26. The Sake of Her Life

64 10 4
                                    

***

***

***


Jean terbangun dan mendapati sisi satu ranjang sempitnya sudah kosong. Seperti yang ia lakukan pagi-pagi sebelumnya, sekarang gantian pria itu yang pergi saat pagi buta, batinnya. Angin dingin yang masuk melalui ventilasi menerpa sekilas membuat wanita itu ingin kembali beringsut ke dalam selimut dan menutupi tubuhnya yang seperti bayi baru lahir. Pagi ini begitu tenang, seolah menjanjikan hari yang sempurna, tanpa ada tamu tiba-tiba datang atau insiden lainnya. Hanya hari yang sunyi.

Apakah perasaan para wanita bordil seperti ini setiap bangun paginya?

Setelah beberapa menit mengumpulkan niat untuk beranjak dari kasurnya yang begitu hangat hari ini entah kenapa, Jean memulai dengan memeriksa gaun tidurnya yang tergeletak di lantai sebelum menaruh ke keranjang baju kotornya. Itu cukup memalukan setiap melihat robekan hasil tak sabaran tangan besar itu. Apalagi kalau ia bangun bukan di kamarnya, melewati lorong dengan baju berpotongan aneh. Sudah berapa gaun sehari-harinya yang berakhir dengan tak bisa dipermak lagi, karena robekan aneh.

Ini semua begitu menyusahkan.

Bahkan Jean tak ingat untuk mencari tahu jadwal kapal, padahal seminggu ini pun ia tak banyak pekerjaan. Atau sekarang yang itu memang pekerjaannya saat ini?

"Kenapa kau merendahkan dirimu sendiri?" gumam wanita itu tak habis pikir pada dirinya sendiri sembari membuka lemari untuk mengambil cermin tangan dan baju. Selimut wol masih mendekap erat tubuh telanjangnya.

Namun entah kenapa, ada perasaan tak enak begitu melihat tumpukan baju-bajunya yang masih tampak rapi. Setelah memeriksa juga semua barang berharganya masih di tempat yang sama. Tapi ada sesuatu yang mengganjal penglihatannya.

Berpikir kalau itu hanyalah perasaan yang lewat sepintas, Jean menarik satu gaun hitam polos sederhana untuk hari ini, dan juga cerminnya seperti pagi-pagi biasa saat akan bersiap.

Sebuah cermin tangan perak dengan ornamen floral dan taburan emerald kecil-kecil di sekelilingnya, tampak mewah dan sangat aneh jika digenggam tangan seorang pelayan rendahan. Karena itu ia selalu menyembunyikannya dari mata orang lain.

Ini salah satu barang Vivienne yang tak ikut ia jual selama menghapus jejaknya dulu. Tak ada memori atau kenangan berharga yang mendasari, hanya karena ia terlalu sayang dan proporsi kemewahannya yang pas yang ia suka, seperti barang-barang berharga lainnya. Bros, hiasan rambut, sisir, satu set perhiasan, semua yang paling Vivienne suka dan merasa sayang jika tak memilikinya lagi.

Selayaknya manusia lain, dirinya juga suka dengan barang-barang mewah. Hidup sebagai Saintess dulu semakin membaik tiap tahunnya. Ia banyak mendapatkan harta dari sumbangan para bangsawan untuk kuil, atau bahkan tambahan dari para orang penggila reputasi yang ingin selalu terlihat suci.

Namun tentu saja dirinya tak segila itu pada harta. Buktinya, ia tak menerima saran Nyonya Spinner agar menjadi simpanan tuan mereka dan memiliki keturunan meskipun tak sah, demi sebagian warisan seorang Grand Duke.

Kepala pelayan Arcus Hall itu terheran saat tak sengaja melihatnya membuat ramuan herbal untuk mencegah kehamilan diam-diam di dapur karena saking cemasnya Jean dengan frekuensi hubungan intim mereka. Wanita muda itu belum siap dengan konsekuensi semacam itu. Dan dirinya perlu melaksanakan rencana pindahnya demi kelangsungan hidup selamanya.

Itu adalah keputusan untuk kehidupan baiknya di masa depan, bukan dengan menjadi simpanan pria bangsawan.

Bagi Jean, hubungan tak jelas ini hanyalah nafsu semata yang tercipta karena kesempatan langka. Beruntung sekali miliknya direnggut oleh pria tampan yang sepantaran, bukan kakek-kakek tua ataupun berandalan. Tanpa disadari, ia sudah memilih dan menganggap Louis Archer orang yang pantas. Jean bisa saja berteriak dan melarikan diri malam itu, melakukan apapun, tapi memang daya tarik dan rasa penasaran membayangi hingga logikanya mengalah. Tapi meskipun begitu, Jean tak tahu kapan ia akan siap lagi untuk berhubungan intim dengan orang lain.

The Saintess' EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang