Perasaan takut terus menghantui diluar kendali mereka, setelah berhasil meninggalkan vila tersebut lalu mereka mengerahkan semua sisa tenaga yang mereka miliki untuk mendorong mobil Rafa hingga akhirnya mereka menemukan sebuah warung makan yang disebelahnya terdapat bengkel kecil yang masih buka.
"Terimakasih Tuhan, terimakasih!" sorak Rafa kegirangan ketika menemukan sebuah warung dan bengkel kecil yang berada tidak jauh dari tempat mereka saat ini.
"Ko aneh jam segini masih buka?" tanya Tara merasa tidak nyaman.
"Udahlah jangan mikir yang aneh-aneh, seharusnya kita bersyukur soalnya ada orang yang bisa nolongin kita bukan malah curiga!" jawab Rafa menegaskan pada semuanya.
Setelah berdiskusi akhirnya mereka sepakat untuk membawa mobil Rafa ke bengkel tersebut dan sejenak beristirahat di warung makan yang terlihat masih melayani beberapa pelanggan saat itu.
"Permisi Bapak dan Ibu, kami izin ikut duduk dan beristirahat sebentar ya disini," ucap Fadly meminta izin untuk menumpang duduk lalu mereka menjawab dengan anggukan.
"Kak, lebih baik kita..." ucap Sekar tidak melanjutkan perkataannya karena Bapak dan Ibu tersebut terlihat mengalihkan pandangannya ke arah Sekar lalu menatap Sekar dengan tatapan yang tajam dan senyum yang menyeringai.
"Kalian mau pesan apa?" tanya Ibu warung tersebut menawarkan pada mereka.
"Pesen kopi susu ya Bu tapi jangan terlalu manis!" jawab Rafa yang baru saja datang dan bergabung bersama teman-temannya yang lain sementara Bapak dan Ibu yang berada di sebelah Fadly memilih untuk pergi.
Saat itu hanya Rafa yang memesan minuman sementara teman-temannya yang lain memilih untuk tidak memesan apapun karena merasa ada yang ganjil dengan warung makan dan bengkel yang mereka temukan sementara Sekar terlihat gugup dan wajahnya pucat pasi terutama saat melihat Rafa meneguk minuman yang dibuatkan oleh pemilik warung.
"Bu kalau sate yang seperti Bapak dan Ibu pesan tadi masih ada?" tanya Rafa mengejutkan teman-temannya.
"Maaf Mas tidak ada karena sate tersebut dibuat khusus untuk Bapak dan Ibu tadi," jawab Ibu pemilik warung tersebut sambil duduk dan menyisir rambutnya yang sudah memutih.
"Mobilnya udah beres jadi lebih baik kita lanjutkan perjalanan sekarang" ucap Dion yang datang dari bengkel sebelah dan mengabarkan berita baik untuk semuanya.
Setelah mendengar perkataan Dion lalu Rafa beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati Ibu pemilik warung untuk membayar pesanannya sekaligus berpamitan dan mengucapkan terimakasih karena sudah diizinkan untuk beristirahat sejenak tetapi Ibu pemilik warung tersebut menolak untuk dibayar dan memberikan pesan yang penting untuk semuanya.
"Setelah kalian pergi dari sini kalau ada yang menghambat perjalanan kalian dan menurut kalian tidak benar, jangan pernah menghentikan kendaraan kalian apapun alasannya, tetap dilanjutkan saja perjalanannya sambil berdoa sama yang di atas," ucap Ibu pemilik warung tersebut sambil tersenyum penuh arti pada mereka.
Ketika mendengar perkataan Ibu pemilik warung tersebut mereka semakin yakin bahwa ada sesuatu yang tidak beres tetapi tidak dipungkiri pula mereka sangat bersyukur atas bantuan pemilik bengkel dan Ibu penjaga warung yang sudah membantu mereka sehingga mereka bisa kembali melanjutkan perjalanan.
"Baik Bu, terimakasih banyak untuk semuanya dan sekarang kami izin pamit melanjutkan perjalanan," ucap Fadly sambil berpamitan diikuti dengan yang lainnya.
"Nak mata kamu sangat indah dan tajam," ucap Ibu pemilik warung tersebut sambil mengelus wajah Sekar yang saat itu hendak berpamitan membuat Sekar langsung berlari kedalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembur Kuntilanak
HorrorRasa penasaran kadang menjerumuskan kita pada suatu hal yang tidak terduga, begitu juga dengan apa yang dialami oleh Ashila, Dion, Fadly, Rafa dan juga Tara, mereka tidak sengaja masuk ke dalam sebuah desa yang sudah lama ditinggal oleh penghuninya...