" PERGI!? "
Seorang remaja 17 tahun bersimpuh di kaki sang papa angkat yang kini mengusirnya karna satu kesalahan yang diperbuat olehnya. Seorang yang dicap sebagai ibu angkatnya juga ikut membela remaja itu untuk tidak diusir.
" Pah, rasya mohon pah. Rasya harus tinggal dimana kalo papa usir " mohon rasya sambari meraih lengan fathir.
Fathir mendorong rasya kasar sehingga kepalanya terhantuk dinding, fathir merasa sedikit iba saat melihat kening rasya berdarah sehingga ke keningnya namun tak berlangsung lama ia menepis perasaan itu dengan cepat.
" Mas kalo kamu mau usir rasya apapun yang aku bagi, kamu jangan halangin aku mas !! " Sentak salma.
Keempat saudaranya hanya melihat dari cermin tingkap karna fathir yang menyuruh para bodyguard nya untuk mengawasi keempat nya. Keempat bersaudara itu hanya terdiam sesekali memgeluarkan air mata karna melihat kakak pertama mereka begitu.
" Silakan aku gak peduli sal " setelah berujar fathir langsung menutup pintu dengan keras sehingga kedua ibu dan anak itu menutup telinga refleks.
" Sya ibu punya rumah yang ibu beli sejak ibu belum nikah sama papa tapi itu cuman minimalis cuman muat buat kamu seorang kamu terima ya? " salma memberikan kunci rumah minimalis nya.
" Ibu juga bagi kamu ini dan ini " salma juga memberikan black card dan kunci motor kepada rasya.
Rasya mendorong tangan salma dengan pelan " maaf bu tapi rasya gak mau ibu sama papa berantem karna rasya " ujarnya menunduk.
" Ngak sya papa kamu itu sayang sama ibu apapun ibu lakukan dia gak boleh nolak " jawab salma sambari menghulurkan kembali black card, kunci rumah dan motor " kamu terima ya gak ada penolakan " lanjutnya.
" Makasih banyak ibu! " rasya langsung mendekap tubuh sang ibu angkat.
" Oh ya kamu gak perlu beli apa apa atau bahan disana udah ada sedia jadi kamu gak perlu repot " ujar salma, rasya tersenyum.
" Rasya gak tau balas pakai apa tapi rasya sayang sama ibu "
" Ibu juga, kamu jangan lupa kemoterapi ya ibu udah sediain di koper kamu motor ada di garasi "
" Baik bu terima kasih banyak "
***
Seperempat di perjalanan kini rasya sudah tiba di sebuah rumah minimalis. Di rumah minimalis ini tidak jauh dari sekolah mungkin sekitar 15/20 meter jadi ia tidak langsung terburu buru ke sekolah.
Rasya memasuki rumah minimalis itu disana terdapat ruang tamu dengan sofa,kursi mini, meja mini dan juga tanaman yang berada di rak rak.Setelah itu rasya memasuki dapur ia berasa kagum karna ibunya ini sangat pintar menyusun dengan sangat rapi sebelum keluar dari rumah mini nya ini.
Kemudian rasya langsung ke kamar ia langsung menduduki kasur yang berada di lantai.
" Alhamdullillah " syukur rasya.
Rasya meraih ponselnya yang berada di saku celananya lalu menghubungi sahabat sahabat nya.
30 minit kemudian ketiga sahabat yang tidak lain adalah afan eby dan zayyan terkecuali reza sudah berada di ruang tamu.
" Napa lo disini? " tanya afan sambari membuka toples sneak.
" Diusir " bukan rasya, namun eby yang sedang memperbaiki aircond rumah yang ditempati rasya.
" HAH!? " pekik afan.
Rasya berdehem singkat " hm "
" Kenapa lo diusir? " tanya afan lagi.
" Yaelah kepo amat lu fan " sahut zayyan.
" Napa iri lo?! " ketus afan kepada zayyan.
Rasya hanya tersenyum tipis melihat itu ia merasa sepi sekarang karna keempat saudaranya tidak bersamanya lagi.
Tak lama kemudian ia melamun setetes darah yang mengalir di hidung nya ia tak menyadarinya namun sahabat nya.
" Sya lo mimisan! " tegur zayyan.
Buru buru rasya menghapusnya dengan tisu yang berada di sampingnya tetapi sahabat nya mengerutkan kening mereka.
" Lo kenapa mimisan sya? " tanya eby.
" Engga emang kalo gue demam mimisan " jawab rasya.
" Gue gak percaya sya ada yang lo sembunyiin dari kita kan?! " sahut afan.
" Kalo lo emang anggap kita sahabat lo cerita sekarang " timpal zayyan.
" Sebenarnya..... "
Bersambung........
Kayak nya ada yang udah mulai tau nih!
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY RASYA
Teen FictionMenceritakan tentang seorang remaja berusia 17 thn yang menghidap penyakit mematikan , ia berusaha untuk menutupi penyakitnya dari keluarga angkatnya.Rasya adalah anak angkat dari pak fathir dan ibu salma karna ibunya rasya sdh meninggal saat dia ma...