Setelah dengan sisa-sisa kesabarannya mencari cari Lita dan bertanya ke resepsionis -, Gika akhirnya berhasil sampai di kamar tempat Lita diantar oleh seorang perawat. Gika justru tidak menemukan keberadaan Gama disana. Gika mengintip dari balik pintu yang ia buka sedikit, hanya ada perempuan yang nampaknya tertidur, ada selang infus di tangannya.
"Kenapa mbak?" Gika hampir lupa kalau ia kesini bersama seorang perawat.
"Dia sendirian mbak?" Perawat yang Gika tanyai itu bertanya pada seorang perawat lain yang ada disana.
"Iya mbak, dia hari ini sendirian. Kemarin sama tadi pagi ada cowok yang nemenin, tapi katanya enggak pernah lama." Ucapnya. Dan Gika rasanya semakin merasa bodoh. Nyaris saja ia menyerahkan diri pada seorang penjahat.
"Emang dia kenapa mbak?" Gika berharap perawat tidak mencurigainya yang bertanya-tanya ini.
"Kandungannya agak lemah. Sempat pendarahan, apalagi dia juga katanya sama sekali gak nafsu makan dan..saya rasa dia juga dapat kekerasan dari suaminya." Tentu, wanita mana yang tidak stress setelah tau laki-laki yang menghamili tidak mau tanggung jawab.
"Suami?" Si perawat mengangguk
"Temen saya bilang laki-laki itu sendiri kok yang ngaku mereka suami istri, tapi suaminya itu ngakunya istrinya cuma kecelakaan." Wow, belajar dari mana Gama mengarang cerita? Atau dia yang tidak tau? Jangan-jangan mereka memang sudah menikah. Semakin pusing saja Gika rasanya.
Gika menutup pintunya, satu sisi dirinya turut menyalahkan Lita yang kenapa malah membiarkan Gama menyentuhnya tanpa ikatan apapun terlebih dahulu.
Satu sisinya lagi dan yang paling dominan adalah Gama yang sudah tidak mau tanggung jawab, juga melakukan kekerasan. Dan apa ini? Kenapa Lita tidak lapor polisi?
Gika baru akan pergi dari sana ketika tau-tau saja Gama datang, mereka saling bertatapan beberapa detik, hingga perawat memutuskan meninggalkan Gika dan Gama berdua saja di depan pintu kamar Lita.
"Kamu..ngapain kesini?" Gama sangat terkejut. Tentunya iya, padahal dia datang kemari ingin meminta Lita untuk bersabar. Sampai nanti ia berhasil menikah dengan Gika yang pastinya akan di terima keluarganya, Gama berjanji akan tetap bertanggung jawab asal Lita tidak memperlihatkan dirinya di depan keluarganya.
Karena kalau sampai itu terjadi, seluruh asetnya adalah taruhannya. Termasuk pekerjaan yang ia dapat akibat nepotisme dari ayahnya.
"Jenguk perempuan yang katanya pacar lo" Gika memerhatikan penampilan Gama, dia nampak rapih dan sepertinya tidak terjadi apa-apa pada hidupnya. Gika semakin marah, ketidakadilan yang terjadi pada Lita seolah ikut sampai padanya.
"Kata siapa?" Meskipun Gama sadar, pertanyaan apapun darinya tidak ada gunanya. Ia tidak bisa mengelak disini.
"Gak usah pura-pura deh Gama, gue udah tau semuanya dan gue bersyukur gue belum melangkah terlalu jauh. Liat lo sekarang justru bikin gue jijik." Gika berlalu melewati Gama begitu saja, namun tentunya tidak semudah itu. Gama tinggal satu langkah lagi, orang tuanya sudah tau kalau dia punya calon istri sesuai dengan kriteria yang keluarganya cari, maka warisan itu juga akan jadi miliknya sepenuhnya. Lagi pula, dibandingkan Lita, Gika tentu jauh lebih layak untuk di jadikan istri.
"Gika, tunggu, dengerin saya dulu." Gika berbalik, menatap datar Gama dan menghempas kasar tangan kotornya yang hampir menyentuh pergelangan tangannya.
"Ini enggak seperti apa yang kamu pikirin, anak itu ada karena kita memang sama-sama mau. Saya enggak pernah memaksa, jadi kenapa saya harus tanggung jawab? Apalagi keluarga saya juga___
Ucapan Gama tidak selesai karena Gika dengan keras menampar pipinya, beberapa perawat terlihat menonton dan Gama tidak suka situasi ini.
"Lo udah salah, dan berani-beraninya lo masih nyalahin Lita juga. Lo gak punya otak? Setelah puas, dia hamil, lo enggak mau tanggung jawab dan enggak merasa bersalah. Lo enggak malu?" Gika tidak peduli ucapan tegasnya itu memancing keramaian, jelasnya dia emosi karena Gama membohonginya juga terlihat tidak merasa memiliki kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BORN TO BE OVERLOVE
ChickLitI can smile because we're together, i can cry because it's you. So what can't i do? - smile flower