30. Hadiah Spesial

35 6 4
                                    

Beberapa hari kemudian, hari H turnamen basket Exsan pun tiba. Pagi itu, Exsan tidak berhenti mengganggu Jeslyn untuk memastikan bahwa dia benar-benar akan datang.

"Lo dateng kan?" tanya Exsan dengan penuh harap.

Jeslyn, dengan sikap santai, menjawab, "Dateng nggak ya?"

Exsan tampak semakin kesal. "Gimana sih, katanya lo mau dateng!!"

Jeslyn, dengan nada berpikir, berkata, "Setelah aku pikir-pikir, kayanya...."

"Yaudah lah, makan aja tuh kerjaan," potong Exsan.

"Astaga.... Iya, iya, aku dateng. Judes banget sih," jawab Jeslyn dengan nada setengah malas.

Exsan, merasa sedikit lega tapi masih kesal, mengingatkan, "Ya elo nyebelin banget. Pokoknya gue tunggu ya lo disana. Gue duluan."

Setelah sarapan, Exsan pamit untuk berangkat. Sebelum meninggalkan rumah, dia berhenti sejenak di depan Jeslyn, yang sedang duduk santai di meja makan.

Dengan lembut, Exsan memberikan ciuman di kepala Jeslyn, mirip dengan kebiasaan ayahnya, Very, yang selalu memberikan ciuman seperti itu sebelum berangkat kerja. Setelah itu, Exsan meninggalkan rumah dengan semangat, siap untuk turnamen yang telah lama dinantikannya.

Setelah Exsan pergi, Jeslyn menjadi salah tingkah, wajahnya me-merah, dia menahan suaranya karena sudah di cium oleh Exsan. Ini adalah kali kedua Exsan mencium kepalanya, pertama saat mereka sedang makan malam bersama dan yang kedua saat ini.

Jeslyn tersenyum dengan mata terpejam, “Aaaaa~~~ Exsan…. Gemes banget siiii!!!” Teriak Jeslyn tertahan, lalu dia mulai membereskan piring-piring yang tadi sudah di pakai sarapan dengan perasaan riang.

💌💌💌💌💌

Exsan dan timnya sudah sampai di salah satu GOR di Jakarta, sebelum memulai pertandingan mereka di perintahkan untuk melakukan pemanasan mandiri.

Saat sedang melakukan pemanasan Digo mendekati Exsan dengan wajah terkejut, “Hei San, liat deh,” ucap Digo sembari memberikan ponselnya. Exsan yang melakukan peregangan otomatis melihat ke arah ponsel milik Digo, “Hah?! Haykal di penjara?!” Pekik Exsan terkejut.

“Kayanya gara-gara kemaren deh dia abis gebukin Lo. Tapi siapa ya yang laporin dia?” Digo nampak berfikir, Exsan menatap layar ponsel Digo dengan dahi yang mengerut, “Apa anak-anak Orions ada yang lapor?” Digo membalas tatapan Exsan lalu menggeleng, “Gue udah tanya, mereka juga kaget dan baru tau setelah gue kasih infonya,” jelas Digo.

“Tapi bagus deh lah, biar dia nggak cari perkara lagi. Pusing gue, meresahkan masyarakat,” lanjutnya sembari mengambil ponselnya dari tangan Exsan.

Exsan masih berfikir, dia sangat penasaran siapa orang yang memenjarakan Haykal. Saat tengah asik berfikir suara peluit terdengar nyaring.

Pak Giano memanggil seluruh anak murid basketnya untuk berkumpul, dan mau tak mau Exsan pun mengikuti perintah itu.

Setelah mendapat arahan dan nasehat dari pak Giano, semua mulai berpencar kembali, mereka bersiap-siap karena sebentar lagi pertandingan akan di mulai. Dan saat itu juga hati Exsan mulai gelisah, karena seseorang yang dia tunggu belum menampakkan batang hidungnya.

Di pinggir lapangan suara Khatrine memanggil namanya terdengar nyaring, Exsan menatap Khatrine lalu tersenyum kecil. Mata Exsan kembali menjelajahi seisi tribun, mencoba mencari keberadaan Jeslyn, walau sebenarnya tidak ada.

“Lo tuh jadi Dateng nggak sih!” Gumamnya

💌💌💌💌💌

“Akhir-akhir ini kenapa semua klien nyebelin semua sih?! Gue kan udah bilang kosongin jadwal gue selama tiga hari, Lo kok main terima-terima aja sih! Liat nih kita jadi telat,” Jeslyn memarahi Tasya sepanjang jalan menuju ke parkiran.

Mrs. Crazy Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang