P E M B U K A
Kasih vote plus emot dulu buat chapter ini***
Miura yang duduk di kursi panjang, refleks menarik kakinya ke belakang, saat Askara yang berlutut di hadapannya, menyentuh betisnya. Sebuah gerak mengejutkan yang membuat berondong itu mendongak, menatapnya dengan alis terangkat bingung. Saat itulah, Miura sentuh bahu sang pacar magang, mengusapnya lembut sebagai ajakan supaya pria itu kembali duduk di sampingnya.
"Nggak mau," tolak Askara, lalu menjulurkan tangan. Tarik paksa kaki gadisnya dan dibawa ke atas lututnya yang tertekuk.
Selama beberapa detik, yang lebih muda menahannya sedikit kuat, sebab empunya terus memberontak mencoba membebaskan kakinya. Sampai saat dimana gadis itu pada akhirnya menyerah—membiarkannya bertindak semaunya—pria itu pun mulai memberikan pijitan tuk menggantikan tugas tangan Miura.
Sewaktu sedang menunggu orang suruhannya datang mengantarkan mobil, Askara si pengamat yang baik itu menaruh perhatian lebih pada setiap pergerakan Miura. Termasuk gerak tanda tak nyaman dari kaki yang beberapa kali dientakkan, lalu tempurung lututnya dipukul-pukul. Tidak sampai di situ, di tengah obrolan, gadisnya tertangkap menjulurkan tangan. Mencoba menggapai kakinya, untuk selanjutnya dipijat.
Sebab itulah, sebagai pasangan dia inisiatif bertekuk lutut di hadapannya. Memberi pijatan yang semoga saja bisa meredakan nyeri gadisnya yang sudah bekerja begitu keras dari pagi sampai malam."Ada bakat jadi tukang pijit lo, Cil," ujar Miura dengan nada mengejek. Ada tawa kecil yang digunakan untuk menutupi perasaan gugup, saat Askara mendongak menatapnya dengan bibir berhias senyum menawan, dan mata memancarkan ketulusan. "Nggak minat buka usaha sampingan jadi tukang pijit?"
Askara menurunkan kaki Miura dan menggantinya dengan kaki satunya. "Minat, tapi jadi relawan khusus mijitin Kak Miumiu. Jadi, kalau kaki Kakak pegel-pegel, bilang aja ke gue. Nanti gue pijitin. Gratis. Tapi kalau Kak Miu nggak enak digratisin terus, bisa bayar pake ciuman atau apa gitu. Kalau boleh ngasih saran, mending gue dikasih nyot-nyot aja."
Bicaranya saja seperti itu, maka jangan salahkan Miura kalau bertindak anarkis pada pria yang terkekeh geli pasca kena amukan kecil-kecilan darinya. Ketika hendak memukulnya lagi—sebab si pacar magang meperlihatkan tampang tengil nan menyebalkan—gadis itu mengurung niat. Sorot menyilaukan dari lampu mobil yang datang, membuatnya lebih memilih menggunakan tangan untuk melindungi indra penglihatannya. Dan Askara yang selalu ingin melindungi Miura, bergegas bangkit. Dia berdiri tepat di hadapan sang pacar dan memanfaatkan postur tubuhnya tuk lindungi gadis itu dari cahaya yang menyilaukan. Lalu pada si pengemudi yang merupakan orang suruhannya, Askara beri kode supaya segera mematikan lampu mobil.
Dua orang pria datang menghadap.
Satu orang, dengan sopan menyerahkan kunci mobil milik tuannya. Satu orang lagi, menyerahkan paper bag berisi syal dan beanie hat sesuai permintaan si tuan muda. Kemudian masing-masing dari mereka menerima kunci motor—motor Askara dan motor Miura
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Trouble
RomanceMulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berond...