45

8.1K 717 28
                                    

Tidak menikah di usia dua puluh delapan tahun, Gika sudah lebih dari paham pada konsekuensinya. Menjanda di usia dua puluh delapan tahun dengan kondisi dirinya yang di gugat, Gika sangat amat memahami konsekuensinya. Padahal itu bukan suatu kesalahan, bukan aib. Karena Gika tidak merasa melakukan apa yang Aric tuduhkan kala itu.

Sejak bercerai, Gika yang dulunya tidak masalah dengan adanya perkumpulan keluarga tentunya berubah. Tidak semua anggota keluarga menyenangkan. Terutama ketika dengan terpaksa Gika mengakui bahwa dia sudah bercerai dari Aric satu tahun yang lalu. Entah kenapa, tapi menjadi perempuan selalu serba salah.

Mungkin kamu gak becus jadi istri

Bagaimana bisa? Gika memandikan Aric berulang-ulang kali, tetap kembali meski di usir. Memberinya kenyamanan sebanyak apa yang dia mampu.

Ini bukan soal becus tidaknya dia, Gika tidak mau menyalahkan dirinya. Gika tidak mau terus terpuruk disana, tapi apa yang bisa ia lakukan jika acara keluarga kali ini menjadikannya sebagai topik utama? Kata dukungan dan simpati mereka adalah palsu. Gika tau, mereka berbisik dan mencemooh dirinya di belakang.

"Jangan dengerin, kamu enggak pernah salah." Gauri yang memang selalu membela Gika-, mengusap pelan punggung Gika yang memilih menepi di taman belakang rumah tantenya. Yang kali ini mengadakan pertemuan keluarga dan memang rutin.

"Tapi mama rasa, kayaknya ucapan tante Nella perlu kamu pertimbangkan." Nella adalah adik mamanya. Lumayan dapat menjaga bicara di depan Gika juga berusaha tidak menyinggung perasaan Gika tadi. Sewaktu mereka mengobrol

"Bagian mana?" Tante Nella tadi banyak bicara, sampai merambat ke hal yang tidak penting tapi tetap Gika dengarkan.

"Soal kamu sebaiknya menikah lagi, mama mengerti itu gak mudah Gika. Tapi ada baiknya kamu pertimbangkan." Lalu Gauri kembali masuk ke dalam.

Orang-orang seusianya memang banyak sekali yang sudah menikah, bahkan punya anak. Sementara dirinya? Gika sampai malas membicarakan ini. Ia memilih pulang lebih awal meski kepulangannya sempat di tahan, tapi Gika tidak bodoh. Ia tau mereka hanya pura-pura. Seolah statusnya yang menjadi janda adalah sebuah kesalahan fatal yang tak termaafkan.

____

Gika memilih ke restoran karena Fadil mengatakan ada yang mencarinya disana, sebenarnya Gika malas kesana. Malas sekali sejak insiden Deka tiga hari lalu.

"Siapa sih Fadil?" Gika langsung mendekat pada Fadil yang sedang berada di meja kasir.

"Mungkin cuma mau nyewa resto aja mbak." Akhir-akhir ini, kejadian itu memang kerap terjadi. Tapi karena malas, Gika hanya menyerahkan semuanya pada Fadil.

Dia adalah pria berusia tiga puluhan tahun, berniat memberi kejutan pada istrinya yang sedang berulang tahun. Meminta Gika mendekor romantis restoran dan menyediakan beberapa menu pilihannya dengan jumlah yang lumayan banyak karena dia juga akan mengundang keluarga serta kerabatnya.

Gika sanggupi itu, karena pria itu menawarkan harga yang tidak main-main.

_____

Mariska datang kali ini, sejak tiga hari ketika ia datang ke kafe atas undangan Deka, dimana sebenarnya dia tidak tau ada Mariska disana-, wanita itu datang lagi dengan membawa kue buatannya. Tentu tidak butuh ilmu tinggi untuk dapat mengetahui apa maksudnya. Dia datang jauh-jauh kemari hanya untuk mengantar kue

"Berarti kamu gak bisa ikut dong?" Mariska, Deka, dan beberapa karyawan lain yang juga saling kenal ini mengadakan sebuah acara kecil-kecilan untuk merayakan ulang tahun Deka. Mariska mengajaknya, tapi Aric menolak dengan alasan sibuk. Ia kini sedang mengantar Mariska sampai ke depan dimana mobilnya terparkir. Besok-besok ia akan bilang pada Deka untuk tidak membocorkan jadwalnya pada Mariska atau siapapun. Karena rasanya Aric mulai muak beramah-tamah di depan Mariska.

BORN TO BE OVERLOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang