Mulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berond...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
mukanya bisa biasa aja nggak? 🤛🏻
Kasih emot dulu buat absensi sebelum baca
***
Tubuh Miura membatu bersama ketegangan hebat di wajah, serta mata yang terbelalak menatap lurus tanpa fokus, saat otaknya dipaksa memproses apa yang baru saja terjadi. Dalam sekejap, dunianya seperti berhenti berputar. Menghasilkan detik yang teramat panjang. Memerangkap raganya dalam keheningan, dan wajahnya menampilkan kolaborasi ekspresi terkejut serta bingung yang begitu kentara. Tak ada pergerakan apa-apa dari seluruh ototnya. Tangannya yang mengepal menggenggam udara kosong tampak kaku.
Lalu ketika pipinya ditinggalkan bibir si berondong kurang ajar yang tiba-tiba menciumnya-di pertemuan pertama setelah lama tidak hadir membawa kekacauan dalam hari-harinya-bibirnya terbuka. Hendak mengeluarkan segala jenis sumpah serapah pada berondong gila itu, namun tak ada satu pun keluar. Suaranya seperti tersangkut di tenggorokan. Lalu pada detik-detik selanjutnya, Miura bisa rasakan detak jantungnya yang semula teratur, kini berdegup begitu kencang.
Hingga akhirnya .... Miura yang berhasil membawa jiwanya kembali ke realita, pun tak bisa menahan diri lagi.
"ASKARA!" Jeritan penuh kekesalan itu lepas seketika sebagai bentuk luapan rasa jengkel yang menyentuh titik puncak. Terdengar begitu menggelegar memenuhi tiap-tiap sudut ruangan. Entah darimana dia mendapatkan energi untuk melakukannya, di saat raganya sejak tadi terlihat begitu lemah tak berdaya.
Seketika raut wajahnya berubah. Kemarahannya diperlihatkan jelas dengan sorot berhias kilatan penuh emosi. Dengan gerakan kasar, dia gunakan tangannya yang bebas dari jarum infus, untuk menghapus jejak kecupan Askara di pipi. Selama melakukannya, matanya melotot. Tak berhenti menyorot barang sedetik pun, dari sosok yang berdiri santai dengan tangan dimasukkan ke saku hoodie.
"Lo tuh-kenapa dari dulu nyebelinnya nggak ilang-ilang, sih?! Dan kenapa lo muncul lagi di hadapan gue? Kenapa nggak ngilang selama-lamanya?"
Ada senyum miring yang hadir di bibir Askara disertai kilat usil yang muncul menghiasi tampang tengilnya. Menjadi kombinasi ekspresi yang membuat sosoknya terlihat berkali-kali lipat lebih menyebalkan dari sudut pandang Miura. Ingin sekali dia cakar-cakar tampang menyebalkan itu sampai tidak berwujud manusia lagi dan berubah wujud menjadi beruk.
"Jodoh." Singkat, padat, dan jodoh.
Begitulah jawaban Askara begitu mencondongkan badan hingga wajahnya dan Miura begitu dekat. Karena itulah, dia dijambak. Kepalanya diputar-putar sembari diremat, digeleng-geleng kanan-kiri. Lalu dahinya diadu dengan dahi perempuan yang lebih tua darinya. Dibenturkan beberapa kali sampai terdengar bunyi benturan cukup keras.
Meski demikian, senyum tidak hilang saat kebrutalan mantan kakak kelasnya berhenti. Alih-alih kesakitan setelah dijambak sampai beberapa helai rambut tertinggal di jari Miura, pria itu justru mengerling nakal saat ditatap.