Semakin parah

475 50 2
                                    

Prang

Sontak naura gibran dan irsyad berlari menuju ke sumber tersebut. Mereka melihat rasya yang terduduk di samping laci.

" Rasya! "

Rasya menoleh pelan " n-nau? " gumam rasya pelan kemudian matanya tertutup rapat.

" Rasya! Gib syad itu rasya " ujar naura.

Gibran dan irsyad melangkah membopong tubuh rasya untuk membaringkan nya di kasurnya.

" Rasya kenapa kok akhir akhir ini sering kambuh " ujar naura khawatir.

" Kita gak tau coba syad lo telfon dokter vino " jawab gibran diangguki irsyad.

Assalamualaikum dok

(.....)

Iya dok

(......)

Tolong yaa

(.......)

Baiklah saya tunggu didepan

(......)

Walaikummusalam

Tut!

" Dokter vino sedang dalam perjalanan " ujar irsyad " gue pamit ke depan " lanjutnya.

Gibran dan naura mengangguk. Naura menghampiri rasya lalu mengambil baskom yang berada di atas nakas lalu mengopres kening rasya.

Gibran berpamitan ke naura untuk membuat minuman untuk dokter vino karna dokter vino adalah om mereka.

***

" Rasya penyakit kamu semakin parah! " ujar dokter itu kepada rasya yang sudah siuman " Kamu jarang minum obat ya? " tanyanya.

Rasya memalingkan wajahnya karna sedari tadi dokter vino mengoceh dirinya.

" Rasya? Kamu denger om bilang apa tadi? Penyakit kamu bukan main main Rasya " cerocos vino.

" hmm "

Vino menghembuskan nafasnya kasar karna keponakan yang keras kepala ini.

" Yasudah om ke depan, mau bilang kondisi kamu ke saudara kamu " ujar dokter itu melenggang pergi namun dengan cepat pergelangan tangannya dicekal oleh rasya.

" Om? Rasya mohon jangan bilang sama saudara rasya tentang penyakit rasya semakin parah. Rasya gak mau mereka terbebani karna rasya " mohon rasya.

" Rasya. Penyakit kamu bukan main main " jawab vino.

" Rasya mohon om "

Lagi lagi dokter vino menghembuskan nafasnya kasar " yasudah tapi kamu harus nurut apa kata om dan kamu akan om suntik biar rasa yang kamu alami tidak terlalu sakit " ujarnya memgelus kepala rasya.

" Apa suntik? " Pekik rasya.

" Itu syaratnya rasya nurut apa kata om! " tegas vino.

" T-tapi rasya takut suntik om " cicit rasya memainkan jari jarinya.

Vino tertawa ketika rasya mengatakan bahwa dia takut disuntik " hahaha, kamu takut? Atau mau om bilangin sama saudara kamu? "

Rasya menggeleng cepat.

" Makanya nurut sya "

" Iya om udah sana rasya mau tidur ngantuk karna obat dari om " ujar rasya seraya membenarkan selimutnya dibantu oleh vino.

" Yaudah om duluan ya mau pulang " ujar vino diangguki rasya.

Vino melenggang pergi meninggalkan rasya yang sendirian di kamarnya dengan mata yang tertutup.

Saat rasya ingin menuju alam mimpi, rasya dikejutkan dengan suara decitan pintu.

" Sya makan dulu lo belum makan " ujar naura lembut.

Rasya menggeleng pelan " engga nau ngantuk gue nanti aja " ujarnya sambil menarik selimutnya.

Naura menarik selimut Rasya " Makan? Atau gue ngambek sama lo " ujarnya tegas.

Akhirnya rasya pasrah ia disuapi oleh naura dengan telaten sehingga habis tak tersisa. Selepas makan ia meminum obat yang biasa ia minum.

" Sekarang boleh tidur sepuasnya tapi inget solat subuh besok jangan tinggalin " tegur naura diangguki rasya.

***

" Om om vino gak bohong kan? " tanya gibran sekali lagi.

" Engga om gak bohong gibran " jawab vino.

Gibran mencoba mencari kebohongan di mata vino nihilnya pria itu tidak menunjukkan kebohongan ia percaya tapi hatinya berkata jika om nya itu berbohong.

" Huftt yaudah om kalo ada apa-apa langsung bilang sama kita aja " ujar gibran diiringi dengan senyuman.

Vino tersenyum " Baiklah, om pamit ya mau ngurus pekerjaan lainnya " balasnya lalu bertos ala laki-laki kepada gibran dan irsyad sang keponakan.

Vino melenggang pergi meninggalkan perkarangan rumah fatma, naura dengan mampan nya turun ke bawah.

Naura mengerutkan keningnya karna gibran dan irsyad seperti memikirkan sesuatu yang sangat keras sampai tidak tau keberadaan disana.

" Kenapa? " tanya naura.

" Gue gak percaya sama pernyataan om vino nau " jawab irsyad diangguki gibran.

" Gue ngerasa ini karna rasya " timpal gibran.





















Bersambung......

Eleh eleh ada ada saja si rasya.

DIARY RASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang