Noah?

462 49 10
                                    

" Anak-anak papa sama ibu pulang " teriak fathir dari arah lantai bawah.

Pagi ini fathir dan salma pulang setelah selesai menguruskan pekerjaan di luar kota.

Mendengar teriakan fathir kelima adik-beradik yang sedang menonton film kebetulan hari sabtu hari cuti sontak kelimanya turun ke bawah melihat orang tua mereka yang baru pulang.

" Papa Ibu aaaa ! " teriak adara lalu mendekap tubuh fathir dan salma secara bergantian.

Adara menguraikan pelukannya ia mengadah tangan seperti meminta sesuatu " hehehe oleh-oleh ada gak? " tanyanya dengan cengiran.

" Oleh-oleh mulu lo! " sarkas gibran.

Adara memutar kedua bola matanya malas " pa bu " ujarnya.

Fathir dan salma menggelengkan kepalanya secara bersamaan lantas salma mengambil sesuatu di dalam tasnya lalu memberikannya kepada adara.

" Makasih ibu! "

" Ibu papa sejak kapan tadi di bandara " sahut naura, ia mengerutkan keningnya saat melihat laki-laki yang berdiri di samping papanya fathir,ia memutuskan untuk bertanya nanti sahaja.

" Dari pukul 4 tadi, tadinya mau langsung ke rumah tapi kita mutusin buat solat disana sama sarapan ibu sama papa juga tadi ke rumah om rizal " ujar salma menjelaskan.

Om rizal ialah adik dari fathir.

" Ibu itu siapa? " tanya gibran heboh.

" Ohya hampir lupa " bukan salma menjawab tapi fathir.

" Ini kenalin noah anak papa! Papa asuh dia dari panti tadi karna dia seumuran sama kalian jadi papa angkat deh biar kalian nambah temen " ujar fathir.

" Rasya kamu pindah ke kamar kosong yang di sebelah gudang itu ya biar noah di kamar kamu " lanjutnya.

" Papa! Biar noah aja pa di ruang itu kan itu kamar rasya juga! " ujar naura kesal.

Rasya menyenggol lengan naura lalu bergeleng " yaudah pa rasya beres-beres dulu mau pindahin barang barang rasya ke kamar " ujarnya lalu melenggang pergi.

Naura, gibran, irsyad dan adara mengikuti rasya dari belakang.

***

" Sya ngapain sih lo pindah! Biar noah aja lagian ya itu kan kamar lo " celoteh naura.

Yap kelimanya sekarang berada di kamar rasya, membantu rasya membereskan barang barang rasya untuk pindah ke kamar barunya.

" Udah nau, lagian gue disini cuman numpang kok " ujar rasya tersenyum.

" Apaansih lo sya! Lo itu kakak tertua kita kita anggap lo sebagai kakak kandung kita sendiri " sahut gibran hendak memasukkan sekeping kertas ke dalam koper namun ia urung kan gibran penasaran ia akan buka nanti sahaja, gibran meletakkan nya di saku celananya tanpa sepengetahuan keempat saudara.

Rasya hanya membalasnya dengan senyuman ia kembali memasukkan bajunya ke dalam koper.

" Yaudah gue duluan ya guys " ujar rasya melenggang pergi masuk ke dalam kamar barunya.

***

Sekarang rasya berada di kamar barunya di sana tersedia kasur dengan sprei putih, lemari pakaian, kulkas kecil, laci dan sofa.

" Ini masih bagus juga " gumamnya.

Ia bersyukur karna kamarnya masih bagus, ya walaupun tidak sebagus kamar rasya dulu tapi seenggaknya ia mendapat tempat tidur. Rasya juga bersyukur karna diberikan tempat tinggal oleh fathir dan dirawat sehingga besar.

Rasya menghempaskan tubuhnya di atas kasur yang sedikit empuk sedikit keras ia mulai memandang langit-langit kamarnya tidak lama kemudian seseorang yang ikut berbaring di dekatnya.

Rasya mengerutkan keningnya " ngapain lo ke sini? " tanyanya kesal.

" Gue adalah lo terserah gue dong ikutin lo gak masalah juga kan "

" Ck. Sana lo pergi! " sentak rasya.

" Iya iya "

Sosok yang mirip dengan rasya itu melenggang pergi meninggalkan rasya.

" Ganggu aja " gumamnya.

Jam menunjukkan pukul 8.00 pagi rasya yang sudah mengambil wudhu di kamar mandi yang terdapat di kamarnya. Ia mulai merentangkan sejadah untuk melaksanakan solat dhuha.

Assalamualaikum warahmatullahi

Rasya sudah selesai salam ia kemudian berdoa dan berzikir. Saat rasya mengemas sejadah ia dikejutkan dengan irsyad di ambang pintu nya.

" Irsyad? "

" Hm, ini makan lo belum sarapan tadi inget sya jangan telat makan " ujar irsyad tersenyum simpul.

" Emang iya ya? Gue belum makan " tanya rasya.

Irsyad berdecak pelan " ck. Lo mah sering aja lupa " ujarnya, cemberut.

" Gimana syad ini salahin otak gue gak berfungsi sering lupa. Ohya kunci motor gue mana ya lo ada liat? " ujar rasya mencari-cari kuncinya.

Irsyad menampakkan kunci rasya di tangannya, rasya meraih nya.

" Thanks syad "

" Sama-sama "

Irsyad senang rasya yang sekarang sudah sering berbicara panjang di dekatnya, tetapi tidak dekat orang lain.

" Gue duluan mau kekamar lo baik-baik disini kalo ada perlu jangan sungkan chat atau telpon gue "

" Iya bawel lo! "

Brak



















Bersambung.....

Wah apaan tuh?

DIARY RASYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang