Malam itu Exsan berdiri di balkon kamar hotel, dia memandang langit malam yang pekat. Hembusan angin malam yang dingin tidak membuatnya beranjak.
Saat ini dia baru selesai menelfon Khatrine, menjelaskan alasan kenapa dia tidak masuk sekolah selama beberapa hari. Walau begitu, Exsan juga menyampaikan kepada Khatrine bahwa laki-laki itu akan datang ke lomba debat dia. Exsan tidak akan mau membuat sang kekasih kecewa kepadanya untuk kesekian kali.
Dan, tanpa Exsan sadari ada Jeslyn dibelakang yang sedang memerhatikannya. Malam ini Jeslyn harus lebih berani, dia akan mengatakan apa yang selama ini dia pendam. Dia akan mengikuti saran dari sahabatnya, Corniel.
Jeslyn melangkah perlahan ke arah Exsan yang berdiri sendirian di balkon, punggungnya menghadap ke arah pemandangan kota yang berkilauan di bawah langit malam. Cahaya bulan yang terang menerangi sosok Exsan, menciptakan bayangan yang kontras dengan lampu-lampu kota di kejauhan.
Angin malam yang lembut mengalir melalui rambut Jeslyn yang tergerai, membuatnya tampak seperti bayangan yang muncul dari kegelapan, penuh dengan keanggunan dan ketenangan. Gaun tidur satin berwarna putih yang ia kenakan bergerak lembut mengikuti setiap langkahnya, menambah aura misterius pada penampilannya.
Setiap langkah Jeslyn terasa hati-hati namun pasti, seperti ada magnet yang tak terlihat yang menariknya mendekati Exsan. Wajahnya yang biasanya tegas tampak lebih lembut di bawah cahaya bulan, memancarkan kehangatan yang jarang terlihat.
Di dalam dirinya, ada badai perasaan yang berkecamuk keraguan, ketakutan, keinginan, dan kerinduan yang sudah lama dia tekan dalam-dalam. Namun malam itu, di bawah langit yang dipenuhi bintang, Jeslyn merasakan dorongan yang tak terbendung untuk mengekspresikan apa yang telah lama ia pendam.
Ketika dia akhirnya tiba di belakang Exsan, Jeslyn berhenti sejenak, memandangi punggungnya yang kokoh dan garis bahunya yang tegas. Ada sesuatu yang mendalam dalam cara Exsan berdiri, seolah-olah dia sedang menanggung beban yang tidak bisa dilihat oleh mata.
Tanpa banyak berpikir lagi, Jeslyn mengulurkan tangan dan dengan lembut melingkarkannya di sekitar pinggang Exsan, menarik tubuhnya mendekat. Dia menyandarkan kepalanya di punggungnya, merasakan kehangatan yang mengalir dari tubuh Exsan ke dalam dirinya.
Sentuhan pertama itu membuatnya merasakan betapa dekatnya mereka, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara emosional sebuah kedekatan yang selama ini ia abaikan, mungkin karena ketakutan.
Pelukan Jeslyn dari belakang itu lebih dari sekadar gestur fisik, itu adalah ungkapan dari perasaan yang selama ini terpendam, sebuah keinginan untuk merasakan koneksi yang nyata di tengah dinginnya malam.
Matanya terpejam sejenak, menikmati momen di mana dia bisa merasakan detak jantung Exsan yang stabil di bawah kulitnya, meresapi kehadiran yang dulu terasa begitu jauh namun kini begitu dekat. Ada perasaan tenang yang mengalir melalui dirinya, seolah-olah dalam pelukan itu, semua kekhawatiran dan keraguan yang pernah ia rasakan mulai sirna.
Dalam keheningan yang menyelimuti mereka, Jeslyn menarik napas dalam-dalam, merasakan aroma laut yang segar bercampur dengan wangi tubuh Exsan. Dia mengeratkan pelukannya sedikit, seolah-olah dengan cara itu dia bisa menyalurkan semua perasaannya yang tak terucapkan.
Exsan terkejut dengan pelukan tiba-tiba dari Jeslyn. Dengan lembut, Jeslyn merapatkan pelukannya, berharap bisa menahan waktu agar tetap berada di momen ini sedikit lebih lama.
"Jeslyn, lo—" Exsan memulai, namun suaranya terhenti saat Jeslyn menggeleng pelan, menyandarkan wajahnya di punggungnya, "Sebentar aja, Exsan. Sebentar aja aku pengen kaya gini," bisik Jeslyn, suaranya hampir tak terdengar namun penuh dengan perasaan. Dia tahu bahwa kata-kata ini harus dia ucapkan sekarang, sebelum keberaniannya menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs. Crazy Wife
Teen FictionMrs. Crazy Wife [Sinopsis] Jeslyn Vega Altaraya, seorang CEO J.S Entertainment berusia 27 tahun, telah kehilangan rasa kepercayaan pada cinta setelah dikecewakan di masa lalu. Sepulang dari luar negeri, ayahnya menjodohkan Jeslyn dengan laki-laki be...