12. Aliansi Mata-mata

25 6 2
                                    

Pagi harinya Exsan terbangun dia menatap ke arah tempat tidur yang sudah tersusun rapih, Jeslyn sudah bangun lebih awal. Jeslyn memang tidak bisa bangun terlalu siang, tidur jamberapa pun Jeslyn akan otomatis terbangun. Berbeda dengan Exsan, walau tidur di bawah jam depalan malam laki-laki itu akan bangun siang.

Seperti yang kita tahu, Exsan akan menolak jika harus tidur dalam satu tempat jika bersama Jeslyn. Kemarin malam pun Exsan lebih memilih tidur di sofa, awalnya Jeslyn memaksa agar Exsan tidur dikasur bersamanya, bukan apa Jeslyn hanya khawatir badan Exsan akan sakin mengingat sofa yang berada dalam kamarnya lebih kecil dari badan Exsan.

Setelah bersiap dan rapih Exsan memandang dirinya di pantulan cermin, dia memainkan mulutnya, belajar tersenyum. Dia harus berakting hari ini, agar orangtua Jeslyn tidak mencurigai hubungan mereka yang tidak seperti pasutri pada umumnya.

“Ok Exsan Lo pasti bisa!” Ucapnya menyemangati diri sendiri.

Saat keluar dari kamar sayup-sayup Exsan mendengar suara gelak tawa Ridho dan Jeslyn.

“Apa gue langsung kabur aja ya?” Pikirnya karena merasa dirinya belum siap untuk melakukan adegan mesra didepan mertua bersama Jeslyn.

Ceklek

Suara pintu terbuka membuat Exsan terintrupsi, dia dapat melihat Olyne yang baru saja keluar dari kamar perempuan itu juga sedang fokus pada ponselnya, dia tidak menyadari keberadaan Exsan.

“Woy!” Olyne mengerjap kala mendengar seruan Exsan, “Apaan?” Jawabannya sedikit ketus. Olyne berlalu meninggalkan Exsan, dia tidak ingin berlama-lama berada di sisi lelaki aneh ini.

“Kalau gue langsung berangkat nggak papa gak si?” Tanya Exsan sembari mengikuti langkah kaki Olyne yang menuruni tangga. Sedangkan yang di tanya hanya acuh saja.

“Hello… gue bertanya juga,”

Entahlah awalnya Olyne memang senang Exsan menjadi kakak iparnya, tapi mendengar cerita kakaknya semalam membuatnya jadi sedikit benci kepada laki-laki bermarga Abigail ini.

“Lyne gu—”

“Lo punya otak nggak si? Kalau Lo berangkat duluan itu artinya Lo nggak ngehargai bokap nyokap gue! Lo samperin mereka dulu kek, kalau Lo emang nggak mau sarapan bareng seenggaknya Lo pamit,” ucap Olyne menghentikan kalimat yang ingin Exsan lontarkan. Exsan mengerjapkan matanya, dia sedikit terkejut karena cara bicara Olyne terdengar sinis.

“Yaudah biasa aja kali, guekan cuman nanya,” saat Olyne akan membalas ucapan Exsan suara dari Indah membuat nya menoleh, “Kalian berdua kok masih disana sih? Cepet sini kita sarapan,”

Olyne menatap Exsan sinis, “Samperin! Hargai juga kak Jeslyn!”

Olyne berjalan lebih dulu meninggalkan Exsan yang terdiam. Sepertinya tidak ada pilihan lain selain melaksanakan perintah Olyne.

Exsan menghela napas pelan, ektingnya akan segera dimulai. Senyumnya dia pasang seceria mungkin.

Saat akan menghampiri meja makan sebuah suara lain yang berasal dari ruang tamu memasuki gendang telinga Exsan. Dia menatap Tasya yang baru saja datang, “PAGI SEMUAAA…..” sapa perempuan itu melewati Exsan.

Tasya memeluk Indah dan menyalami Ridho, karena memang Tasya sudah menjadi teman Jeslyn dari dulu membuatnya menjadi dekat dengan Indah dan Ridho. Tasya sedikitpun tidak akan merasa canggung kepada keluarga Jeslyn. Pernah dulu saat orangtuanya bercerai Tasya menangis sejadi-jadinya di pelukan Indah, perempuan itu tidak malu bermanja-manja pada ibu dua anak itu.

Terkadang saat masih sekolah Tasya sering di traktir Ridho berbelanja, bagi keluarga Jeslyn, Tasya sudah seperti anak mereka sendiri begitupun dengan Corniel. Namun sayangnya semenjak menginjak kelas sebelas Corniel sudah jarang bertemu dengan Jeslyn, Tasya atau keluarga Altaraya. Itu karena dirinya mengikuti audisi sana-sini.

Mrs. Crazy Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang