P E M B U K A

64.3K 2.4K 406
                                    

1000% fiksi

Naughty Nanny season 2 dengan Askara Tarachandra Manggala sebagai tokoh utama pria.

Kamu udah baca cerita pendahulunya aka Papi Gala dan Mamiw Pio, belum?
Kalau belum, boleh baca dulu.
Nggak juga nggak papa, sih.

***

"Lo—ngapain, sih?!"

Sorot mata gadis itu menajam. Menjadi bukti bahwasannya dia menaruh kekesalan teramat dalam pada bocah kemarin sore yang terus saja muncul dan memamerkan tampang tengil nan menyebalkan di hadapannya. Bibir yang selalu dibiasakan untuk selalu melengkungkan senyum pada pelanggan kafe tempatnya melakukan kerja paruh waktu, terlihat menegang membentuk garis keras. Kentara sekali sedang menahan segala jenis sumpah serapah pada bocah sok keras spek preman pengangguran, sampah masyarakat, beban keluarga.
"Mau lo apa, huh?!"

"Kak Miura."

"Gue?"

"Iya, lo. Kak Miura. Ayo pacaran!"

"Ck! Yakin lo mau pacaran sama gue?"

"Yakin."

"Gue, sih, nggak yakin. Tujuan lo pacarin gue, supaya bisa ngentotin gue gratisan kan?" tebaknya kemudian memangkas jarak, bawa dirinya mendekat ke arah berondong keras kepala yang ingin sekali dia adu dengan batu. Penasaran, siapa yang lebih keras. "Sekadar informasi aja, memek gue udah lowér—keseringen dipake buat cari duit, soalnya gue orang miskin matre yang pengin banyak duit, jadi nyari pake cara kayak gitu. Yakin masih doyan bekasan banyak orang?"

Seringai hadir di bibirnya tatkala melihat si kutu kupret kampret menaikkan alis tinggi pasca mendengar bualannya. Dia yakin, bocah ingusan itu pasti akan mundur teratur setelah ini, dan berhenti muncul tiba-tiba dimanapun dia berada.

"Bagus dong!"

Mulut spek knalpot brong itu memberi jawaban di luar prediksi Miura.

"Sekedar informasi aja, punya gue gede dan panjang—yaaa tembus jantung lah. Nyenggol dikit kalau dimentokin." Askara tanggapi dengan senyum menggoda, tunjukan sisi nakal yang dia pelajari dari hasil mengamati Mamiw Pionya. "Dan gue emang sukanya sama yang udah berpengalaman, kayak Kak Miura ini. Biar mainnya imbang. Cowok se-hyper gue, kan, nggak mungkin main cuma seronde dua ronde. Minimal sampe lumpuh sementara lah. Jadi butuh partner dengan jam terbang tinggi biar kuat sampe pagi."

Apa-apaan?!
Kok jadi begini?
Salah strategi, kah?
"Tapi jadi pacar gue itu susah, salah satunya harus bantuin gue bayar utang. Asal lo tau, ayah gue ninggalin utang banyak banget dan masih sisa 423 juta—padahal gue cicil hampir lima tahun. Itu belum termasuk bunga yang nambah setiap harinya. Nggak cuma itu, lo juga harus penuhin semua kebutuhan gue. Begitu pacaran, wajib beliin apartemen—BELI, bukan nyewa. Apartemen loh, ya, bukan rumah susun kumuh kayak rumah gue waktu itu. Terus bantu sekolahin adek gue sampe jadi sarjana. Dan ...." Kalimat yang menggantung serta tampang bodoh yang diperlihatkan, menjadi gambaran jelas bahwasannya gadis itu tak pandai mainkan peran ini. "Pokoknya gue mau barang-barang mewah, yang mahal, yang limited edition, dan iPhone boba tiga yang warna item! Ahh satu lagi, gue mau motor biar nggak naik angkot terus. Aerox, beliin gue Aerox yang warna merah. Sanggup nggak lo?" tanyanya meremehkan cowok tengil di hadapannya.

Giliran Askara bertindak.
Postur tubuhnya yang jauh lebih besar dan tinggi dari Kak Miura yang selalu memanggilnya bocil—karena lebih muda dua tahun—dicondongkan. Buat gadis kecil mungil yang harus mendongak setiap kali menatapnya, menarik tubuhnya ke belakang.

Double TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang