Exsan melajukan mobilnya dengan cepat, hati berdebar-debar menanti kabar tentang Jeslyn. Ketika sampai di lokasi yang diberikan Tasya, dia segera keluar dari mobil, langkahnya tergesa-gesa. Suara musik yang keras menyambutnya, namun kepanikan di dalam diri Exsan membuatnya seolah tak mendengar suara gemuruh di sekelilingnya.
Mata Exsan berkeliling, mencari sosok Jeslyn di antara kerumunan yang ramai. Pandangannya terus bergerak, hingga akhirnya dia menangkap siluet yang familiar di sudut bar. Jeslyn, dalam keadaan setengah terhuyung, sedang dibantu berdiri oleh Tasya dan seorang pria asing yang tidak dikenalnya.
Wajah Jeslyn tampak memucat, matanya setengah tertutup, sementara pria itu memegangi pinggangnya, terlihat khawatir namun juga memberi kesan intim. Melihat pemandangan itu, jantung Exsan bergetar hebat. Dia merasa ada sesuatu yang mengganggu dalam situasi itu, dan rasa cemas yang menyelimuti hatinya semakin menguat saat dia melihat Jeslyn tidak dalam keadaan baik. Keputusan untuk mendekat pun tak tertahan, seolah tarikan magnet yang mengarahkannya menuju tempat itu.
Exsan melangkah lebih dekat, rasa cemas dan harap bercampur dalam dirinya saat melihat keadaan Jeslyn. Dalam kerumunan yang ramai, suara Tasya memecah kebisuan, memberi warna pada suasana yang penuh ketegangan.
"Dateng juga akhirnya!" seru Tasya, suaranya terdengar sedikit terengah.
Vincent, yang berdiri di samping Tasya, menatap Exsan dengan alis terangkat, terkejut. "Siapa dia, Sya?" tanyanya, merasa ada yang tidak biasa.
Tasya tidak mengalihkan pandangannya dari Exsan, seolah menilai setiap inci dari keberadaannya. "Kalau gue ceritain bakal panjang, intinya dia suami Jeslyn," ujarnya tegas, memberikan penjelasan singkat.
"Oh! Astaga, Jeslyn udah nikah ternyata," Vincent menanggapi dengan nada tak percaya. Ia lalu melanjutkan, "Kalau gitu, gue serahin sisanya sama Lo dan suaminya Jeslyn. Gue izin pamit ke belakang lagi," sebelum berbalik dan menghilang ke keramaian.
Setelah Vincent pergi, Tasya menatap Exsan dengan tatapan tajam, menciptakan atmosfer tegang di antara mereka. "Gue nggak tau apa yang terjadi antara kalian berdua, tapi ini semua pasti gara-gara Lo!" serunya, suaranya penuh emosi.
Exsan hanya bisa diam, terjebak dalam pikirannya sendiri. Rasa bersalah menghinggapi dirinya, namun saat itu dia hanya bisa fokus pada Jeslyn, yang terlihat lemah dan terjatuh.
Dengan sigap, Tasya menyerahkan tubuh Jeslyn ke pelukan Exsan. "Bawa dia balik dengan selamat! Jagain!" ujarnya, menekankan betapa pentingnya menjaga Jeslyn dalam situasi seperti ini.
Exsan menatap wajah Jeslyn yang pucat dan tampak letih dalam dekapannya, perasaan campur aduk memenuhi hatinya. Rasa khawatir dan cinta bercampur menjadi satu, menciptakan ketegangan di dadanya.
"Makasih, Sya," ucap Exsan tulus, merasa bersyukur atas bantuan Tasya.
Tasya hanya mengangguk, matanya berbicara lebih banyak daripada kata-kata. Dia tahu betapa beratnya beban yang harus dihadapi Exsan dan Jeslyn. Dengan satu gerakan, Tasya mundur, memberi ruang bagi Exsan untuk membawa Jeslyn pergi dari tempat yang penuh kenangan ini.
Setiap langkah Exsan terasa berat, namun ia bertekad untuk menjaga Jeslyn, mengantarnya pulang dengan penuh perhatian, tak ingin membiarkan gadis itu merasakan kesepian di tengah segala masalah yang ada.
💌💌💌💌💌
Setibanya di rumah, Exsan merasakan beban berat di tangannya. Jeslyn, yang seharusnya beristirahat, malah terus bergerak dan meracau tidak jelas, membuatnya semakin kesulitan untuk menanganinya. Wajah Jeslyn terlihat pucat, dengan alisnya berkerut dan matanya berkilau, menandakan kebingungan dan kelelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs. Crazy Wife
Teen FictionMrs. Crazy Wife [Sinopsis] Jeslyn Vega Altaraya, seorang CEO J.S Entertainment berusia 27 tahun, telah kehilangan rasa kepercayaan pada cinta setelah dikecewakan di masa lalu. Sepulang dari luar negeri, ayahnya menjodohkan Jeslyn dengan laki-laki be...