06. Kehidupan yang Baru

46 7 1
                                    

Besok paginya Jeslyn dan Exsan sudah siap untuk pergi meninggalkan rumah kediaman Very. Dan, kalian harus tau sedari tadi Exsan terus menggerutu, menolak keras untuk hidup satu rumah dengan Jeslyn.

Ridho beberapa kali menghela napas kala melihat Exsan masih enggan menerima ini semua. Mau bagaimana lagi? Pernikahan sudah terlaksana, ini juga semua atas kemauan Very dan Wina. Ridho dan Indah bahkan sebelumnya sempat menolak, mengingat umur Exsan yang terbilang masih muda.

Tapi saat di pikirkan lagi, kalau tidak menerima Jeslyn akan terus menolak laki-laki yang mencintainya.

Exsan anak satu-satunya di keluarga Abigail, semua sepupunya rata-rata sudah kuliah dan seorang perempuan. Tidak heran jika Exsan sangat manja pada kedua orangtuanya. Dan, karena sikap manjanya Exsan jadi seenaknya.

Bagasi mobil sudah di tutup oleh Very, dia menghela napas lalu menatap anak dan menantunya, “Udah siap semua nih,”

Indah berbalik menangkup wajah putri pertamanya, ini kali pertama dia akan ditingkatkan oleh sang anak. Walau sebelumnya Jeslyn sering meninggalkan rumah tapi kali ini jelas berbeda.

Indah tersenyum getir, rasanya masih kemarin dia menggendong Jeslyn, sekarang dia harus melepaskan putrinya untuk kehidupan yang baru.

“Baik-baik disana ya sayang... Bunda pasti bakal kangen banget sama kamu,” ucapnya lalu mengelus kepala Jeslyn.

Walau Olyne adalah anak bungsu Altaraya, tapi entah kenapa Jeslyn yang selalu di manjakan oleh Ridho dan Indah. Olyne? Anak itu hanya kadang-kadang, tapi bukan berarti Ridho dan Indah melupakan anak satunya itu.

Jeslyn mengangguk sebanyak dua kali, dia memeluk bundanya lalu ayahnya. Olyne hanya menggembungkan pipi dengan kedua tangan bersidekap. Percayalah, dia malah tidak suka jika harus berpelukan dengan Jeslyn, Olyne lebih mau di peluk oleh uang kakaknya bukan tubuh kakaknya.

Beralih pada Exsan, laki-laki itu menatap tak minat pada Jeslyn. Aura kebencian muncul dalam dirinya. Bisa-bisanya perempuan itu merubah hidupnya hanya dengan satu mantra. Sebelumnya Exsan tak pernah seperti ini. Merasa khawatir untuk menjalani hari esok. Dia seperti di hantui saja kala menyetujui pernikahan ini.

Ingatannya berputar pada sang terkasih hati, Khatrine. Bagaimana ya jika perempuan itu tau kalau Exsan sudah menikah? Sudah pasti perang dunia ke tiga akan di mulai.

Membayangkannya saja membuat Exsan bergidig takut. Dia tidak mau berpisah dengan Khatrine, hubungannya dengan perempuan itu sudah berjalan sekitar empat tahun. Ya, Exsan menjadikan Khatrine pacar saat dia duduk di bangku SMP.

“Heh bengong aja,” tepukan di bahu membuyarkan lamunannya, Exsan menatap Tasya yang sudah rapih dengan baju formalnya.

“Apaan sih Lo sok kenal!” ketus Exsan lalu membuang muka. Begitulah dia, risih dengan orang lain yang seakan akrab dengannya.

Tasya terkekeh kecil, dia menyenggol tubuh Exsan pelan, “Bersyukur Lo bisa nikah sama Jeslyn. Di luar sana tuh banyak yang antri pengen jadi suami dia. Percaya sama gue, Lo bakal jadi raja di rumah nya nanti,” Exsan mengerutkan halis.

Kenapa harus di rumah Jeslyn jika Exsan ingin di perlakukan layaknya raja? Di rumahnya saja orangtuanya selalu memanjakannya, walau terkadang ya... Ayahnya akan sedikit keras.

“Tasya, kamu udah siap?” tanya Indah mendekati Tasya. Tasya tersenyum ramah, “Udah Tante bunda, mobilnya udah siap,” sebelumnya Tasya menawarkan diri untuk mengantar pengantin baru ini ke rumah baru mereka.

Karena Jeslyn semalam menyuruhnya, perempuan itu hanya tidak percaya dengan supir pribadi Very, takut saja jika nanti dia di celakai. Walau itu tidak akan mungkin.

Mrs. Crazy Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang