36. Detik Menuju Kekacauan

28 5 1
                                    

23:20 Malam….

Telfon di atas meja kerja Jeslyn sedari tadi berbunyi nyaring, tapi hal itu tidak membuat fokusnya pada layar komputer teralihkan.

Perempuan dengan jas berwarna biru tua itu masih setia duduk didalam ruangannya, kantor mulai sepi hanya ada beberapa petugas keamanan saja yang sedang berjaga. Tak lama pintu terbuka, menampilkan sosok Tasya datang dengan wajah lelahnya, beberapa kali perempuan itu masuk kedalam sini menyuruh Jeslyn untuk mengangkat telfonnya.

“Jes… Lo nggak balik? Udah hampir tengah malam, Exsan juga dari tadi nanyain Lo. Angkat kek telfonnya, atau Lo bales chat dia,” pinta Tasya lembut sembari berdiri didepan Jeslyn.

Namun Jeslyn tidak mengindahkan Tasya, perempuan itu malah membuka satu dokumen didekat nya dan mulai membaca apa isi dari dokumen itu. Tasya menghela napas, dia tarik dokumen yang sedang Jeslyn pegang, membuat Jeslyn berdecak kesal dan menatapnya sinis, “Siniin! Gue lagi kerja!” Pinta Jeslyn, dan Tasya malah melempar dokumen itu hingga isinya berserakan di atas lantai.

“Balik sekarang Jeslyn! Ini udah malem! Lo nggak lupakan kalau Lo punya suami?!” Tasya mulai meninggikan suaranya, merasa kesal dengan Jeslyn.

“Gue lagi kerja! Lo nggak liat kerjaan gue banyak?!” Balas Jeslyn dengan nada tak kalah tinggi.

Tasya memutarkan kursi Jeslyn, menarik jas yang dikenakan Jeslyn membuat dia berdiri seketika, “Apa gara-gara Thomas Lo jadi males buat balik? Atau Lo emang lagi ada masalah sama Exsan?! Gue tau sikap Lo kalau Lo lagi stress atau marah, pelarian Lo cuman satu. Lo bakal gila kerja kaya sekarang!” Jeslyn menghempaskan tangan Tasya dengan kasar.

“Nggak usah sok tau! Ini nggak ada hubungannya sama mereka berdua!”

“Kalau gitu Lo balik sekarang, Lo butuh istirahat Jeslyn. Siang tadi sampai malam ini Lo aja nggak makan, kerjaan terus Lo urusin. Gue tuh khawatir sama Lo, gue nggak mau Lo sakit lagi Jeslyn!!!!” Teriak Tasya di akhir kalimatnya.

“Gue nggak minta Lo khawatirin gue! Mau gue sehat atau sakit itu nggak ada urusannya sama Lo!!” Ucap Jeslyn lalu mengambil tasnya dan melangkah pergi meninggalkan Tasya. Tasya terdiam ditempatnya menatap kepergian sang sahabat, matanya merosot kebawah menatap kertas-kertas dokumen yang berserakan karena Tasya melemparnya, lalu di injak oleh Jeslyn saat perempuan itu meninggalkan ruangannya.

Tasya memejamkan matanya, dia berjongkok untuk memunguti kertas-kertas itu. Ada apa dengan Jeslyn hari ini, perempuan itu tidak seperti biasanya, emosinya tidak terkendali hari ini.

Ada dua penyebab dari sikap Jeslyn yang tidak dapat di kontrol, kedatangan Thomas, atau Exsan yang kembali berulah.

💌💌💌💌💌

Malam telah larut ketika Jeslyn akhirnya tiba di rumah. Langit di luar sudah gelap pekat, dengan hanya sedikit bintang yang bersinar samar di antara awan. Kakinya melangkah pelan memasuki pintu depan, dengan wajah yang lelah dan ekspresi datar. Raut wajahnya menunjukkan betapa panjang dan melelahkan harinya di kantor. Sepatu hak tingginya terdengar bergema di lantai marmer saat ia berjalan tanpa suara menuju ruang tamu.

Di sudut ruangan, Exsan sudah menunggu. Wajahnya penuh harap, namun juga dihiasi kekhawatiran yang tak bisa ia sembunyikan. Namun, Jeslyn hanya melirik sekilas, nyaris tanpa perhatian.

Exsan berjalan ke tengah ruangan menghampiri Jeslyn, dia mencoba mengendalikan emosinya yang campur aduk. Saat Jeslyn masuk ke rumah, ia langsung melepaskan tasnya di sofa tanpa memandang Exsan, sikapnya terlihat dingin dan jauh.

"Jeslyn, Lo bilang nggak ke kantor hari ini," suara Exsan terdengar pelan namun tegas. "Gue sengaja pulang cepet, taunya Lo nggak di rumah," lanjutnya, sorot matanya tak lepas dari Jeslyn yang sedang melepas sepatu. "Kenapa chat gue nggak lo bales, telfon gue juga nggak lo angkat?"

Mrs. Crazy Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang