Ch. 44

216 40 5
                                    

Exu duduk lemas dengan tubuh yang sepenuhnya bersandar pada lengan Harris. Agenda mereka hari ini adalah movie time bersama di rumah mami.

"Exu kenapa? Sakit kah?" Tanya Harris. Hari-hari Harris sepertinya hanya dilalui dengan ketempelan dan ketempelan.

Tapi yang paling sering tentu saja ketempelan Echi.

Menggeleng, Exu makin memeluk erat lengan Harris. "Gapapa, Exu cape aja. Sakit kepala." Ujar  Exu.

"Cu, temenin ke Indoapril dong." Gin langsung menyeret Exu tanpa peduli pada protesan si kecil.

Menatap bergantian antara motor dan mereka berdua, Exu menunjuk motor di depannya dengan wajah tak percaya. "Kita naik ini?" Tanya Exu.

"Iya, kenapa? Deket doang ini." Mulai menyalakan motor dan menyuruh Exu untuk segera naik. Lama sekali anak kecil ini.

"Sepeda listrik banget ini? Kek beruang sirkus kita tau Kak Giiin!" Protes Exu.

"Sekalian nyoba, baru ini. Buru ah, protes aja kamu." Gin tidak peduli, jarak Indoapril dari rumah Harris juga dekat ini.

"Anjirlah." Duduk dengan sangat terpaksa di belakang Gin, kalian bayangkan dua manusia tinggi besar naik sepeda listrik. Pasti kalian juga berpikir mereka saat ini mirip beruang sirkus kan? Jujur!

"Jadi kenapa kamu?" Tanya Gin saat mereka sudah mulai menjauhi rumah Harris.

Memutar bola matanya, Exu menggeleng santai. "Gapapa, Exu cape doang." Ujar Exu.

"Cape apa cape?" Akan Gin tanyai terus hingga ia mendapatkan jawaban apa yang ia inginkan. Lihat saja.

Exu terdiam, menatap Gin dari kaca spion yang juga tengah melirik padanya. "Kak Gin tau ngga." Ucapan Exu menggantung dengan tangan yang memegang sisi kemeja Gin.

"Kenapa?"

"Kak Arion selingkuh. Mami sama papi marah, katanya dia mau nyeriusin selingkuhannya. Exu kasian sama Kak Rumi." Menjelaskan apa yang saat ini tengah ia rasakan, hanya Gin yang bisa ia ceritakan sekarang.

Menghela nafas berat, Exu malas pulang jujur saja.

"Sama Fara?" Tebak Gin.

Mata Exu langsung membola kaget, menepuk bahu Gin yang langsung mengaduh tanpa Exu pedulikan. "Kok tau?!"

"Aku loh, merhatiin Arion tiap hari di kantor." Sampai ingin muntah Gin jika kalian ingin tahu ya, hanya Gin tahan-tahan saja itu. Ia masih butuh modal sedikit lagi untuk clubnya.

"Ini si Fara-Fara yang dulu itu?" Exu ingat, beberapa kali mereka pernah membahas wanita bernama Fara. Entah Fara yang ini satu orang dengan Fara yang itu.

"Iya."

"Mereka sekantor?" Dengan alis yang nyaris menyatu, Exu menatap Gin penuh selidik.

"Iya?"

"Kalau Kak Gin tau mereka selingkuh, kenapa ngga langsung bilang? KAK GIN DUKUNG PERSELINGKUHAN YA?!" Murka Exu. Kakak ipar tercintanya, Ya Tuhan.

"Ya ngga gitu juga. Aku belum ada bukti, nuduh sembarangan aja kamu." Sinis Gin.

"Aku harus apa, Kak Gin?" Menunduk seraya menghela nafas lelah, Exu pusing. Bagaimana bisa Exu menghadapi Rumi setelah ini.

"Tidur, dah malem."

"Gin. G-nya goblok!"

"Anjing?"

**

Rumi sudah mulai memasukan beberapa baju yang ia bawa dari rumah orang tuanya ke dalam koper. Yang akan Rumi bawa hanya apa yang ia angkut setahun lalu.

The Way Love GrowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang