli yang ia beli.
" Nah adara tuh" ujar rasya.
" Keras kepala banget lo sya" ujar naura lalu menarik lengan rasya dan duduk di kursi putih panjang yang ada di danau.
" Lo mau sya" ujar naura sambari memberikan kotak yang isinya pizza.
" Yah mau lah nau itu makanan kesukaan gue gak mungkin gue gak mau" ujar rasya lalu mengambil kotak di tangan naura namun dengan cepat naura menepis tangan rasya.
" Lo kalo mau jajanin gue marshmellow ya" ujar naura menaikkan satu alisnya.
" Lo mah gtu apa apa marshmellow pusing gue mending gausah ah" ujar rasya.
" Ngambek lo sya yaudah nih makan aja sepuasnya" ujar naura namun rasya menghadap ke belakang melihat ke arah danau.
" Sya jangan gtu lah" lanjutnya.
" Rasya ah" timpal naura lalu memukul lengan rasya.
" Aduh sakit naura" ujar rasya meringis kesakitan.
" Lo sih gak denger apa kata gue mending makan pizza ya gue suapin" ujar naura lalu menyuapkan satu pizza ke dalam mulutnya rasya.
" Makasih nau " ujar rasya dengan reflek ia memeluk tubuh naura,Naura sontak kaget karna rasya yang tiba-tiba memeluknya.
" Eh m-maaf nau reflek"
" I-iya gapapa kok"
" Ekhem ekhem jadi nyamuk kita disini mana bucin lagi " ujar seseorang.
" Siapa yang bucin adara " ujar naura.
" Nara" ujar adara, singkat.
" Nara saha dar" bukan naura menjawab tapi gibran.
" Naura rasya" ujar adara dengan cengirannya.
" Dih pinter lo dar buat nama couple" ujar irsyad sambari memainkan alatnya.
" Iya iya dong adara" ujar adara tersenyum penuh kemenangan.
Naura beranjak dari tempat duduknya di samping rasya ia melangkah menuju ke tepi danau nihilnya ia terjatuh ke dalam danau yang airnya dalam.
" NAURA!!" Teriak mereka berempat.
" Kalian disini biar gue aja nyelamatin naura" ujar rasya lalu terjun ke danau.
" Sya hati hati" teriak Gibran.
Rasya mencari cari keberadaan naura akhirnya ketemu ia membopong tubuh naura ke tepi danau yang mereka tempati,saat rasya ingin naik tetapi kakinya terlilit oleh kayu kayuan yang ada di danau.
" Sya gue nyebur ya" ujar gibran melepas jaketnya.
" Jangan gib nanti lo nyusul gue" ujar rasya namun gibran gak ngerti tentang itu.
" Sya maksud lo" tanya gibran.
" Naura tolong selamatin dia dulu jangan peduliin gue naura gak bisa selamat kalo terus terusan gtu " ujar rasya.
" Tap- " belum sempat gibran melanjutkan perkataannya tapi dipotong rasya.
" Gib itu adara sama irsyad panik lo tolong naura ya " ujar rasya.
" Yaudah tapi sya lo tahan ya " ujar gibran khawatir disisi lain ia ingin menyelamatkan rasya tetapi disisi lain ia tidak ingin naura mati.
Rasya perlahan menutup matanya karna sakit penyerangnya di bahagian kaki seperti dipukul oleh kayu itu ia sedikit demi sedikit turun di bawah air.
Gibran berhasil membuat naura sadar kembali akan tetapi naura mencari keberadaan rasya dimana mereka mencari cari keberadaan rasya di tepi danau yang rasya tempati namun rasya sudah tak ada.
" Rasya dimana gib" ujar irsyad.
" Gue gak tau rasya tdi dsini" ujarnya.
" Itu rasya gib" ujar adara menunjuk ke arah rasya yang tenggelam.
" Ehh nau jangan lo jangan nyebur biar gue aja " ujar gibran lalu terjun ke danau.
Gibran membopong tubuh rasya sama hal dengan naura ia membawa rasya ke tepi danau dan berusaha menyadarkan rasya,rasya tersadar namun kakinya tidak bisa bergerak.
" Kaki gue " ujarnya.
Bersambung........
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY RASYA
Teen FictionMenceritakan tentang seorang remaja berusia 17 thn yang menghidap penyakit mematikan , ia berusaha untuk menutupi penyakitnya dari keluarga angkatnya.Rasya adalah anak angkat dari pak fathir dan ibu salma karna ibunya rasya sdh meninggal saat dia ma...