***
***
***
Langit senja sudah menggelap sepenuhnya, dan penghuni Arcus Hall bersiap untuk makan malam. Apalagi ditambah satu penghuni baru, yang akhirnya tiba sore tadi, Sir Claude, salah satu ksatria terbaik dari Rosier dan yang terlihat selalu menemani tuan mereka dalam banyak kesempatan. Dan sekarang, mereka semua berkesempatan untuk ikut serta menikmati hidangan malam ini dengan ikut duduk bersama si Grand Duke muda yang dermawan di meja makan utama.
"Aku yakin mereka akan merengek karena kehilangan kesempatan besar seperti ini nanti, biarpun semenyentuh apa drama musim ini, Yang Mulia." jawab Nyonya Spinner setelah ditanya di mana para pelayan sementara yang lain.
"Memangnya apa yang menyenangkan makan malam dengan Yang Mulia Grand Duke kita, Nyonya Spinner? Aku yakin drama teater lebih menghibur." sela Sir Claude bercanda sambil melirik ke tuan mereka yang hanya mengangkat bibirnya sekilas.
Jean ikut tergelak samar seraya mengambil porsi untuknya sendiri.
"Benar, 'kan Nona Jean?"
Dan perhatian ke-empat orang di ruangan tertuju padanya sekarang. Nyonya Spinner menatapnya tajam bermaksud agar dia menjawab dengan tepat, meminta memihaknya. Sementara Sir Claude mengerling ke arahnya, dan tuan mereka di ujung meja hanya memandang datar.
"Menurut saya, keduanya tak bisa untuk dibandingkan. Saya yakin mereka akan sedih juga melewatkan kesempatan ini, tetapi drama teater jalanan hanya ada beberapa kali dalam setahun. Untuk kesempatan seperti ini, kupikir Yang Mulia bisa membuatnya lagi." jawabnya mencoba diplomatis.
"Tentu saja bisa duduk di kursi ini sebuah kehormatan untuk kita yang orang biasa! Dan jaga ucapanmu, Nona Muda! Kau tak bisa seenaknya meminta-"
"Tak apa, Bel. Toh, ada benarnya juga." Louis memotong hardikan Nyonya Spinner dengan acuh tak acuh seraya memotong daging panggangnya sebelum melahap.
Kepala rumah tangga Arcus Hall itu kembali menatap tajam Jean yang mengabaikan, sementara Sir Claude tertawa di samping kursi Benjamin yang tak tahu harus berbuat apa di seberang Jean sana.
Makan malam berlanjut dengan dentingan garpu dan pisau.
"Ngomong-ngomong. Aku belum mengucapkan selamat untuk kelahiran putrimu. Bagaimana rupa keponakanku?" Tuan mereka membuka suara lagi.
Jean mendongak dari piringnya ke arah mereka, begitu juga yang lain.
Pria rambut coklat yang tampak lebih tua beberapa tahun dari Jean itu tersenyum sangat lebar dan berkata dengan bangga.
"Tentu saja dia secantik ibunya!"
Ucapan selamat berdatangan dari ketiga orang lain.
"Kenapa tak memberitahuku sebelum-sebelumnya? 'Kan aku bisa sempatkan bikin selimut untuk putrimu. Kapan lahirnya memang?" Nyonya Spinner menghujani pertanyaan.
Sir Claude hanya mengusap belakang kepalanya sebelum membalas.
"Baru awal bulan ini kemarin."
"Akhirnya kau diberi momongan juga setelah lima tahun lebih!" seru lagi Nyonya Spinner.
Dan sesuatu mengganjal otak Jean hingga tanpa saringan ia keluarkan.
"Bukankah Sir Claude juga ikut perang tahun kemarin?"
Plak!
Satu tamparan mendarat di paha kiri Jean dari orang tua di sampingnya.
"Kau ini!" tukas Nyonya Spinner.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Saintess' Escape
Romance𝑹𝒐𝒎𝒂𝒏𝒄𝒆 𝑭𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔𝒚 Seorang Saintess yang dimuliakan di penjuru Kerajaan Syca, memilih kabur dari kuil yang telah membesarkannya, hanya karena merasa muak dengan semua masalah yang dilimpahkan padanya untuk diselesaikan. Sementara itu, tan...