37

10.5K 931 48
                                    

Gauri dan Salma itu berteman lumayan lama, bahkan sebelum ia tau bahwa sebenarnya Aric dan Gika dulu pernah satu sekolah.

Mereka punya banyak kegiatan bersama dulu. Arisan, jalan-jalan, atau sekedar berkumpul dengan teman-teman yang lain.

Namun kebiasaan itu Gauri hapus secara permanen ketika Aric datang ke rumah, meminta maaf dan nyaris di pukuli oleh suaminya ketika ternyata ia datang untuk mengembalikan Gika.

Mungkin ia berusaha dengan cara baik-baik. Namun setau Gauri, perpisahan tidak ada yang baik-baik. Karena kalau baik ya kenapa pisah? Gika tetap kecewa, tumbang, seperti melihat orang lain dalam diri putrinya, Gauri hancur ketika Gika juga hancur. Butuh waktu berbulan-bulan untuknya membantu Gika untuk pulih, juga masih berusaha memaafkan dirinya sampai hari ini. Karena kenapa di masa lalu bisa-bisanya dia bilang menikah dengan Aric adalah pilihan yang bagus.

Gika mungkin sudah kembali, ia sudah mau keluar dan beraktivitas. Tapi Gauri belum keluar dari rasa kesalnya. Maka ketika hari ini ia mendapat kiriman kue dan beberapa bunga dari Salma. Gauri memerintahkan asisten rumah tangganya untuk segera membuang itu atau terserah di kemanakan.

"Kenapa ma?" Gika baru saja turun berniat ke resto-, ketika melihat Gauri duduk di meja makan. Ia memegang selembar kertas. Isinya adalah ucapan selamat dari Salma karena salah satu kafenya berulang tahun hari ini. Seperti tahun-tahun sebelumya, Salma memang selalu mengirim hadiah. Tapi rasanya sudah berbeda sekarang. Gauri meremas kertas itu hingga remuk dan membuangnya ke tempat sampah tanpa membuat Gika curiga.

"Enggak papa, ucapan selamat dari toko kue." Di meja makan masih tersisa beberapa kue yang belum sempat diambil oleh ART.

"Mama beneran gak ngadain acara apapun?" Biasanya, ketika kafe anniversary-, Gauri selalu mengadakan syukuran atau sekedar makan bersama di kafe. Tapi semalam dia bilang tidak ingin ada acara apapun

"Gak usah lah, tahun ini gak perlu." Karena itu berarti ia akan mengundang teman-temannya dan Gauri khawatir Salma terlibat di dalamnya.

"Yaudah, aku ke resto." Gauri mengangguk, membiarkan Gika pergi. Menyibukkan dirinya dengan segala pekerjaan. Gauri lebih senang melihatnya bekerja hingga pulang malam dari pada mengurung diri meratapi nasib di kamarnya hingga pagi kembali pagi.

_____

Gika di sambut dengan keadaan resto yang sibuk. Belum terlalu ramai di jam sebelas, seharusnya.

"Itu punya siapa?" Tanya Gika pada Anggi-salah satu karyawannya- melihat banyaknya kotak-kotak makanan diatas meja.

"Mbak liat gak, di depan ada opening showroom baru?" Iya, Gika mengangguk. Beberapa hari lalu memang Gika sempat lihat prosesnya.

Bangunan tingkat dua depan sana sekarang sudah jadi showroom mobil yang hari ini adalah pembukaan resminya.

"Kenapa? Mereka pesen?" Anggi mengangguk sembari terus mengisi kotak itu dengan nasi dan lauk yang sudah di pilih oleh seseorang yang datang satu jam lalu.

"Banyak banget ya?" Gika menggulung lengan bajunya dan membantu pekerjaan Anggi.

"Dua puluh mbak, katanya sih buat karyawan sama beberapa tamu. Nanti jam makan siang baru diambil, tapi mereka minta di kerjain sekarang biar gak nunggu lama." Penjelasan Anggi hanya Gika angguki, kemudian fokus pada kerjaanya.

______

Tiga orang karyawan yang Gika mintai untuk membawa dua puluh kotak makanan itu ternyata tidak cukup, maka Gika terpaksa menyusul dengan satu kantong sisinya yang mereka tidak bisa bawa tadi.

Sebenarnya Gika malas sekali bertemu banyak orang akhir-akhir ini. Mungkin sejak delapan bulan belakangan, Gika banyak mengurangi interaksi. Terutama pada orang yang punya watak banyak tanya. Gika dulu mampu meladeni dengan senang hati, sekarang juga pasti masih, tapi dia sudah tidak ingin.

BORN TO BE OVERLOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang