Satu minggu berlalu, tibalah hari yang mereka tunggu, hari perkenalan bersama mahasiswa baru calon anggota organisasi pers, mereka yang nantinya akan jadi penerus lima sekawan (Ashila, Dion, Fadly, Rafa dan Tara) untuk mengelola organisasi pers kedepannya, di tahun ini jumlah peminat yang mendaftar masuk ke organisasi pers cukup banyak meski biasanya hingga akhir masa jabatan hanya tersisa beberapa orang saja yang konsisten dan bertahan, contohnya angkatan teman seperjuangan Tara, pada awalnya anggota pers berjumlah 19 orang, semakin hari jumahnya semakin berkurang dan pada akhirnya hanya tersisa lima orang yang aktif, yang lain lebih memilih keluar dan punya kesibukan masing-masing.
Salah satu alasannya karena di kampus ini ada aturan untuk mahasiswa baru di semester satu sampai semester tiga wajib memilih salah satu organisasi untuk mengisi waktu luangnya di kampus tetapi setelah memasuki semester empat, mereka diberi kebebasan untuk memilih, mereka bisa terus melanjutkan di organisasi atau memilih fokus pada kuliah, kebanyakan mahasiswa lain memilih fokus kuliah sebagai alasan untuk berhenti di dunia organisasi.
Pukul 06.00 pagi mereka sudah diberitahu untuk berkumpul di halaman kampus yang biasa disebut taman teletubies, terlihat satu persatu mahasiswa baru mulai berdatangan, Shila, Fadly dan Dionpun sudah sampai di kampus, Dion dan Fadly sedang mempersiapkan segala sesuatunya agar tidak ada barang yang tertinggal sementara Shila mulai mengabsen mahasiswa baru yang sudah datang, terlihat dibarisan lain perwakilan dari Bem, Medis dan Mapalapun tak kalah sibuk berdiskusi untuk membahas ulang rundown acara.
"Eh Tara sama Rafa ko belum datang? Emang mereka janjian datang bareng ya?" tanya Shila pada Dion dan Fadly.
"Gue ga tau, tadi pagi gue coba telepon tuh anak tapi Hpnya ga aktif," jawab Dion singkat tetapi sebenarnya merasa penasaran dengan keberadaan Tara saat ini.
"Woooi bantuin gue!" teriak Rafa dari jauh melambaikan tangan ke arah mereka.
Fadly berjalan ke arah Rafa dan membantu membawakan barang-barangnya, bawaan Raffa tergolong cukup banyak, selain membawa gitar, membawa patok tenda, Rafa juga cukup perhatian dengan membawa sleeping bag untuk keperluan bersama.
"Satu, dua, tiga, empat lalu Rafa menunjuk dirinya sendiri, lah kurang satu? Nona Tara belum datang? Ga ada yang jemput Tara? " tanya Rafa dengan wajah yang heran.
"Dari tadi Dion sudah coba menelepon Tara tapi tidak ada jawaban sepertinya Hpnya belum diaktifkan," jawab Fadly apa adanya.
"Mungkin bentar lagi juga sampai Raf, masih perjalanan kayanya," jawab Shila menenangkan teman-temannya.
"Ya udah kita ngumpul dulu aja gimana? Sambil nungguin Tara, kita perkenalan dulu sama adik-adik yang lain," usul Rafa yang langsung di setujui oleh Dion, Fadly dan Shila.
Merekapun berkumpul bersatu untuk memulai perkenalan dan pemberitahuan agenda acara hari ini dan keesokan harinya, mereka semua tidak terlihat senior dan junior, semua berbaur, bercanda tawa dan sesekali Rafa menggoda calon anggota Pers wanita, kontan kelakuan Rafa disambut gelak tawa oleh teman-temannya.
Waktu berjalan begitu cepat hingga jam sudah menunjukan pukul 07.00 pagi, semua orang sudah berkumpul terkecuali Tara, persiapan sudah selesai, bunyi mesin bus yang sedang dipanaskan dan siap untuk berangkat sudah terdengar, satu persatu mereka mulai masuk kedalam bus, acara ini diikuti 24 orang dengan rincian 13 orang peserta atau mahasiswa baru, 6 orang tim perwakilan dan 5 sekawan.
"Raf, gimana nih Tara? Gue jadi khawatir," tanya Shila.
" Udah lo ga usah khawatir, ntar juga dateng, lo masuk duluan aja Shil, pilihin tempat buat gue di sebelah lo ya!" Rafa mengedipkan mata dengan genit.
"Yee gue serius nih, gue cubit yaa!" Shila tertawa sambil mencubit Rafa.
Merekapun memutuskan untuk menunggu Tara selama 15 menit lagi, mereka berharap Tara bisa segera datang, berkali-kali mereka menghubungi Tara dan tetap tidak ada jawaban dari Hpnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lembur Kuntilanak
HorrorRasa penasaran kadang menjerumuskan kita pada suatu hal yang tidak terduga, begitu juga dengan apa yang dialami oleh Ashila, Dion, Fadly, Rafa dan juga Tara, mereka tidak sengaja masuk ke dalam sebuah desa yang sudah lama ditinggal oleh penghuninya...