Exsan berdiri membeku di tempat, darahnya serasa berhenti mengalir saat melihat Khatrine berdiri tak jauh dari dieinya, dengan tatapan dingin dan penuh kekecewaan.
Tubuhnya sedikit gemetar, bukan hanya karena kaget, tapi karena dia tahu bahwa ini adalah momen yang tak bisa dia hindari lagi. Jantungnya berdegup kencang, seolah hendak meloncat keluar dari dadanya. Semua rencana yang dia pikirkan, semua alasan yang sudah dia susun dalam kepalanya, tiba-tiba runtuh dalam sekejap.
"Kha-Khatrine!" Suaranya bergetar, mencoba menenangkan, tetapi justru terdengar gugup. "Sejak kapan kamu di sini?!"
Namun, respon Khatrine bukanlah yang dia harapkan. Suaranya meledak dengan amarah yang begitu nyata, wajahnya memerah, matanya berkilat marah, menyala-nyala. "Dasar penipu! Tukang bohong! Kamu bilang dia sekretaris papa kamu! Ternyata apa?! Dia istri kamu!" Kata-katanya seperti pisau yang langsung menancap ke hati Exsan.
Khatrine mendekat, setiap langkahnya penuh dengan kemarahan yang memuncak, membuat jarak di antara mereka terasa semakin menyempit. Exsan mencoba mengambil napas dalam-dalam, berpikir cepat untuk mencari cara menenangkan situasi ini.
"Khatrine, aku jelasin ya? Dengerin dulu aku, oke?" Dia mengangkat tangannya, seolah mencoba menenangkan, namun Khatrine menepisnya dengan keras.
"Apa? Gue harus dengerin Lo apa?" Khatrine menatapnya tajam, suaranya penuh kebencian. Setiap kata yang keluar dari mulutnya terdengar penuh penyesalan dan kemarahan.
"Khat... pliss, tenang dulu ya," suara Exsan melunak, nadanya berubah menjadi lebih lembut, tapi usahanya hanya membuat Khatrine semakin marah.
"Nggak punya hati Lo!" Khatrine menunjuk ke arah Exsan dengan jari telunjuknya yang gemetar. "Otak Lo di mana? Lo mikir nggak sih, kita udah pacaran selama ini, dan Lo malah nikah diem-diem sama cewek itu. Gila!"
Exsan menunduk, wajahnya dipenuhi rasa bersalah. "Iya aku sama dia emang udah nikah Khat, maaf karena udah bohongin kamu tapi—"
"Jadi bener ya yang di bilang Athala? Gue nggak bisa percaya, si jalang itu berani-beraninya rebut cowok gue!" Khatrine semakin kalap, wajahnya penuh dengan amarah yang membara. Tangannya mengepal, siap meledak kapan saja.
"Khatrine!" Exsan berusaha mendekat, namun Khatrine segera mundur, seolah tidak mau disentuh olehnya. "APA?! Lo mau bela dia?!"
"Bukan gitu Khatrine..." Exsan berusaha berkata, namun suaranya semakin lemah. Setiap kata yang dia ucapkan tidak mampu menghentikan api yang membara di hati Khatrine.
Khatrine mengibaskan tangannya, mengisyaratkan agar Exsan menjauh. "Minggir dari hadapan gue! Gue mau cari tuh cewek. Dia CEO J.S Entertainment kan?! Gue samperin dia, cewek nggak punya otak!!"
Exsan mulai panik, mengetahui bahwa situasi semakin di luar kendali. Dia melangkah cepat ke depan, mencoba menghentikan Khatrine. "Khatrine, apa-apaan sih?! Dengerin dulu aku, aku mau jelasin."
Khatrine hanya memutar bola matanya dengan marah. "Apa yang perlu gue denger lagi dari Lo, hah?! Minggir gue bilang! Gue mau samperin si Jeslyn sialan itu!!"
Exsan berdiri di hadapan Khatrine, berusaha memblokir jalannya. "Khatrine, stop udah! Nggak usah kamu samperin dia! Dengerin dulu aku." Suaranya lebih tegas sekarang, meski hatinya masih penuh rasa bersalah. "Aku sama dia nikah karena dijodohin papa, dan kamu pikir dari perjodohan kita bakal tumbuh cinta? Nggak, Khat! Asal kamu tau ya Khat, di hati aku cuman ada kamu, selamanya! Nggak akan ada yang bisa gantiin kamu."
Kata-kata Exsan terdengar tulus, namun wajah Khatrine tetap penuh dengan keraguan. Dia berusaha mencerna apa yang baru saja didengarnya. Exsan melanjutkan, nadanya semakin intens, berusaha mempengaruhi Khatrine dengan kejujuran yang akhirnya dia ungkapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs. Crazy Wife
Teen FictionMrs. Crazy Wife [Sinopsis] Jeslyn Vega Altaraya, seorang CEO J.S Entertainment berusia 27 tahun, telah kehilangan rasa kepercayaan pada cinta setelah dikecewakan di masa lalu. Sepulang dari luar negeri, ayahnya menjodohkan Jeslyn dengan laki-laki be...