P E M B U K A
Kasih vote dulu sama emot buat chapter ini
Ramein chapter ini 🤾
***
Instingnya selalu tajam, terutama soal pergerakan berondong tengil dengan tingkah tak ada habisnya. Dari awal pun Miura sudah memprediksikan, bocah semprul itu pasti tidak mungkin bisa anteng di boncengan. Dan prediksinya tak meleset. Gadis itu hanya diberi waktu tenang beberapa menit saja, selebihnya terus diusili oleh pacar magang super rese yang tidak mau diam, terus berupaya menarik perhatiannya dengan cara-cara kekanakan nan menyebalkan. Menumbuhkan kembali hasrat tuk menyedot ubun-ubun si bocil hingga rohnya keluar.
Ketika sisi belakang helmnya diketuk-ketuk menggunakan jari dengan irama tak beraturan, Miura masih bisa diam dan memilih untuk membiarkannya—namanya juga bocil, pikirnya. Namun, ketika pucuk helmnya mulai ditabuh pelan menggunakan kedua telapak tangan besar si bayi bongsor secara bergantian, gadis itu langsung mengeluarkan kata-kata mutiara untuk Askara. Dia tidak sesabar itu, ketika helmnya sedikit merosot ke depan dan menghalangi pandang. Sekali, dua kali, Miura manyun-manyun kesal. Pasca pukulan ketiga, khodam knalpot brongnya langsung keluar.
Dan yang dimarahi, malah mengeluarkan kekehan yang terdengar begitu menyebalkan, sembari memainkan rambut panjang Miura. Menggulung helai-helai rambut Kak Miumiu yang panjang itu di sekitaran jari telunjuknya. Tak hanya digulung-gulung, sebagian dikumpulkan untuk kemudian pucuknya diusapkan ke wajah. Hingga dia kegelian sendiri saat rambut itu menusuk-nusuk hidung.
"Bisa diem nggak, Cil?!" sentak Miura begitu geram karena terus diganggu. Sentakan itu membuat Askara segera mengurai gulungan rambut di jarinya dengan hati-hati.
Dalam sekejap, si berondong tukang usil itu menjadi anteng, lalu nyengir kuda saat Miura menatapnya bengis lewat spion. Dia juga mengangkat telunjuk dan jari tengahnya—membentuk huruf V, kemudian mendekatkan ke tulang pipi sebagai tanda perdamaian. Miura balas dengan pelototan dan mengangkat tangan kiri yang mengepal kuat. Ancaman untuk Askara, jika berani macam-macam lagi, maka siap-siap kena tonjok sampai giginya rontok.
Sewaktu Miura mulai menikmati kembali perjalanan dengan motor baru pemberian pacar berondongnya, sesi anteng Askara telah berakhir. Dasarnya pensiunan tuyul itu memang tidak bisa diam. Tak lama kemudian, telunjuk tangan kanannya sudah terangkat, menyentuh punggung sempit Miura dengan sentuhan ringan. Askara tekan-tekan lembut di sana.
Ketika sentuhan itu tak membuatnya kena omel part 9, dia pun menggerakkan telunjuk lebih berani. Menggambar hati tak kasat mata yang begitu besar memenuhi punggung pacarnya. Dilanjutkan menggambar dua orang sedang wufwuf, mewakilinya dan Miura. Selama menggambar objek-objek tak kasat mata tersebut, si berondong bawel tak berhenti mengoceh. Tak peduli seberapa tidak ingin tahunya Miura, dia tetap mendongeng tentang si cantik dan pacar berondongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Trouble
RomanceMulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berond...