***
***
***
Bukti apalagi yang kau cari, Louis?
Seharusnya ia tak perlu susah-susah menghukum orang. Apa yang diucapkan semalam sudah cukup. Semua sudah di depan matanya, dan pertanyaan itu telah menjadi bukti yang kuat.
Apa lagi yang perlu dipastikan? Kalau mereka orang yang berbeda, harapmu?
Tak ada yang mengetahui perihal pengajuan Louis sebagai penengah selain paman-bibinya, ayah, dan yang terakhir wanita 'suci' itu. Orang-orang hanya mengetahui kalau ayahnya langsung menerima dan pergi. Bukankah itu sangat jelas?
Tapi di sini, ia berdiri menunggu suruhannya menjemput Rick Jester, setelah semalam bergelung dalam selimut dengan wanita yang telah mengacaukan hidupnya. Bahkan seusai mendengar pertanyaan itu pun, dirinya masih tak kuasa untuk beranjak pergi dari ranjang kecil itu sampai menunggu semburat pertama pagi muncul.
Louis Archer memang sudah gila. Seharusnya ia langsung mencekik lehernya saat itu juga, ia yakin tenaga wanita itu tak seberapa untuk melawan.
Apa yang akan kau lakukan sekarang?
Sementara itu, hati lainnya masih tak habis pikir bagaimana wanita itu menipunya sejauh ini, mempermainkannya hingga Louis tak tahu harus bagaimana.
Ia sangat membencinya. Tapi ia juga mendambakan apa yang mereka berdua telah ciptakan dan sekarang menjadi hal yang mengganjal saluran pernapasannya hingga ia sulit untuk menghirup udara tanpa sesak.
Pintu gudang terbengkalai terbuka, dua ksatria bertudung masuk membawa dua orang dengan wajah masing-masing babak belur dan tangan terikat kencang. Claude dan Pierre mendorong mereka untuk bersimpuh.
Tapi hal tersebut tak membuat Rick Jester melunturkan seringaiannya ketika penutup kepalanya dibuka dan melihat wajah atasan mereka. Ia masih cukup ingat dengan insiden di alun-alun beberapa minggu yang lalu. Dan ternyata pria penolong si pelayan penipu 'Rosemary' yang membawanya ke gudang kosong. Tetapi, ia masih belum tahu tujuan mereka apa.
Meskipun ekspresi wajahnya datar, namun tatapan pria yang berdiri di hadapannya seakan bisa melakukan berbagai macam hal bengis tanpa mengedipkan mata, cukup berbeda dengan orang yang lalu. Auranya mengancam masa depan Rick, terlebih sekarang pria yang ia yakin seorang bangsawan itu membawa senjata. Dengan segala rasa panik dalam dirinya, salah satu anggota senior serikat gelap itu segera mencari dalam kantong informasi miliknya di kepala akan informasi apapun soal orang yang telah menjemput paksa dirinya. Di saat seperti ini ia harap punya daya ingat yang lebih super.
Apa ini ada hubungannya dengan wanita itu?
"Apa maumu? Dan siapa kau?" rekannya di samping dengan berani mencecar.
Tapi pria dengan surai hitam di hadapan mereka mengabaikan dan langsung bertuju kepada Rick.
"Tanpa membuang waktu, dari mana dan sejak kapan kau mengenal pelayan waktu itu." suara bariton terdengar memerintah tanpa pengecualian.
Rick Jester bertaruh untuk nasibnya. Ia membalas tanpa menghapus senyum miringnya.
"Entahlah, kalau aku jawab semua pertanyaanmu, apa kau akan tetap melepaskanku begitu saja?"
Inilah kenapa Louis Archer tak ingin mengambil jalur sopan dengan Jester yang terkenal sangat santai dan selalu menyia-nyiakan waktu, bahkan ketika kepalanya berada di bawah guillotine. Lagipula ia pikir, mungkin sudah saatnya juga ia membasmi serikat mereka yang sering kali ikut membantu dalam setiap tindak penyimpangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Saintess' Escape
Romance𝑹𝒐𝒎𝒂𝒏𝒄𝒆 𝑭𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔𝒚 Seorang Saintess yang dimuliakan di penjuru Kerajaan Syca, memilih kabur dari kuil yang telah membesarkannya, hanya karena merasa muak dengan semua masalah yang dilimpahkan padanya untuk diselesaikan. Sementara itu, tan...