P E M B U K A
*Gambaran Jersey Askara biar gampang bayanginnya*
Kasih vote dan emot dulu buat chapter ini
Btw ini panjang banget 😆
Tapi bacanya tetep pelan-pelan aja***
Secara berkala, Miura terus saja curi-curi pandang ke arah Askara yang begitu memikat kala mengemudi dengan satu tangan. Dari sudut pengamatannya, dia akui jika profil samping si pacar magang ¼ matang, tampak begitu menawan.
Rahangnya membentuk garis tegas, memberi struktur kokoh pada paras tampannya. Seperti dipahat sedemikian rupa hingga bernilai sempurna dan memberi kesan dominan tak terbantahkan.Hidungnya tinggi dan mancung, mempertegas profil samping wajahnya. Sementara bibirnya nampak tegas sexy dengan kesan sensual tak berlebihan. Matanya tajam dalam ketenangan dengan alis tebal nan rapi. Secara keseluruhan, apa saja yang ada di wajah Askara adalah sebuah seni pahat sempurna penuh daya pikat. Memiliki daya tarik yang sulit diabaikan oleh siapapun—termasuk Miura Nara, namun berusaha untuk tidak terang-terangan menunjukkannya.
Di tengah sesi menikmati profil samping si pacar berondongnya yang begitu menawan, tiba-tiba pria itu menoleh. Membuat Miura diserang rasa panik hebat hingga jantungnya berdebar begitu cepat. Sontak saja gadis itu berpaling ke arah lain—luar jendela. Bersikap seolah-olah sedang menikmati pemandangan di luar sembari menggerakkan jari. Menggambar pola-pola abstrak pada kaca mobil menggunakan telunjuk.
Meski demikian, apa yang telah dilakukan tetap gagal mencegah kemunculan rona merah pada pipinya yang mulai memanas. Hingga dia pun menarik topinya turun guna tutupi sebagian wajah.
Melihat bagaimana tingkah menggelikan Miura, Askara bersiul menggoda bermaksud menarik perhatiannya. "Di luar liatin apa, sih, Kak Miumiu? Mending liatin gue lagi—kayak tadi," celetuk Askara dengan nada meledek. "Nih, gue udah liat ke depan. Sini, sini, Kak Miu liat ke sini lagi. Nanti gue pura-pura nggak tau aja kalau lagi diliatin Kak Miu. Hehehe."
"Cih. Kepedean lo, Cil!" ketus Miura lalu menempelkan telapak tangan di pipi Askara dan mendorongnya agar fokus ke depan—berhenti menatapnya. "Siapa juga yang liatin lo? Orang gue liatin upil. Noh di hidung lo, ada upil kering warna ijo lumut. Jorok banget."
"Iyain aja deh biar yang ketauan ngeliatin pacar berondongnya, nggak malu-malu banget," pungkas Askara dengan nada mengejek. Pada gadis yang menatapnya dengan jenis tatapan kesal, dia unjuk senyum tengil disertai tatapan usil yang memberi kesan begitu menyebalkan.
Ketika tidak ada respons lagi dari Miura yang selalu menghindari berdebat alot dengannya, suasana mendadak hening. Di tengah keheningan itu lah Askara melirik ke sisi samping. Mengamati tuk mencari kesempatan apa yang bisa diambil. Hingga tangan kirinya pun terangkat, mendarat tanpa hambatan di paha Miura yang langsung diremat beberapa kali. Buat empunya protes dan berupaya menyingkirkan tangan nakalnya dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Trouble
RomantizmMulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berond...