Keesokan paginya, Jeslyn dan Exsan bersiap-siap seperti biasa. Namun, ada sesuatu yang berbeda di antara mereka. Saat Jeslyn mengantar Exsan ke sekolah, suasana di dalam mobil jauh lebih hangat.
Tidak seperti sebelumnya, Exsan yang dulu lebih banyak diam dan tampak canggung, kini mulai banyak berbicara. Topiknya beragam, dari hal-hal serius hingga obrolan yang sama sekali tidak penting, membuat perjalanan ke sekolah terasa singkat.
Jeslyn baru menyadari bahwa suaminya ini ternyata bukan hanya keras kepala, tapi juga sedikit manja dan... sangat bawel.
Dia tidak bisa menahan senyum saat melihat sisi Exsan yang baru ini. Ternyata, di balik sikap dinginnya, Exsan adalah seseorang yang sangat hidup, dengan kepribadian yang ceria dan penuh energi.
Perubahan ini membuat Jeslyn merasa lebih dekat dengan suaminya, merasa lebih dihargai karena Exsan mulai membuka diri.
Sesampainya di tempat biasa Exsan turun, mobil Jeslyn berhenti perlahan. Exsan tersenyum padanya, memberikan ciuman kecil lewat tangannya sebelum keluar dari mobil.
"Duluan ya... Dadah~~" ucapnya dengan nada ceria sebelum melompat keluar dari mobil.
Jeslyn membalas senyumnya, tapi saat Exsan sudah berjalan menjauh, senyum itu perlahan pudar. Di dalam mobil yang sekarang hening, pikiran Jeslyn mulai berkelana kembali ke kejadian beberapa waktu lalu.
Ingatan tentang saat Olyne menceritakan kisah masa lalunya ke Exsan kembali menghantui pikirannya. Karena saat itu, Jeslyn mendengar dan melihat semuanya.
Ada keraguan yang tiba-tiba menyusup ke dalam hatinya. Bagaimana jika Exsan menerima dirinya bukan karena cinta, melainkan karena rasa kasihan? Pikiran itu seperti duri yang menusuk, membuat Jeslyn merasa tidak nyaman. Namun, dia segera menggelengkan kepalanya, mencoba mengusir pikiran negatif itu.
"Nggak! Nggak mungkin Exsan setega itu. Lagian gue harus percaya sama Exsan, dia kan suami gue," Jeslyn berkata pelan pada dirinya sendiri, mencoba meyakinkan hatinya yang mulai goyah.
Setelah itu, dia mengambil ponselnya dari dashboard mobil dan segera mencari nama Tasya di daftar kontaknya.
Tak lama setelah dia menekan tombol panggil, sambungan telepon tersambung, dan suara Tasya yang terdengar malas menjawab dari ujung sana.
"Kenapa?"
"Gue mau Lo nyari tau orang yang udah bikin Exsan gue bonyok," Jeslyn langsung to the point, nada suaranya tegas dan penuh determinasi.
"Hah?! Gimana anjir?!" Tasya terdengar kaget dengan permintaan itu.
"Ya pokoknya gue nggak mau tau, cari orang itu, kasih dia hukuman, penjarain kalau perlu. Enak aja muka ganteng suami gue di bikin bonyok!" Jeslyn melanjutkan dengan nada penuh kemarahan yang tertahan.
Tasya hanya bisa mendesah. "Lo mah ada-ada aja deh," komentarnya dengan nada menyerah.
"Nggak pokoknya gue mau Lo sekarang juga cari tau! Gue tunggu informasinya sampe jam sepuluh malam, kalau sampe nggak ada gajih Lo gue---" Jeslyn mengancam tanpa ragu.
"Iya-iya ah! Lo mah apa-apa ujungnya ke gajih mulu! Yauda tunggu aja," Tasya mengalah, sebelum memutus sambungan telepon.
Jeslyn menutup telepon, matanya menatap ke arah murid-murid yang baru saja tiba di sekolah. Pikirannya kembali ke Exsan, tapi sekarang dipenuhi dengan tekad untuk melindungi suaminya, apa pun yang terjadi. Dia tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti Exsan lagi.
Dengan semangat itu, Jeslyn menekan pedal gas, meninggalkan area sekolah dengan cepat. Misinya sekarang adalah memastikan Exsan aman, dan dia akan melakukan apa pun untuk mewujudkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs. Crazy Wife
Teen FictionMrs. Crazy Wife [Sinopsis] Jeslyn Vega Altaraya, seorang CEO J.S Entertainment berusia 27 tahun, telah kehilangan rasa kepercayaan pada cinta setelah dikecewakan di masa lalu. Sepulang dari luar negeri, ayahnya menjodohkan Jeslyn dengan laki-laki be...