Suasana dimalam hari yang gelap itu bersama sama dengan hujan yang masih turun,kini laki-laki berbaju putih polos sedang berada di kamarnya sambari duduk di tepi ranjangnya.
Dengan selimut tebal yang ia pakai karna rasya agak sedikit menggigil.
Ia melamun tentang papanya sekarang masih belum bisa ia temukan.Papa dimana ya sekarang kok gak cari gue, apakah gue anak tak diinginkan? Batin rasya bertanya tanya kepada diri sendiri.
Ceklek
Pintu terbuka lebar menampakkan sosok wanita berkaos oversize dengan celana di bawah lutut,ia membawa mempan berisi bubur dan air hangat diikuti oleh ketiga saudaranya.
Yap mereka adalah saudara angkat rasya yang sudah siap memasak bubur." Sya makan dulu biar sembuh" ujar naura dengan senyumannya.
" Iya bang supaya kita bisa jalan jalan lagi ke taman" tambah adara.
" Ini gue udh sembuh tapi badan gue aja lemes banget " ujar rasya.
" Udh ah nau lo suapin rasya aja kalo lo gak suapin rasya pasti si rasya kagak mau makan " pujuk gibran.
" Iya nau tolong ya kita mau nonton tv hehehe " ujar irsyad.
Naura menghembuskan nafasnya pasrah ia menyuap sesendok bubur ke dalam mulut rasya.
Gibran dan Irsyad langsung duduk di sofa kamar rasya dan menyalahkan tv, sedangkan adara ia kedapur untuk mengambil cemilan." Udh nau gue kenyang" ujar rasya.
" Ihh sya lo tuh baru makan 2 suap 3 suap lagi ya" rayu naura sambari memujuk rasya.
" Hem iya deh janji 3 suap aja ya nau " ujar rasya.
" Iya iya "
Rasya telah selesai makan,naura membantu rasya membaringkan rasya di ranjang nya.
Naura, gibran, irsyad dan adara duduk di tepi ranjang rasya mereka mengobrol ngobrol tentang kerja yang mereka akan kerjakan.
" Nau, gib,syad,dar gue mau ngucapin makasih karna udh rawat gue" ujar rasya.
" Udh jelas dong sya kita rawat lo kan saudara kita " ujar Irsyad.
" Iya bang kita kan saudara " timpal adara.
" Gue tau tapi cuman saudara angkat kan " ujar rasya lalu menunduk.
" Sya lo jangan ngerasa gak enak sama kita,ya walaupun saudara angkat tapi kita tetap anggap lo kayak saudara kandung kita sendiri kok " ujar naura, Gibran Irsyad dan adara mengangguk setuju.
" Sya "
Keempat saudara angkat nya masuk kedalam pelukan rasya, mereka memeluk rasya dengan erat tanda kasih sayang kepada saudara angkat nya.
Hangat banget dipeluk sama mereka - batin rasya.
Sudah 5 minit mereka masih didalam pelukan rasya sampai sampai rasya tak bisa bernafas ia memutuskan untuk melepas pelukan itu.
" Udh ah gue gak bisa nafas " ujarnya.
" Hehehe maaf babang rasya" ujar mereka berempat tidak lain adalah naura, gibran, irsyad dan adara.
" Udh mending kalian ke kamar kalian tidur ini juga udh larut malam" ujar rasya.
" Yaudah kita kekamar ya kalo butuh apa apa panggil kita aja " ujar naura ia menarik ketiga saudaranya keluar dari kamar rasya.
Kini yang tersisa hanyalah rasya sendiri berada di kamarnya sambari melamun tentang keberadaan papanya.
Ngapain gue pikirin dia,dia aja gak pikirin gue - batinnya.
Bersambung........
Maaf sedikit yaa soalnya aku lagi ada tugas maaf banget🙏🏻
Besok deh double upJangan lupa vote komen dan follow yaa thanks 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY RASYA
Teen FictionMenceritakan tentang seorang remaja berusia 17 thn yang menghidap penyakit mematikan , ia berusaha untuk menutupi penyakitnya dari keluarga angkatnya.Rasya adalah anak angkat dari pak fathir dan ibu salma karna ibunya rasya sdh meninggal saat dia ma...