Chapter 21

19.3K 1.5K 511
                                    

P E M B U K A

Kasih vote dan emot dulu buat chapter ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kasih vote dan emot dulu buat chapter ini

**

Getar ponsel yang menjadi alasan mengapa Askara terjaga dari tidur siangnya, kini tak lagi menjadi fokusnya. Sebab perhatiannya telah tercuri seluruhnya oleh paras cantik Miura Nara yang masih tertidur pulas dalam hangat pelukannya. Membuatnya disibukkan dengan kegiatan merekam lekuk keanggunan wajah sang gadis, dan menyimpannya rapi di sudut memori terdalam. Lalu, memasukkan kegiatan menatap wajah lelap damai kekasihnya ke dalam list kegiatan yang menyenangkan.

Mengingat bagaimana keras upaya Miura tuk bebaskan diri, sewaktu Askara membawanya jatuh bersama-sama di sofa, lalu menyematkan pelukan di pinggang dan punggung, serta mengunci dengan mengangkat salah satu kaki, pria itu tersenyum geli begitu mendapati kepala gadisnya tergeletak nyaman di bahunya yang kokoh. Wajahnya yang menghadap leher, membuat embusan napas teratur gadis itu menyentuh permukaan kulit Askara. Menciptakan sensasi menggoda di sana.

Mendapati payudara penuh lovebites mahakaryanya terhimpit dadanya, Askara segera mengambil tindakan. Perlahan-lahan sebab tak ingin membangunkannya, jemari tangannya yang terangkat, menyentuh punggung telanjang Miura dengan sentuhan lembut. Lantas dengan penuh kehati-hatian, dia pun menggulingkan tubuh setengah telanjang pacarnya ke sisi kiri. Memindahkan gadis itu dari dadanya ke sofa.

Miura sempat menggeliat disusul erangan halus, namun kembali tenang saat Askara kembali membawanya ke pelukan. Membuat kulit setengah telanjang mereka kembali saling bersentuhan, hingga dapat merasakan kehangatan masing-masing, dan menciptakan detik panjang penuh keintiman.

Usai pastikan Miuranya tidur dalam posisi ternyaman, satu lengan Askara terjulur meraih jaket denimnya yang tersampir di sandaran sofa. Lantas menggunakan itu untuk menutupi dada Miura yang terus membuatnya meneguk saliva. Jika dibiarkan terus terbuka, si berondong yang belum puas nyot-nyot itu, pasti kembali menerjang Miura Nara. Barulah setelahnya, dia ambil ponselnya yang tergeletak di tepi meja.

Ada banyak sekali notifikasi masuk, namun hanya beberapa saja yang ditanggapi. Askara tidak memiliki waktu banyak untuk menanggapi satu per satu pengikutnya di Instagram. Kabulkan salah satu permintaan mereka, dia pun mengambil gambar kaki panjangnya yang sedang mengapit tubuh Miura, kemudia mengunggahnya sebagai konten ekslusif.

Kini Askara hanya membalas pesan dari Zahary yang mengajaknya diskusi tentang pertandingan futsal sore ini. Meski demikian, dia tak serta mengabaikan eksistensi Miura Nara. Secara berkala pria itu menatap wajah yang begitu dekatnya, juga beri elusan penuh sayang pada helai-helai rambut cokelat tua milik gadis yang begitu dia sayangi.

Waktu menunggu balasan pesan dari Zahary, Askara manfaatkan sebaik-baiknya. Pria itu pun menunduk. Menempelkan bibir ke dahi Kak Miumiu. Tak cukup hanya dahi, cumbuan si berondong itu menggerayangi seluruh permukaan wajah Miura, dan berhenti di bibir yang masih sedikit bengkak karena ulahnya beberapa saat lalu. Dikecupnya lama-lama ranum merah sang kekasih dengan kecupan ringan tanpa gerakkan tambahan, sebab takut empunya terjaga.

Double TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang