Perjodohan

29 6 0
                                    

"Gw memang suka sama dia, tapi kalo merebut dia dari kekasihnya sendiri. Rasanya gw gak setega itu"
~Stenly Taufannie Cantika~


🌸Selamat Membaca🌸
.
.
.
.
.
______________________________________

Ice: banyak banget makanan nya... (Ucap Ice saat berada di ruang makan)

Bagaimana tidak?

Berbagai jenis makanan sudah tersedia di atas meja. Bahkan saat ini ibunya tengah membuat es buah.

Levia: ya iya lah banyak, kan nanti kita kedatangan tamu. Temen ibu datang nanti (ucap Levia sembari tersenyum)

Ice mengangguk mendengarnya. Kemudian mengulurkan tangannya ingin mengambil sepotong daging di dalam piring.

Tapi, sebelum tangannya sampai mengambil potongan ayam goreng itu. Levia langsung memukul tangannya hingga ia menarik kembali tangannya.

Levia: jangan, ini kan buat makan sama-sama tamu nanti masa kamu main comot aja (omel ibunya)

Ice: tapikan Ice pengen coba, cicipi (melas Ice yg tiba-tiba manja pada ibunya)

Bi Rena yg merupakan pembantu di rumah itu hanya bisa tersenyum melihat sifat nona nya yg kalo dengan ibunya pasti semanja ini.

Coba kalo dengan orang lain, balik sifat dinginnya.

Levia: ish udah-udah, mending kamu bantu ibu buat es buah aja (ucap Levia sambil menyambung memotong beberapa buah)

Ice cemberut mendengarnya, kemudian berjalan ke sebelah Levia berniat membantu walaupun sebenarnya ia malas.

Levia: itu boneka nya di lepas dulu, gak ada yg ambil juga boneka dari ayang mu (ucap Levia membuat Ice merona)

Ice: s-siapa juga yg bilang ada yg ambil boneka ku, kecuali kak Hali (ucap Ice sembari meletakkan boneka paus birunya di kursi makan)

Levia hanya terkekeh mendengarnya sambil lanjut membuat es buah.

.
.
.
.
.

Sementara di jalan dalam sebuah mobil...

"Ini sebenarnya mau ketemu teman ibu kok gw di bawa-bawa? Game gw kan belum selesai" gerutu seorang gadis di dalam hati sembari menatap keluar jendela mobil.

Menatap kendaraan lain yg berlalu lalang & indahnya pemandangan malam hari ini.

"Fannie nanti kalo sudah sampai, kamu yang sopan. Jangan kayak orang gila" ucap sang ibu sembari tersenyum yg duduk di depan sebelah ayahnya.

Taufan yg mendengarnya pun mendengus.

Bisa-bisanya dia di bilang kayak orang gila, walaupun aslinya dia emang   tapi jangan gitu juga lah!

"Bener kata ibu mu, kamu harus waras nanti" tambah sang ayah yg sedang menyetir.

Tentu saja membuat Taufan kembali berdecak kesal akan ucapan ayahnya yg malah menyetujui ucapan ibunya.

𝘊𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘛𝘦𝘳𝘩𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘑𝘢𝘳𝘢𝘬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang