P E M B U K A
Kasih emot dulu buat chapter ini
Kalau notif chapter 1 kemarin nggak muncul, bisa cek di daftar isi yaa
***
"Kok gitu? Kenapa Papi nggak jadi jemput? Aku nggak mau dijemput sama Mas Askara, Papi. Kenapa harus nyuruh Mas Askara, sih? Kayak nggak ada yang lain aja—sopir, kan, ada. Aku nggak suka kalau dijemput Mas Askara sama geng nggak jelasnya itu. Mereka caper banget, Papi. Suka tebar-tebar pesona sama cewek-cewek di sini. Mana kalau jemput nggak langsung dianter pulang, pasti aku diajak muter-muter dulu, terus nongkrong sampe malem, dan pas di tongkrongan dibully. Aku, kan, maunya langsung pulang terus tidur siang. Nggak mau gitu-gituan. Minta tolong sama—ehhh."
Belum selesai berorasi sampaikan perihal dirinya yang keberatan dijemput sang kakak, seseorang dari arah belakang datang dengan langkah begitu cepat. Lalu tanpa peringatan, sosok itu merebut ponselnya. Pergerakan yang begitu cepat dan tidak terduga itu, membuatnya terlambat menyelamatkan barang miliknya.
"Mas Askara!" pekiknya kesal sekali. Wajahnya bersungut-sungut menatap seseorang yang melangkah mundur dengan memasang tampang dibuat-buat menyebalkan. Membuatnya ingin sekali menggores wajah itu menggunakan kuku-kukunya yang panjang dan runcing. "Balikin HP aku! Nggak sopan banget main rebut. Aku aduin ke papi sama Mamiw Pio loh, ya, biar Mas Askara dihukum lagi terus diusir dari rumah."
"Aku udah di sekolah Gembul Umbul-Umbul, Pi," kata Askara Tarachandra Manggala begitu menempelkan ponsel di telinga kanan, lantas menjulurkan lidah pada adiknya setelah punggung lebarnya bersandar nyaman di dinding. Melihat pergerakan botol yakult hendak menerjangnya, dia beri kode pada kedua antek-anteknya.
Cukup dengan menjentikkan jari, adiknya pun gagal melakukan penyerangan. Sebab ransel merah muda dengan banyak sekali gantungan kunci, ditahan oleh dua pria sekaligus yang menertawakan bagaimana usaha botol yakult tuk lepaskan diri.
"Aaaa! Lepasin! Lepasin aku! Papi, tolongin aku ... Mas Askara sama geng nggak jelasnya nakalin aku lagi, Papi!"
"Adeknya diapain lagi, Askara? Kamu ini, ya, .... nggak bisa sehari aja nggak gangguin Melody. Jujur sama Papi, sampe teriak-teriak gitu, adeknya diapain?"
"Nggak diapa-apain, kok. Suer! Aku mana berani sama Gembul Umbul-Umbul yang suka gigit itu, Pi. Deket-deket aja aku nggak berani. Takut dikejar terus digigit."
"Terus itu kenapa adeknya teriak-teriak minta tolong, kalau bukan karena dijailin sama kamu hmm?"
"Papi kayak nggak tau aja mulutnya si Gembul. Knalpot brong aja kalah berisiknya. Pokoknya Papi sama Mamiw Pio kalem aja, Gembul aman sama aku. Bakalan aku pulangin dalam keadaan utuh. Nggak aku pretelin di jalan kok, tenang aja. Tenang. Ini Gembulnya mau dimasukin karung dulu biar lebih aman. Biar gampang juga bawanya, tinggal diiket kenceng di boncengan. Kalau nggak diginiin, bisa bahaya Pi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Trouble
Roman d'amourMulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berond...