Setelah beberapa jam kemudian gibran datang dengan membawa mobil fathir diikuti dengan irsyad sedangkan adara ia memilih untuk dirumah karna sedang membuat pr yang diberikan oleh guru.
" Nau? " ujar gibran.
" Gib tolong gib ini rasya gak berhenti mimisan nya " ujar naura khawatir tampak rasya yang sudah pucat sekali dan biru di seluruh tubuhnya.
Gibran membopong tubuh rasya ke dalam mobil dibantu oleh irsyad.
Sesampainya mereka di rumah sakit mereka langsung memanggil doktor atau suster yang ada di rumah sakit.
" Dokter suster tolong" teriak gibran.
Beberapa suster membawa brankar menuju ke arah ketiga adik beradik itu lalu gibran dan irsyad beralih mengangkat rasya ke brankar lalu didorong ke ruangan IGD.
" Mohon maaf sebaiknya kalian tunggu diluar sahaja" ujar suster itu lalu menutup pintu ruangan igd.
" Rasya kenapa nau ? " tanya gibran.
Naura menceritakan kronologi tentang rasya saat pingsan gibran dan irsyad mengangguk faham.
Tidak lama kemudian pintu terbuka menampakkan seorang berjas putih lalu menghampiri mereka bertiga." Keluarga pasien?" Tanyanya.
" Kita dok" ujar mereka bertiga tidak lain adalah naura, gibran dan irsyad.
" Pasien tidak apa apa dia hanya kecapean sebaiknya kalian menjaga kesihatan rasya" ujar dokter itu bernama vino.
Dokter vino sudah sepakat dengan fathir, salma dan rasya bahwa tidak akan membocorkan tentang penyakit rasya kepada saudaranya. Irsyad yang sudah terlanjur tahu sangat khawatir.
" Baik dok " bukan irsyad atau gibran yang menjawab melainkan naura.
" Kalo begitu saya pamit,ohya satu lagi pasien sudah diperbolehkan pulang jika sudah mengurus administrasi " ujar dokter vino lalu melenggang pergi meninggalkan ketiga adik beradik itu.
" Syad mending lo telfon papa deh" ujar gibran diangguki irsyad.
Irsyad mengambil ponselnya di saku bajunya lalu menekan aplikasi hijau iaitu telfon tampak tertera ' Papa ' disana.
Papa 🥰
(Telfon bersambung)Assalamualaikum pa
Walaikusalam kenapa syad
Rasya pa!
Rasya kenapa syad
Rumah sakit pa papa boleh kesini kan
Iya boleh tapi share lock ya
Iya pa
Yaudah papa berangkat sekarang
Iya pa
( Telfon dimatikan)
Tut
" Udah " ujar irsyad.
" Nau syad gue mau ke kantin beli makan kalian mau pesen apa ?" Tanya gibran.
" Nasi goreng sama es teh gue" ujar irsyad diangguki gibran.
" Lo nau ?" Tanya gibran lagi.
Naura menggeleng pelan " gue gak mau sebelum rasya sadar " ujarnya.
" Bucin banget lo nau !" ledek gibran.
" Suka suka gue!" Ujar naura kesal.
" Anak anak "
Suara begitu familiar di pendengaran mereka bertiga.
" Papa ibu !" kompak mereka bertiga.
" Rasya gimana kondisi nya" tanya salma khawatir.
" Rasya gapapa bu kata dokter cuman kecapean aja dan kata doktor rasya selepas ini boleh pulang kalo udh ngurusin administrasi " jelas Naura.
" Yaudah kalo begtu biar papa aja ya sekalian mau tanya dokter " ujar fathir lalu melenggang pergi.
" Yaudah bu kita pamit sama irsyad mau kantin " ujar gibran" ohya bu adara mana ?" Lanjutnya.
" Iya ibu titip es teh aja ya ,adara di rumah katanya mau ngerjain pr nya " ujar salma.
Gibran mengangguk faham lalu menarik tangan irsyad menuju ke kantin.
" Bu kita kedalam yuk liat rasya " ajak naura.
" Emang udah boleh sama doktor " tanya Salma.
" Iya boleh kok bu "
" Yaudah ayok "
Salma dan naura memasuki ruangan rasya tampak seorang pria sedang melamun pandangan nya kosong.
" Sya ? "
" Eh ibu Naura " ujar rasya.
" Kamu kenapa kok ngelamun" tanya salma mengelus lembut rambutnya rasya.
" Gapapa kok bu " ujarnya lalu tersenyum.
Bersambung......
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY RASYA
Teen FictionMenceritakan tentang seorang remaja berusia 17 thn yang menghidap penyakit mematikan , ia berusaha untuk menutupi penyakitnya dari keluarga angkatnya.Rasya adalah anak angkat dari pak fathir dan ibu salma karna ibunya rasya sdh meninggal saat dia ma...