Chapter 28

2K 575 199
                                    

P E M B U K A

Udah sangar, tapi bibirnya manyun-manyun gitu kenapa, sih? Apa gara-gara ... ytta 👶🏻👀

Kasih vote dan emot dulu sebelum baca chapter ini

***




Usai usir sisa-sisa kantuk yang melekat, Miura menunduk perlahan. Senyum tipis segera hiasi muka bantalnya, kala disuguhi pemandangan pacar berondongnya yang masih terlelap begitu damai. Embus napas pria itu, terasa hangat menerpa kulit payudaranya—tempat Askara menempelkan pipi dengan nyaman semalaman.

Melihat mulut yang semalam dijejali puting demi mengalihkan perhatian itu sedikit terbuka, dia raih tangan si berondong mesum yang masih saja menggenggam salah satu payudaranya—meski dalam keadaan terlelap. Lalu Miura arahkan jempol besar pria itu masuk mulut yang otomatis bergerak-gerak, persis seperti saat menyusu semalam. "Dasar, Bocil Nyot-Nyot," gumamnya disusul gerakan mencubiti pipi pria yang lebih muda. Sesekali tersenyum geli saat mendapati reaksi lucu dari empunya.

Merasa tidurnya terusik, Askara yang masih saja mengisap sesuatu dalam mulutnya pun menggerakkan alis, serta mengernyitkan hidung. Hentikan kegiatan nyot-nyotnya sejenak, dia mengerang tanda tak suka dengan suara serak nan lemah. Kemudian menyingkirkan sesuatu yang terus saja mencubit pipi serta memencet hidung bangirnya. Begitu berhasil, dia rengkuh pinggang Miura. Menarik mendekat dengan mudahnya untuk dipeluk erat-erat, sebelum benamkan wajah pada dada sang kekasih.

"Cil! Lepasin nggak?! Awas ihh! Gue mau mandi. Cil! Bocil!" protes Miura yang terjebak dalam peluk erat dan berat si pacar magang. "Ahh lo mah! Rese banget!"

"Mmhhh," gumam pria yang bebal sekali—tak mau bebaskan gadis dalam jerat peluk eratnya, sebab sudah terlanjur nyaman benamkan wajah pada dada sang kekasih yang hangat serta empuk itu. Dia tetap pejamkan mata, sembari sesekali menekan pipi atau pucuk hidung bangirnya ke permukaan kenyal dada Miura, tak peduli seberapa keras yang lebih tua berusaha. Hingga yang Askara tunggu-tunggu pun terjadi; Kak Miumiunya ngomel-ngomel lucu.

"Bocah gendeng!" hardik Miura pasca dibebaskan, kemudian segera menjauh sebelum diterkam lagi oleh pacar berondongnya yang cengar-cengir menatap penuh minat padanya. "Mukanya bisa biasa aja, nggak?!"

"Maaf, maaf. Soalnya keinget gimana paniknya Kakak pas liat punya gue. Takut banget, ya?" ejek Askara kemudian berguling dua kali mendekati Miura. Berencana memindahkan kepala ke pangkuan pacarnya, namun pergerakannya kalah cepat. Gadis yang mulai bisa membaca isi kepalanya itu sudah lebih dulu menghindar. Buatnya tersenyum bangga pada sosok yang mulai mengenalnya. "Dari awal, kan, udah dikasih spoiler; gede, panjang, dan kalau dimentokin bisa nyenggol jantung," sambungnya belum puas menggoda.

Miura yang geram, pun naik dan duduk di atas perut Askara. Pergerakannya begitu cepat. Bantal yang baru saja disambar, langsung digunakan untuk menutup seluruh permukaan wajah tengil berondong itu. Lalu dia tekan sekuat mungkin menggunakan dua tangan sekaligus. Di tengah aksi kejamnya, ada rasa khawatir kalau pria yang mendadak diam—padahal sebelumnya berontak—ternyata sudah mati konyol karena ketidaksengajaannya. Dari situlah, dia putuskan tuk terus mengurangi tekanan hingga tangannya tak menempel lagi pada bantal. Sembari gigit bibir bawah, ujung bantal Miura cubit, lantas ditarik perlahan-lahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Double TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang